Jam menunjukan pukul 09.00
Itu adalah jam dimana Lucya sedang menjalani pengadilannya.
" Cris, lo yakin? " Lucya bertanya.
" Iyalah gua yakin! " Cris ngomong bersemangat.
Mereka duduk dibangku panas.
Lucano, bapak tua itu dan pengacaranya duduk di barisan sebelahnya.
Dari segi saksi pihak Lucano lebih banyak.
Ereline, Jeseline, Edwaleric, dan Kelvin menjadi saksi dari pihak Lucya.
Hakim masuk dan duduk dengan penuh wibawa.
" Pengadilan dimulai! " Hakim berbicara seraya mengetuk palunya.
" Pihak kanan " Hakim itu memulai pengadilan dari pihak Lucano.
Pengacaranya maju dan mengambil beberapa berkas di mejanya.
" Selamat pagi semua, Yang Mulia, "
" Anda semua telah melihat rekaman cctvnya bukan? Disana telah tertera dengan jelas, apabila Nyonya Lucya dan Tuan Reinhard melakukan pembunuhan berencana. " Pengacara Lucano berbicara seraya menunjuk nunjuk Lucya.
" Silahkan duduk, pihak kiri? " Hakim memerintah.
Cris berdiri dengan menyambungkan flashdisk yang berisi rekaman cctv yang telah di 'edit' itu kembali.
Sebenarnya, pada saat mereka melihat kembali rekaman cctv tersebut, mereka menemukan suatu editan yang tidak rapi.
" Yang mulia, dan semuanya yang hadir, coba lihat... "
Cris mempause videonya dan menzoom bagian yang editannya tidak rapi. Terlihat disana Lucya yang memukuli Reinhard, tetapi ada bluran seorang wanita yang berada di depan kasur yang tengah terdiam lesu.
" Dalam video ini terlihat, apabila yang mengeditnya ini kurang handal. Ia bisa melakukan kesalahan yang kecil namun fatal ini. "
" Tunggu! " Potong Lucano.
" Pihak kanan harap tidak berkomentar. " Suara sang hakim.
Cris melanjutkan.
" Lalu lihat kemari. "
Cris menzoom kembali wajah 'Lucya' yang tengah mencambuki Reinhard.
" Apakah wajah Nyonya Lucya terlihat seperti wajah pria yang kita sangat kenal yaitu Tuan Frans? " Cris berbicara seraya menunjuk ke arah bapak tua itu.
Hakim terlihat berdiskusi dengan hakim hakim anak.
" Sisi kanan? " Hakim menunjuk je arah Lucano dengan hanya sorotan mata.
Pengacara Lucano berdiri kembali. Ia masih berkukuh keras dengan argumennya tentang video cctv palsu itu.
**Beberapa menit kemudian**
Setelah Cris melanjutkan argumennya, Lucano langsung berdiri dari duduknya dan memukul Cris.
Seketika pengadilan menjadi ribut.
Hakim telah berkali kali mengetok palu tetapi Lucano tidak mendengarkan dan Cris, dia hanya menghindar dan beberapa kali menerima pukulannya.
Hakim anak mulai turun tangan mereka melerai keduanya.
Cris terlihat menggeser sedikit rahangnya dan Lucano masih bersikeras melepaskan cengkeraman para hakim anak.
" Pengadilan selesai! " Hakim memutuskan dengan nada tinggi dan mengetok palu.
Lucya menghampiri Cris.
" Lo baik baik aja kan? "
" Iya gua gak papa. "
Teman teman Lucyapun menghampiri mereka dan para cowok memapah Cris.
*Kita sampai di RS dimana Reinhard dirawat*
" Gua ke kamar Reinhard dulu ya... " Lucya berkata kepada teman temannya yang dijawab dengan anggukan.
Lucya PoV
" Halo Reinhard... Gua datang... Kenapa lo gak sadar juga? Gua kangen... Bangun... Gua mohon... " Gua ngomong sambil menuju kursi deket kasurnya dan duduk megang tangan Reinhard. Ya, gua nangis juga sih:v
Ada respon kecil dari tangan Reinhard.
Gua langsung tegakin kepala natap mukanya. Reinhard pelan pelan buka matanya.
" Reinhard! " Gua teriak sambil meluk Reinhard semangat.
" Aw! Aw! Aw! Lucya sakit... " Reinhard meringis.
" Ma.. Ma.. Maaf.. " Kata gua sambil lepas pelukannya cepet cepet.
" Gua kangen Reinhard... " Lanjut gua seudah ngelepas pelukannya.
" Gua juga... " Reinhard keliatan nitikin air mata.
" Kok lo nangis sih? " gua nanya khawatir.
" Gua kangen... Gua kangen sama lo... " Reinhard bilang sambil ngusap tangan gua lembut.
" Hey... Udah ya... Jangan nangis... Gua disini... " Kata gua sambil ngusap air matanya.
Reinhard mengangguk.
" Oh ya, tadi gua habis menjalani pengadilan. "
" Pengadilan apaan? "
" Kasus kita... Gua di fitnah sama Si Lucano dan Bapak tua itu! "
" Lalu? "
" Dalam putaran pertama mereka udah ke skak! "
" Pengacara lo siapa? "
" Siapa lagi kalo gak Cris... "
" Oh gitu... "
*Suster datang*
" Sudah sadar ternyata... " Kata susternya tersenyum.
Suster itu ngambil suntikan.
Kalian tahu? Reinhard takut suntikan loh... Wkwkwk
"Disuntik dulu ya Tuan.. "
Reinhard makin kenceng mencengkeram tangan gua.
Gua senyum sambil natap matanya.
Suntikan itu menusuk kulitnya dan dikeluarkan lah obatnya.
Saat itu juga Reinhard mejemin mata sambil makin kenceng mencengkeram tangan gua.
" Udah Reinhard... " Gua ngomong sambil ngelus tangannya.
Dia ngebuka matanya pelan pelan dan liat kearah tangan yang udah disuntiknya.
*****TBC*****
Yo! Segini aja dulu ya! Gimana kelanjutannya?! Tungguin aja! Wkwkwkwkwk... Maaf lama update... Maaf banget... Maaf banget... Jangan lupa vote ya!
Seiyos
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Not a Real Nerd (Fake Nerd Girl) ✅
Teen Fiction#1 wanita cantik, #4 priatampan, #66 Bully, #80 nerd, #185 badgirl, #512 badboy, #614 ceo Diambil pada tanggal 29 Maret 2019 Lucya Graciela Frans Nama gadis cantik berusia 17 tahun. Dia adalah anak dari keluarga Frans. Tetapi, orang tuanya tidak men...