BANDUNG sedang berangkat menuju senja tatkala seorang lelaki Kumal menyusuri lorong Palasari,surga kecil bagi para pemburu buku.Tubuh kurusnya dibalut jaket denim belel.Rambut ikal seleher hampir menutupi wajahnya yang entah kapan terakhir kali ia cuci.Sepatu kets lusuh mengiringi langkahnya.Ia edarkan pandangan,mencari emas diantara banyaknya tumpukan yang menjulang.Ada empat karya sastra yang sedang ia incar,dan kesemuanya bukan barang yang mudah di dapat.Di ujung lorong,kakinya tertambat pada toko yang terkenal sebagai penyuplai buku langka.Nahas,hari ini bukanlah hari keberuntungannya.Toko tersebut tidak sanggup memenuhi keinginannya.Dari semua judul yang ia ajukan,tak satupun tersedia.Toko itu seperti kebanyakan toko di Palasari menawarkan cetakan tidak resmi,bajakan,dengan harga jauh lebih murah sebagai alternatif.Namun,ia sama sekali tidak berminat.Saat memutar tubuh dan beranjak pergi,lelaki itu menabrak seseorang.Tiga buah buku yang didekap orang itu jatuh berserakan.
"Maaf",ujar lelaki itu sambil menunduk memunguti buku yang terjatuh.
"Enggak apa apa",jawab sebuah suara lembut.
Lelaki itu hendak mengembalikan buku-buku yang telah dipungutnya,ketika tatapan mereka,untuk pertama kalinya,bertemu.Entah karna rambut panjang berombak sang pemilik buku yang berpendar, disapu kuning lembayung yang mengintip dari sela bangunan,entah karena struktur wajahnya yang mengingatkan lelaki itu pada dongeng tentang perempuan uyghur nan jauh disana,atau karena mata emasnya yang mampu menyesatkan seseorang yang memandangnya,gadis itu telah membuat jagatnya sejenak berhenti.
Sang gadis tersenyum,mengangguk mohon diri,lantas pergi sementara lelaki itu masih terhipnotis.Setelah jagatnya kembali berputar seperti sediakala lelaki itu menertawakan dirinya sendiri yang barusan bisa begitu kikuk.Ia lanjut beredar,ke toko buku yang lain.Tanpa membawa kertas catatan,semua nama pengarang dan judul sudah dihafalkannya diluar kepala.
Orang-orang bilang ia memiliki ingatan fotografis.Ia masih mampu merekam jelas suasana pantai Santolo yang ia lihat ketika TK-cinta pertamanya pada Indonesia.Ia masih mampu merekam jelas salah satu episode hidupnya saat berusia delapan tahun,kala seorang ának bongsor memukulinya karena alasan yang tak ia paham.Ia masih mampu merekam jelas mimik salah satu guru SMP-nya yang berang, sewaktu ia mengacungkan jari tengah sehabis guru itu memberikan pernyataan bahwa ia berasal dari keluarga eks tapol-tentu saja saat itu ia belum mengerti apa arti dari kata "eks tapol",yang ia mengerti adalah hampir semua tentangga membenci keluarganya hanya karena sematan "gelar" tersebut.Kini,ia juga masih mampu merekam jelas wajah gadis itu.Ia bahkan ingat letak tahi lalat mungil,yang berada di sudut kanan pelupuk mata sang gadis,dan geligi rapi yang tersirat dibelakang bibirnya yang sempat tersimpul.Dan entah bagaimana,ia merasakan ada bagian dari dirinya yang turut pergi bersama derap langkah sang gadis,yang lenyap di kelokan lorong.
********
KAMU SEDANG MEMBACA
Konspirasi Alam Semesta
Romancecerita konspirasi alam semesta oleh:fiersa bersari