13. Aku akan ke Jerman?

27 3 2
                                    

"Lala” panggil seseorang yang tak lain adalah Bosku di kantor

“selamat pagi pak” Aku menunduk sesopan mungkin. “ada yang bisa Saya bantu?”

“ya. Sesegera mungkin kamu harus naik jabatan”

Aku tersenyum bergembira. Belum lama aku bekerja di perusahaan ini. Namun, sekarang Pak Bos memberiku kesempatan untuk naik jabatan. Aku cukup senang

“apa yang harus saya lakukan Pak?” tanyaku

“ada sebuah proyek yang harus kamu urus. Saya yakin kamu bisa mengurusnya, jika proyek ini berhasil kamu saya angkat menjadi Manager  di perusahaan ini”

“boleh saya tahu proyek apa itu pak?”

“begini Lala. Mungkin ini cukup berat. Namun saya mempercayakannya kepadamu mengingat hasil kerjamu selama 2 tahun ini. Kamu bekerja tanpa kenal lelah”
pujinya padaku. Aku masih diam mendengarkan penjelasannya. Dia melanjutkan..

“Lala, proyek ini untuk membangun kesuksesan perusahaan kita. Perusahaan kita bekerja sama dengan perusahaan yang ada di Luar Negeri. Tepatnya di Eropa. Untuk itu aku mengirimmu kesana untuk membantu menyelesaikan proyek ini. Selama kamu disana, perusahaan yang akan menanggung semua kebutuhanmu. Termasuk tempat tinggalmu beserta tiket pergi dan kembalinya kamu kesini”

“jika saya boleh tahu proyek apa ini pak? Kenapa saya harus dikirim kesana?” tanyaku hati-hati.

“ini proyek untuk produk baru kita. Mereka akan mempromosikannya lewat perusahaan iklan terkenal disana. Untuk di Indonesia sendiri saya sudah mengurusnya. Jadi saya pikir kamu harus saya kirim kesana”

“berapa lama waktu saya disana Pak? Dan dimana tepatnya saya akan bekerja?”

“hanya 2 bulan. Untuk pergi kesana, saya akan menemanimu sampai 4 hari. Selanjutnya kamu yang mengatur semuanya. Di Eropa, tepatnya di Jerman”

Apa? Jerman?

Rasanya negeri itu tidak asing. Aku belum pernah pergi kesana, namun negeri itu mengingatkanku kepada seseorang. Seseorang yang sangat kurindukan. Seseorang yang tidak kuketahui bagaimana dia sekarang. Apakah dia masih ada di Jerman?

“bagaimana Lala? Apakah kamu bersedia? Saya berharap banyak terhadapmu. Mereka tidak akan bisa bekerja dengan lancar jika tidak ada yang memandu dari Indonesia sendiri"

Untuk kesuksesan ini, untuk perjuangan ini, dan untuk kenaikan jabatan aku yakin aku mampu melakukannya.

“Saya akan mencobanya” jawabku

“Saya percaya kamu bisa melakukannya. Saya percaya itu”

“kapan saya akan pergi pak?”

“besok. Ini tidak bisa ditunda terlalu lama lagi”

Mendadak sekali pikirku.

.........

“Apa? Jerman? Untuk apa?” tanya Mama saat aku meminta ijinnya.

“ada proyek yang harus Lala selesaikan. Tidak lama kok ma, hanya 2 bulan”

“2 bulan sangat lama Lala. Selama ini mama memberimu ijin untuk tetap di Yogyakarta karena mama rasa mama bisa menempuh kesana kapan saja. Namun Jerman, itu sangat jauh”

“Ma, Lala bukan akan tinggal di Jerman. Lala kesana untuk bekerja. Ayolah ma, ini untuk kesuksesan Lala”

“jika kamu tidak kesana pun mama yakin kamu masih bisa makan”

“tentu saja bisa. Namun sampai kapan? Mama mau liat Lala jadi pengangguran? Jika proyek ini berhasil Lala akan diangkat jadi Manager. Bosan jadi karyawan terus”

“kenapa sih kamu tidak ambil alih perusahaan papa kamu saja?”

“Ma, suatu saat nanti Lala akan ambil alih perusahaan Papa. Namun untuk sekarang, Lala ingin berjuang sendiri. Perjuangan Lala sangat lancar Ma. Belum lama Lala bekerja diperusahaan ini, namun posisi Manager ini hampir Lala raih. Ini karena Lala sudah dipercaya oleh Bos Lala sendiri."

Kudengar Mama mengeluarkan nafas yang panjang

“Baiklah. Mama hanya bisa mendoakan yang terbaik untukmu”

“Mama harus merestui Lala. Mama gak mau kan Lala kenapa-kenapa? Mama harus doain kesuksesan Lala”

“Mama selalu mendoakanmu. Bekerjalah dengan baik. Mama yakin kamu bisa. Dan jangan lupa untuk selalu berdoa. Jangan sampai pekerjaanmu mengganggu jam istirahatmu”

“Mama tenang saja, Lala bisa jaga diri Lala dengan baik”

“baiklah. Sebelum kamu pergi kamu harus menelpon Papamu terlebih dahulu”

“Lala yakin papa juga akan seperti mama. Mulanya bawel tapi pasti mengijinkan Lala”

“Kamu ini ada-ada saja”

“yaudah, Mama dan papa juga baik-baik di Jakarta yaa. I miss you Mom.”

“iyaa sayang. Miss you too”

Huhhh. Persiapan sudah selesai. Malam ini aku harus tidur lebih cepat agar keesokan harinya bisa bangun tepat waktu. Aku tidak ingin mengecewakan Bosku. Sebelum tidur, aku mengirim pesan kepada teman-temanku untuk mendoakanku. Aku juga kembali menelpon papa. Sudah bisa ditebak, anak perempuan satu-satunya akan terbang ke Eropa selama 2 bulan. Papa lebih bawel dari mama. Beruntungnya papa cukup mengerti setelah mati-matian aku meyakinkannya. Terimakasih papa jawabku akhir tadi.

Dan untuk malam ini, entah mimpi seperti apa yang mendatangi tidurku. Sungguh, sedikitpun aku tidak menyangka akan terbang ke Jerman. Ke negeri seseorang yang sangat kurindukan. Namun, apakah Dia masih ada disana?
Tuhan, aku sangat merindukannya.





****
Haiiii 🤗
Akhirnya aku up juga. Bakalan double nih loh. Belum hilang kan feelnya? 😂
Yang nyarik'in Rizky mana ya kemaren?

Happy reading 😊

MUNGKIN, AKU ISTIMEWATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang