"Park, hilangkan seringaian menyebalkanmu itu sebelum aku merobek mulutmu. Kau sangat mengangguku, tahu?" ucapan Kim Yara, si adik Kim Taehyung itu justru membuat seringaian yang melekat di wajahya semakin melebar.
Dengan alis naik-turun, Jimin berkata, "Kenapa? Jangan bilang, kau sudah kalah, ya?" godanya sambil mengerlingkan mata ke arah Yara. Sungguh, saat pipi gadisnya memerah, Yara terlihat seratus kali lebih menggemaskan dari sebelumnya. Yang lebih menggemaskannya lagi adalah, Yara tak mau mengakui kekalahanya.
Yara benci mengaku kalau dia sudah kalah sejak awal. Dia kalah telak karena telah mencintai dan jatuh sangat dalam untuk Park Jimin.
Gadis bertubuh mungil itu menggeleng dengan wajah merah padam yang terpancar jelas bahwa Yara sedang menahan malu. "Tidak! Hei, kuperingatkan sekali lagi ya, Tuan Park yang sok tampan. Aku ini tidak akan pernah menyukai om-om sepertimu, oke?" ucapnya sambil menekankan kalimat terakhirnya.
Jimin berdecih malas. Padahal kalau gadis itu mengaku, semuanya akan lebih mudah. Tapi yah, karena Jimin adalah pria paling peka yang memahami perasaan seorang wanita dengan sangat baik, maka dia iyakan saja ucapan Yara.
Gadis itu terlalu gengsi untuk mengakui perasaannya, yang penting semua orang sudah tahu kalau Yara adalah miliknya. Milik Park Jimin seorang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Blossom
Fanfiction"Park, hilangkan seringaian menyebalkanmu itu sebelum aku merobek mulutmu. Kau sangat mengangguku, tahu?" ucapan Kim Yara, si adik Kim Taehyung itu justru membuat seringaian yang melekat di wajahya semakin melebar. Dengan alis naik-turun, Jimin berk...