Setelah sampai di Yeongdong. Jimin, Taehyung, dan Yoora bergegas turun dari mobil. Ketiga orang itu memandang keadaan sekitar, gelap sekali. Terlebih lagi, di tempat sepi yang hanya ada pepohonan seperti ini.
"Apa kau yakin lokasinya disini, Tae?" Jimin bertanya, setelah menyadari tidak ada tanda apapun di tempat mereka berdiri. Lampu sorot mobil Jimin masih menyala, sehingga bisa terlihat jelas apa yang ada dihadapan mereka. Jika biasanya, di film-film terdapat sebuah rumah atau gubuk kumuh, disana tidak ada apapun. Hanya pepohonan rindang yang mungkin tak terurus.
"Benar, Jim. Ini tempatnya." Sahut Taehyung.
"Kenapa tidak ada siapapun disini?" Yoora menyaut dari samping Taehyung, Wanita itu menggigit ujung kukunya, gelisah. Yoora khawatir bukan main, dirinya tidak bisa membayangkan, bagaimana jika anaknya disekap di tempat seperti ini? Yatuhan, Yoora takut Jihoon kenapa-kenapa.
Taehyung menoleh, memerhatikan wajah Yoora yang sudah terlihat pucat. Dengan inisiatif, Pria itu mendekat. Merangkul Yoora, mengisyaratkan semua akan baik-baik saja.
"Aku takut, Tae. Jihoon—"
"Ssstt...anak kita akan baik-baik saja, sayang." Taehyung berbisik pelan. Sontak, membuat bulu kuduk Yoora semakin meremang. "Tenang ya?" tangan Taehyung tak berhentinya mengelus bahu Yoora.
"Taehyung-ah. Lihatlah!" seru Jimin dihadapan Taehyung dan Yoora, entah sejak kapan Jimin sudah berjarak beberapa meter dari mereka. Pria itu tengah berjongkok, menatap tanah dibawahnya. Tanpa waktu lama, pasangan tadi menghampiri Jimin. "Ada jejak sepatu."
Taehyung melihat jejak yang ditunjuk Jimin, Pria itu ikut berjongkok. "Benar, ini jejak seseorang."
"AAAAA..."
Ketiga orang yang ada disana, langsung saling bertatapan.
Suara itu...
"Jihoon!" teriak Yoora. Wanita itu terkejut bukan main. Tanpa waktu lama, Wanita itu segera berlari mengikuti asal suara tersebut.
"Yoora! Astaga Yoora, tunggu aku." Taehyung segera berlari menyusul, diikuti Jimin dibelakangnya.
"Jihoon!" Yoora mulai menangis, Ia tidak bisa tenang lagi. Mendengar teriakan Jihoon seperti itu, membuat Yoora yakin, jika anaknya sedang tidak baik-baik saja. "Jihoon! Kamu dimana? Jihoon!" Yoora terus berlari mengikuti arah jalan, batinnya terus saja mengatakan; Run.
Hingga akhirnya, langkahnya terhenti. Ketika, melihat seseorang Pria bertubuh tegap membelakanginya. Disusul dengan jeritan hebat dari anak kecil yang berada didalam dekapan Pria itu.
"JIHOON!" teriak Yoora.
Sontak, membuat Pria dihadapannya berbalik, melihat Yoora yang kini sedang berdiri dengan nafas terengah-engah, disusul Taehyung dan Jimin yang berada dibelakangnya. Mereka bertiga terkejut melihat wajah pelaku yang menculik anaknya.
"A—ayah..."
Taehyung mematung. Ia tidak salah liat bukan?
Itu...
...orang itu...ayahnya?
"Mamah! Tolong akuu..."
"DIAM KAU!"
"A—ayah...kenapa...kenapa kau melakukan ini?" lirih Taehyung.
Yoora masih tak bergeming ditempatnya, ia lebih terkejut ketika tahu jika pelakunya adalah mantan mertuanya dulu—Tuan Kim. Yoora tak habis pikir, bagaimana bisa?
"Mamah...aku takut.." Jihoon menangis didalam dekapan Tuan Kim.
"Tenang ya, sayang. Semuanya bakal baik-baik aja," ucap Yoora. "Ayah—M—maksudku, Tuan Kim...kumohon lepaskan anakku. Jangan sakiti Jihoon."
"Aku akan melepaskannya, asal kau jawab pertanyaanku." Tegas Tuan Kim. Menatap tajam mata Yoora. "A—apa benar anak ini adalah anakmu dengan Kim Taehyung?"
Yoora terdiam beberapa saat, hingga akhirnya Wanita itu mengangguk samar. "Iya, dia anakku dengan Taehyung."
Badan Tuan Kim seketika lemas, tangan yang semula menyekik leher Jihoon terlepas begitu saja. Sampai anak lelaki itu berlari menjauhi Tuan Kim. Jihoon langsung memeluk tubuh Yoora dengan gemetar. "Mamah..." Jihoon menangis dalam pelukannya.
Yoora membalas pelukan anaknya, mencium lembut pucuk kepala Jihoon. Ia benar-benar khawatir, takut akan Jihoon benar-benar pergi dari hidupnya.
"Jadi...dia adalah cucuku?" gumam Tuan Kim. Namun, masih bisa didengar. Taehyung perlahan memajukan langkahnya, mendekati sang Ayah.
"Ayah..."
"Jangan mendekat, Tae." Reflek, Taehyung berhenti. "Ini semua salahku, aku salah telah memisahkan kalian...aku Ayah yang jahat, Tae. maafkan aku." Tuan Kim terisak secara tiba-tiba, sampai lelaki tua itu terduduk diatas tanah. "Maafkan aku, maafkan aku..." Tuan Kim menggelengkan kepalanya, frustasi.
"Ayah, jangan seperti itu..."
Meskipun Tuan Kim begitu jahat, tapi dalam hati Taehyung, Ayahnya tetaplah menjadi orang yang paling Ia sayangi didunia ini. Taehyung tidak memiliki siapapun selain Ayahnya. Maka, dari itu Taehyung sangat menyayanginya. Tuan Kim adalah satu-satunya harta berharga Taehyung.
"Tidak, Tae." Tuan Kim bangkit, wajahnya sudah basah akan air mata. Rambutnya acak-acakan, ekspresi lelaki tua itu terlihat sekali menyesal. "Aku tidak pantas hidup!" Tuan Kim langsung mengeluarkan sebuah pistol dalam selaku celananya.
Sontak, semua orang yang ada disana melotot seketika.
"A—ayah...apa yang—akan kau...lakukan?" Taehyung bertanya dengan bibir yang gemetar. "Ayah, jangan lakukan itu Ayah!"
Taehyung semakin panik, saat pistolnya sudah ditempelkan dikepala Tuan Kim. Tangannya sudah siap menarik pelatuk pistolnya.
"AYAH, APA KAU SUDAH GILA?!" Teriak Taehyung. Pria itu langsung berlari, mengambil alih pistol tersebut. Tuan Kim masih menggenggam pelatuknya, meskipun Taehyung sudah menurunkan benda tersebut dari kepala Tuan Kim. Namun, karena Tuan Kim lengah dan pikirannya kosong. Jarinya tak sengaja menarik pelatuknya, hingga pistol tersebut menembak sasaran yang salah.
DORR!!
"TAEHYUNG!"
"KIM TAEHYUNG!"
"DADDY!"
Maafkan aku, batin Tuan Kim.
END
...
tinggal epilogue, ya? hehehe
KAMU SEDANG MEMBACA
BETWEEN YOU AND ME [US] ✔
FanfictionKim Taehyung Han Yoora Ji Jeon Jungkook ••• "Aku yang menggugat, dan aku juga yang membuat kami berpisah. Tapi, disisi lain aku masih mencintainya. Apakah ini benar? Apakah ini akan membuat diriku lebih terluka?" -Han Yoora Ji. "Tidak. Aku adalah...