Deny

11.8K 838 5
                                    

Author's pov

Citt..

Elsya tiba-tiba merasakan pergerakan roda mobil yang ia kendarai tidak stabil, ia perlahan menghentikan mobilnya.

Melihat mobil Elsya menepi dan berhenti Shain akhirnya menjadi menepikan mobilnya juga.

Elsya beranjak keluar untuk mengecek apa yang terjadi.

Raut wajah Elsya seketika berubah menjadi masam saat melihat salah satu roda mobilnya kempes.

Elsya melipat tangannya didepan dada lalu menyenderkan tubuh rampingnya pada mobilnya itu.

Hari ini suasana hati Elsya benar-benar kacau, keadaan seakan menguji emosinya.

Setelah masalah yang ia alami dengan pria bernama Bryan berakhir, kini justru roda mobilnya berulah.

Elsya mengusap rambutnya frustasi. "Ya tuhan.. kenapa harus sekarang?" batin Elsya menggerutu.

Shain perlahan menghampiri Elsya.

"Masuk ke mobilku sekarang" perintah Shain

"Tapi bagaimana dengan mobilku?" tanya Elsya

Shain tak menjawab pertanyaan Elsya, ia malah berkutat dengan ponselnya menghubungi seseorang diseberang telepon.

Pertanyaan yang Elsya lontarkan tak ditanggapi membuat ia menghembuskan nafasnya perlahan mencoba terbiasa dengan perlakuan Shain yang terkadang menyebalkan.

'Iya Shain ada yang bisa ku bantu?'

"Tangani mobil Elsya sekarang"

'Baik, aku kesana sekarang'

Klik

Panggilan berakhir dengan singkat.

Perhatian Shain kini beralih pada perempuan dihadapannya itu.

Elsya yang ditatap demikian seketika menggigit bibir bawahnya menahan rasa gugup seperti yang ia rasakan saat pertama kali bertemu.

Riak pertanyaan tiba-tiba muncul dalam kepala Elsya membuat ia kebingungan dengan rasa aneh yang menjalar hingga sekarang.

Elsya tak mampu menahan tatapan dingin Shain, tubuhnya sontak terdiam kaku dan hanya bisa menunduk malu.

Tak sampai 5 menit, Ben akhirnya datang beserta beberapa bawahannya.

"Tangani mobil ini sampai tuntas" perintah Shain dan menunjuk mobil Elsya.

"Baik Shain"

Elsya hanya bisa termangu melihat Shain dengan mudahnya mengatasi masalah mobilnya.

"Tunggu apalagi?" tanya Shain membuat Elsya terhenyak dari pikirannya

Bukannya bergegas pergi, Elsya justru terjebak dengan pemandangan wajah Shain dihadapannya itu, entah kenapa ia ingin melihat lebih detail dengan jarak yang begitu dekat.

Ada rasa keingintahuan yang begitu kuat mengapa sosok Shain begitu dingin dan datar seolah mengemban beban berat yang tersirat.

Tatapan dingin Shain seolah menyampaikan jika didalamnya penuh luka dan duka.

"Apa yang kau lihat?" Tanya Shain lebih dekat lagi ke wajah Elsya dengan jarak 5 centi

"Kau" jawab Elsya reflek menutup mulutnya

Elsya seketika mencela diri dalam hati karena ketidaksengajaannya menjawab dengan terus terang.

Shain sontak mengalihkan pandangannya saat Elsya menjawab demikian.

You're My Destiny Gxg ✔ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang