Part 001

69 14 2
                                    

Pagi ini matahari bersinar sangat terang burung-burung berkicau riang.

“Tring! Tring!” Suara pedang menggema.

Nampak dua orang pria tengah beradu pedang. Itu adalah pangeran khalim dan gurunya sekaligus pamannya, panglima Hasan bin Muhammad Rasyidin Akbar.

“Pangeran kau semakin hebat saja ya,” ujar panglima Hasan sambil mengayunkan pedangnya kearah pangeran khalim,tetapi pangeran khalim berhasil menangkis semua serang-serangan yang diarah kepadanya.

“Tentu saja ,ini semua berkat latihan kuselama ini dan juga ilmu-ilmu yang paman berikan padaku," kata pangeran khalim.

“Baiklah, kurasa cukup untuk hari ini,” ujar panglima Hasan kemudian menyarung pedangnya. Pangeran khalim pun mengangguk dan segera menghentikan latihannya.

“Kalau begitu paman pergi dulu , Assalamualikum Warahmatullahi Wabarakatuh pangeran," kata Panglima Hasan berlalu pergi meninggalkan pangeran Khalim yang masih disana.

“Wa’alaikumsallam Wr Wb, paman”balas pangeran.

Setelah itu ia duduk dibawah sebuah pohon untuk beristirahat sejenak. Diteguknya air minum yang ia bawa tadi dengan harapan bisa menghilang sedikit lelah yang ada ditubuhnya.

“Srrrreett!!"tiba-tiba sebuah panah melesat entah dari mana hampir mengenai pangeran khalim. Untung saja ia cepat menghindar,sehingga panah itu menancap dipohon dan tak mengenai pangeran khalim.

Dicabutnya panah yang tertancap dipohon itu dan mengambil sebuah kain putih yang melilit dipanah itu.
Dikain itu ada sebuah kalimat yang bertuliskan:
“ Pangeran Khalim temui aku didekat ditaman istana, sekarang."

Kemudian dengan segera pangeran khalim pergi ketaman istana. Ditengah perjalanan menuju taman istana ia bertemu dengan Husein bin Malik, ia adalah anak salah satu menteri dari Kerajaan Al-Matin.

“Apa yang dilakukannya disini?," gumam pangeran khalim.

“Assalamualikum Wr Wb, Pangeran mahkota," sapa Husein sambil sedikit menunduk.

“Wa’alaikumsallam Wr Wb,  Husein," balas pangeran khalim sambil agak tersenyum terpaksa. Sejujurnya, pangeran khalim sama sekali tidak menyukai orang Ini, sejak pertama entah mengapa ia merasakan firasat buruk mengenai Husein.

Lalu tiba-tiba seekor kuda muncul  dan berlari kencang Kearah pangeran khalim. Tetapi Husein berhasil menarik pangeran khalim kepinggir jalan.

“Terimakasih."

“Sama-sama,Sebaiknya pangeran lebih berhati-hati lagi mulai saat ini,Karna kita tidak tahu kapan sebuah kesialan bisa menimpa kita, benarkan pangeran?”

“Iya benar, mulai saat ini aku akan lebih berhati-hati," ujar pangeran khalim kemudian melangkahkan kakinya meninggalkan  Husein.

“Ingat pangeran berhati-hatilah”teriak Husein dari kejauhan.

Sesampai pangeran khalim ditaman istana.

Pangeran Khalim POV

Kuarahkan pandangan kesegala arah sambil berjalan menyusuri jalan ditaman ini yang kanan dan kiri ditumbuhi berbagai macam bunga yang cantik nan Indah. kuhentikan langkah kaki ku ketika aku mendapat sesosok wanita cantik berkerudung hitam dengan gamis senada sedang berdiri ditepi kolam ikan.Dan wanita itu adalah Tuan putri Nur Adillah dari Kerajaan Al-Matin Dan ia adalah tunangan ku. Pantas saja  Husein ada disini.

“Pangeran mahkota," ujarnya sedikit terkejut akan kehadiranku.

Pada saat aku hendak menghampiri Putri Nur Adillah tiba-tiba saja ia merasa sangat lemas, penglihatan ku berkunang-kunang dan  semuanya berubah menjadi gelap gulita.

***
Aku mengerjapkan mata berulang kali sambil memijit-mijit kening ku, kepala ku terasa sangat berat dan pusing.

“Tuan putri Adillah!," seru terkejut saat melihat tubuh tuan putri Nur Adillah yang sudah mengambang diatas kolam.

Aku ingin sekali menyelamatkan putri Adillah tetapi, tubuh ini begitu lemas dan kepala ku kembali terasa sangat pusing hebat.

“Arrrggggg!,“teriakku.

Disaat yang bersamaan  Husein datang dan langsung masuk kedalam kolam mencoba menyelamatkan putri Adillah, Husein kemudian melakukan pertolongan pertama namun tidak ada reaksi dari tuan putri Adillah.

“Apa yang Kau lakukan kepada tuan putri ?,"tanya Husein sambil mengguncang-guncangkan tubuhku yang terbaring lemas disamping kolam. Aku hanya terdiam dengan wajah yang bercucuran keringat dan tubuh yang gemetaran. Karna aku juga tidak tahu apa yang sedang terjadi disini.

***
Sekarang Tuan Putri Nur Adillah sudah  berada disebuah rumah seorang tabib dengan kondisi tidak sadarkan diri.

“Bagaimana keadaan tuan putri sekarang?," tanya  Husein kepada tabib.

“ kini tuan putri sudah baik-baik saja, Untung saja dia cepat dibawa kemari," kata sang tabib.

“Aku harap Kau tidak memberi tahu kepada siapapun tentang keadaan tuan putri sekarang, termasuk Yang mulia Raja dan Yang mulia Ratu, Kau mengerti?," ujar Husein sambil mengacungkan sebuah belati keleher sang tabib.

“I-iya saya mengerti."

“Bagus tolong kau rawat tuan putri dengan baik, ini untukmu," kata Husein sambil menyodorkan sebuah bungkusan berisi sejumlah kepingan emas kepada sang tabib.

“Tuan putri, mengapa kau harus mengalami semua ini pada saat semua tujuan kita hampir tercapai?," ujar Husein.

“Membalas semua perbuatan mereka dan membuat mereka menderita," kata  Husein kemudian berlalu keluar.
Diluar rumah sang tabib, terlihat beberapa orang pria bertubuh besar   tengah berdiri berjaga-jaga.

“Kalian berdua jaga tempat ini dan jangan sampai ada orang yang curiga bahwa tuan putri ada disini," seru Husein kepada dua orang pria itu.

“Baik tuan,” jawab mereka serempak.

***

The mask of The Queen Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang