Jimin merasa ada yang mengguncang bahunya. Jiyeon melakukannya. Pria itu melenguh, bahkan tangannya terangkat untuk menarik selimutnya agar seluruh tubuhnya tertutup.
Jiyeon menghela napas. Dia berusaha untuk menarik selimut yang menutupi Jimin, tapi tenaga Jimin lebih kuat untuk menahan selimutnya.
"Daddy, wake up!"
Spontan, Jimin membuka matanya. Yah, dia baru sadar jika sekarang adalah hari ulang tahunnya. Dan Jimin juga baru sadar jika dirinya mengajak Jiyeon untuk pergi jalan-jalan.
"Jam berapa sekarang?"
"Setengah delapan," jawab Jiyeon. "Ayolah, sejak kapan seorang Park Jimin jadi pemalas di hari ulang tahunnya?"
Jimin seperti tak asing dengan perkataan Jiyeon. Dia pernah mendengarnya sebelum Jiyeon mengatakannya.
Jiyeon yang sibuk mengutak-atik ponselnya di pinggir ranjang pun dikejutkan dengan pinggangnya yang di tarik dan di putar dari belakang. Gadis itu mengerang malu karena wajahnya berhenti tepat di depan wajah Jimin.
Jimin yang melihat reaksi Jiyeon hanya bisa tertawa kecil. "Yak, sejak kapan mulutmu liar seperti tadi, eoh?"
"Aku bersumpah, aku tahu hal itu dari Taehyung!" ucap Jiyeon sambil menyembunyikan wajahnya ke dada Jimin.
"Pantas saja telingaku tidak asing mendengarnya," ujar Jimin. "Kau sudah mandi?"
"Sudah," jawab Jiyeon. "Mandi sana."
Jimin mengecup bibir Jiyeon sebelum masuk ke kamar mandi. Jiyeon hanya bisa menggekengkan kepalanya. Lagi pula, ini hari ulang tahun Jimin. Jangan sampai merusak hari besarnya.
Tok! Tok!
"Jiyeon?"
Jiyeon mengerjap kala mendengar suara yang tak asing memanggilnya. "Hyera? Ada apa?"
"Setelah sarapan, bisa ke kamar sebentar?"
***
"Oh, heh! Kau serius?"
Jiyeon terkejut dengan bisikan Hyera yang ingin mendandaninya. Astaga, dia dan Jimin hanya jalan-jalan. Kenapa harus berdandan?
Jangan lupakan tiga pria dewasa yang memakan jatah sarapannya dan mendengar perbincangan Jiyeon dan juga Hyera.
Soojin memilih diam dan menampilkan senyumnya.
Hyera menarik tangan Jiyeon agar gadis itu bangkit dari duduknya. "Ayolah. Sekali ini saja."
"Ti-dak," ucap Jiyeon sambil menggeleng dan mempertahankan posisi duduknya. "Aku tidak suka jika tidak penting."
Grep!
Mampus, jika keduanya turun, Jiyeon tidak bisa berkutik.
Soojin menahan bahunya dan menuntun Jiyeon untuk berdiri. "Hei, Eonni. Ini hari spesial, jadikan hari ini lebih spesial di matamu."
"Benar sekali!" Hyera tergelak sambil menarik kedua tangan Jiyeon. "Soojin, bantu aku membawanya ke kamar."
"Yak, yak, yak!"
Jimin hanya bisa menggelengkan kepalanya setelah ketiga gadis itu mulai menaiki tangga dan masuk ke kamar Taehyung. Pria itu terkekeh sebelum meminum teh herbal yang ia buat.
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] S. Daddy - P. Babygirl
Fanfiction[BACA TERLEBIH DAHULU TRILOGY = SD + BG] S. Daddy [Sexy Daddy] P. Babygirl [Princess Babygirl] Lee Jiyeon -Siswa tingkat akhir- tidak pernah diberi kebebasan dalam mengejar cita-citanya oleh ayahnya. Kerja, kerja dan kerja. Ayahnya selalu saja menek...