Scene #3

844 116 15
                                    



Kai baru saja keluar dari ruang meeting setelah menyelesaikan hampir setengah pekerjaannya dia bahkan bisa merasakan kaku hampir diseluruh tubuhnya, meeting dengan para petinggi perusahaan ditambah dengan berita mengenai dirinya atau lebih tepatnya sekarang berita itu mengenai adiknya yang juga sempat menjadi bahan perbincangan di meetingnya membuatnya sedikit kesal. Kepribadiannya memang tidak menyenangkan bahkan bisa dia membuat siapapun menunduk ketakutan itu sebabnya bagi para petinggi perusahaan yang mengenalnya dan Jong-in, terutama bagi para tetua, tentu mereka akan dengan sangat antusias membandingkan kepribadiannya dengan Jong-in.

"Kau sudah selesai?" Sambut seorang pria yang tengah menatap TV yang tengah menampilkan adik laki-lakinya yang seharian ini membuat moodnya hancur sesaat dia masuk keruangannya.

"Interview atau konferensi pers." Tanya Kai yang sejujurnya tidak terlalu tertarik, dia mengambil gelas dan mengisinya dengan air putih.

"Interview biasa diacara peragaan busana, bagaimana dengan meeting mu."

" kapan orang-orang tua itu lengser, membuat sakit kepala saja. " ujar Kai terdengar kesal sedangkan pria itu hanya tersenyum menanggapi presedirnya mengeluh.

" apa mungkin dia memiliki kriteria gadis idealmu?" teriak salah satu wartawan yang sepertinya sangat jauh dari tempatnya dan membuat Kai dan juga sekretarisnya itu memilih fokus ke TV. Entah apa yang akan dikatakan adiknya yang jelas Kai merasa anak itu akan membuatnya kesal hingga ke akar. Terlebih pembahasan ini jelas mengarah ke Kyungsoo

"hm . . . kurasa iya. "

" wah. . . kau baru saja membuat banyak penggemarmu patah hati, lalu bisa kau katakan tipe idealmu seperti apa?"

" tidak mengenalku sebagai seorang artis, tapi mengenalku sebagai Jong-in dan dia yang pertama melakukannya. " jawab pria itu yang kali ini membuat Moon kyu melirik kearah Kai yang tampak diam dan tampak lebih mengerikan dari biasanya, bahkan dia tidak yakin gelas yang ada ditangan pria itu akan selamat.

"Hahaha sederhana sekali, ada yang ingin kau katakan padanya, mungkin dia sedang menontonmu sekarang" tawar salah satu wartawan yang membuat alis Jong-in naik seolah tertarik dengan saran wartawan itu.

" Kyungie~ya. . ." ujar pria itu yang membuat Moon kyu melotot tak percaya dengan apa yang baru saja dia dengar, bagaimana bisa dia memancing kemarahan kakaknya. Dia benar-benar sudah trauma jadi bahan pelampiasan. Lihat saja, Kai bahkan sudah meremat gelasnya kuat-kuat dengan rahangnya yang mengetat. Demi tuhan dia bahkan berharap bisa keluar dari ruangan presedirnya itu.

" Katakan pada pria di sampingmu itu untuk menjagamu dengan baik, atau aku yang akan merebutmu darinya. " dan detik berikutnya hanya terdengar suaran gelas yang diletakan dengan kasar diatas meja.

***

" kau yakin? Kau bisa tinggal denganku dulu, Kyungsoo~ya, Jinyoung pasti sangat menyukainya" tawar Luhan dengan tangan yang masih berkutat memasukan barang-barang Kyungsoo kedalam tas. Ya, hari ini gadis itu sudah diperbolehkan untuk pulang setelah mendekam di rumah sakit itu hampir dua minggu lamanya.

" Aku baik-baik saja, lagipula jika aku ikut denganmu ke Gyeongi, bagaimana dengan kuliahku?"

" kau tidak bisa melakukan semuanya sendiri Kyung, kau tidak lihat kondisimu?" dengus Luhan tak habis pikir dengan jalan pikiran Kyungsoo. Sejak dia menikah, Kyungsoo memang memilih tinggal sendiri di bandingkan ikut dengannya. Sehun bahkan berulang kali membujuknya untuk ikut mengingat istrinya selalu khawatir dan membuatnya stress, tapi karna pada dasarnya dia keras kepala jadi dia masih berpegang teguh untuk tinggal sendiri.

" ada Baekhyun, dia akan membantuku. Aku akan menghubungimu jika aku perlu bantuan."

" tapi..." Protes Luhan terpotong saat ponselnya berdering menandakan ada panggilan masuk yang membuat gadis itu langsung mengusap tombol hijau dilayarnya sambil berjalan keluar dari kamarnya. Namun detik berikutnya terdengar suara pintu terbuka

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 13, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Agape : The dream of 100 daysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang