#1

11 2 0
                                    


🎹🎹

Suara piano yg berdenting indah memenuhi ruang keluarga. Sendaritadi disana ada kakak beradik yg bernyanyi bersama dengan sang kakak mengelitiki tuts tuts hitam putih yang berjejer rapi.

Almost............

Almost is never enough.....

So close to being in love.........

If I would have known that you wanted me.......

The way I wanted you.........

Then maybe we wouldn't be two worlds apart.......

But right here in each others arms........

Here we almost........

we almost knew what love was.......

But almost is never enough.......

If I could change the world overnight

( suara indah yg sedikit serak sang adik masuk menggantikan suara sang kakak yg melantun indah nan lembut, hingga tiba saatnya nanti ia menghentikan suara indahnya dan membiarkan penyayi utama bersinar di panggung nya.)

There'd be no such thing as goodbye

You'll be standing right where you were

And we'd get the chance we deserve oh.....

Try to deny it as much as you want......

But in time our feelings will show....

'Cause sooner or later.........

We'll wonder why we gave up.......

Truth is everyone knows........

Almost.........
Almost is never enough...... (Is never enough, babe)

We were so close to being in love...... (So close)

If I would have known that you wanted me........

The way I wanted you.........., babe

Then maybe we wouldn't be two worlds apart.....

But right here in each others arms....

And we almost........

We almost knew what love was....

But almost is never enough.....

Setelah konser pendek di ruang keluarga matanya menelusuri ruangan mencari sesuatu yg sendaritadi memperhatikannya dengan mata biru yg indah.

"Mocca... Come here baby" kucing Lucu berwarna coklat karamel itu datang menghampiri fani
"meow"
"kak, Mocca kayanya perlu perawatan deh, dia tadi pagi habis guling guling di halaman belakang." ujarnya ketus dan dingin dari bocah smp tanpa melihat lawan bicaranya.
"hmm, nanti aja agak sorean dikit."
Fani mengelus bulu mocca yg memang sudah agak kotor hingga ada debu debu halus menempel di tangan fani.

Piano, bela diri, belajar tanpa batas, memasak, serta berkas berkas yg di balut berbagai macam map berwarna selalu menemani fani menjalani hari hari. Itu semua selalu di lakukannya selama dua tahun ini. Dia hanya bergelut dengan pekerjaan dan selalu menyibukkan diri agar ia tak berlarut larut dalam kenangan manyedihkan dan menyakitkan hati. Hanya untuk melupakan sejenak orang yang sedari lama menyayanginya, selalu mendahulukan dirinya di setiap kepentingan, bahkan membiarkan dirinya hancur demi kebahagiaan fani, tidak memberitahu fani saat dimana dirinya sendiri dalam kesakitan, kesakitan mental maupun batin.
Fani merasa bersalah karena telah mengacuhkannya dan lebih memilih anak lelaki yang nyatanya tak mencintainya atau menyayanginya sama sekali. ketika bocah lelaki itu pergi dengan sahabatnya sendiri, Dan bocah lelaki yg menyayanginya pun pergi meninggalkannya, setelah selama ini menyembunyikan kesakitannya. Fani hancur, orang yg dia kira mencintainya pergi meninggalkannya dan memilih sahabat baiknya sendiri dan bocah lelaki yg selalu mendahulukan fani di atas kepentingannya pun meninggalkan fani.
Sekarang Fani tak lagi sama. Keceriaan nya, senyum yg tak pernah hilang dari wajahnya walaupun ia tersakiti, kepeduliannya. Sekarang sudah terganti dengan sikap cuek dan bodo amat pada dirinya sendiri. Tapi bersama orang lain ia tetap memperlihatkan senyumnya, keramahannya, kepeduliannya pada setiap orang, walaupun bukan senyumnya yg dulu. Ia terlihat sangat ceria, semua melihatnya bahwa fani mempunyai hidup sempurna. Tapi kenyataannya semua itu hanya lah topeng berlapis untuk menyembunyikan kesedihan dan kesakitan terdalam yg telah di torehkan kepadanya.

🐈🐈🐈🐈🐈🐈🐈🐈🐈

Fani sudah siap memakai celana training Grey serta sweater kebesaran berwarna tosca, serta spatu berwarna putih di padu toska dan jangan lupa wajah cantik nya yg polos tanpa sentuhan make up terlihat imut dengan kacamata bulat berwarna perak itu, dan di punggungnya ada tas ransel berwarna hitam dengan garis garis Pink berisi beberapa map dan laptop bermerek apel yg di gigit.
   Dengan muka datar dia pergi ke ruang keluarga dimana Alex sedang bermain ps.

"mana Mocca?" fani bertanya pada Alex
"di rumah pohonnya, sedang tidur siang" ucap Alex tanpa melihat ke arah kakaknya yg tersayang
"baiklah, gua mau pergi ke kantor, gua pulang sama dady, okay!" ucap fani lalu mencium sekilas pipi kiri adiknya yg bak dewa Yunani itu.
"dah, hati hati" ucap Alex sekali lagi tanpa melihat kepada fani dia terlalu larut dengan layar besar yg tertempel di dinding, tapi kali ini  dia menyungging kan senyum.
      Alex rindu akan kakak nya yang dulu yg slalu memperhatikannya dan memanjakannya yg berakhir 2 tahun lalu setelah 2 kejadian yg amat mengguncang fani. Tapi fani tetap menjadi orang yg paling menyayanginya dan slalu mengkhawatirkan nya bahkan lenih dari mama.

Fani melenggang pergi menjauh dari Alex dan mendekat ke arah rumah pohon Mocca, ia akan menaruh Mocca di salon dan akan menjemputnya bersama dady nanti, ia melihat Mocca sedang menjilat tangan tangan mungilnya itu

🌈🌈🌈🌈

Setelah mengantarkan Mocca ke salon yg tidak jauh dari kantor Daddy-nya, Fani sekarang sudah berada di depan pintu otomatis kantor stuard company, milik daddy nya.
Tanpa banyak basa basi lagi fani masuk dan sang resepsionis memberi salam dan senyuman kpd Fani dan Fani pun memberikan senyuman termanis kepada karyawan karyawan di sini yg sepanjang jalan selalu menyapa Fani.
 

  Fani segera masuk lift dan menekan tombol 25 menuju lantai teratas, dimana kantor dadynya berada. Ia mengulas senyum sedikit ketika Melihat sekretaris ayahnya, yg memang sudah dekat dengan fani. Fani membuka pintu kayu besar berwarna coklat dengan desain geometris dari bahan besi anti karat yg menampilkan desain minimalist tapi mewah. 
  Di balik pintu itu seorang pria tampan yg tak kehilangan ketampanan walau usianya sudah tidak muda lagi, mendonggakkan wajahnya melihat siapa yg datang, tapi setelah melihat putri kesayangan nya berjalan mendekati dirinya, senyuman manis otomatis terukir di wajahnya.
     Fani pun tersenyum manis melihat Daddy - nya yang melihat lurus ke arahnya dengan senyum menawan yg selalu di tampilkan. Tanpa basa basi fani langsung duduk di depan sang daddy mengeluarkan beberapa map yg di bawa ya tadi serta benda elektronik dengan logo apel tergigit di tengahnya.
"udah dateng?" ucap Janson, daddy fani memecah keheningan.
"Daddy masih nanya?" ucap fani dengan menaikkan alisnya.
"hemmm, kamu nga bawain sesuatu buat daddy?" ucap janson dengan harapan, iya memang setiap fani datang ke kantor ia slalu membawakan makanan buatannya untuk sang daddy.
   Fani tersenyum dan mangambil tas ranselnya dan mengeluarkan kotak makan hitam berisi makanan yg ia buat sebelum kesini.
"nih" ucap fani menaruh kotak makan tersebut ke hadapan daddynya.
"alhamdulillah, makasih anak Daddy yang paling cantik" ucap sang  daddy sambil manangkup kedua pipi fani dan mencium nya bergantian. Sedangkan fani hanya melihat daddynya dengan tatapan dan senyuman yg tidak bisa diartikan.
   Inilah yg Fani inginkan dari semua hal hal gila yang ia lakukan, ia ingin melihat kebahagiaan dan senyum orang lain dengan segala perbuatannya, melihat mereka bahagia membuat dirinya pun merasakan kebahagiaan itu, karna sepertinya dirinya sendiri tidak sanggup untuk hidup bahagia. Fani tahu setiap orang berhak bahagia se buruk apapun mereka dahulu maupun sekarang, tapi Fani ragu apakah benar ia bisa bahagia tanpa seorang yang dari dulu bersamanya.

............... TBC..................

Ingat setiap orang berhak untuk hidup bahagia seburuk apapun kamu dahulu maupun sekarang.

-fani levia stuard


🌈🌈🌈🌈🌈🌈🌈🌈
Holla ketemu lagi bareng author maafkan author ya karna nga pernah update lagi, author kalo nulis di cicil cicil soalnya ya gitulah ya biasa program pemerintah yg menyebabkan semua ini dengan kata kata "full days school" iyasih liburnya 2 days but tugasnya udah kaya gunung everest, hampir tidak bisa di takhlukkan. Yaudah inget jangan cuma jadi "gosh readers" klik bintang trus komen yaa see you again baby ❤️

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 27, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

When? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang