TWENTY-TWO

3K 375 68
                                    

Matanya menatap fokus pada sebuah layar di depannya. Sesekali pria tampan itu mengernyitkan dahinya dan mencorat-coret dokumen di hadapannya. Kadang juga, pria itu melipat lengannya di dada, menunjukkan betapa berkuasanya ia di ruangan itu. Hari ini Sehun harus memimpin rapat besar perusahaannya. Mengingat sebentar lagi akhir tahun. Ia harus benar-benar fokus, jika tidak ingin anak buahnya melakukan kesalahan yang fatal.

Ponselnya yang tergeletak di atas meja menyala, menandakan ada panggilan masuk. Ia sedikit bingung karena yang menghubunginya adalah nomor yang tidak dikenal, sedangkan yang mengetahui nomor ponsel Sehun hanya orang-orang terdekat saja. Tidak mau ambil pusing, ia mengabaikan panggilan itu. Tak lama dari itu, layar ponselnya menyala lagi. Dari nomor ponsel yang sama. Kali ini bukan panggilan telepon tetapi sebuah pesan singkat. Dengan berat hati ia membuka pesan itu, mengabaikan bawahannya yang sedang membahas keuangan perusahaan.

'Sehun Hyung! Ini aku Baekhyun, Krystal masuk rumah sakit. Aku membawanya ke Rumah Sakit Seoul. Datanglah secepatnya! Aku hanya sendiri di sini!!'

Isi pesan itu sontak membuat tubuhnya menegang. Begitupun dengan wajahnya yang langsung berubah menjadi pucat.

"Pe-" Suara kepala divisi keuangan langsung berhenti ketika melihat presiden direktur mereka bangkit dari duduknya terburu-buru.

Dengan ponsel yang mulai menempel di telinganya, ia melangkah terburu-buru menuju pintu besar ruangan rapat. Tidak mengindahkan panggilan dari Jongin dan dua sekretarisnya. Mengabaikan berbagai tatapan orang-orang yang hadir dalam rapat. Hanya satu hal yang ia pikirkan saat ini.

Bagaimana kondisi Krystal?

Sedikit menyesal karena tadi pagi ia tidak menanyakan keadaan calon istrinya itu. Sebenarnya saat akan meninggalkan Krystal dengan Baekhyun, hatinya sedikit berat. Apalagi ketika melihat Krystal yang kadang-kadang meringis dan mengelus perutnya. Sayangnya rapat yang saat ini ia tinggalkan tidak bisa diabaikan dengan seenaknya.

Dan saat ini ia benar-benar menyesal.

.

Tidak butuh waktu lama bagi Sehun untuk sampai di rumah sakit. Jantungnya semakin berdegup kencang ketika melihat Baekhyun yang terlihat cemas di depan ruangan. Kepalanya mulai dihantui oleh hal-hal negatif. Takut terjadi sesuatu yang tidak diinginkan terjadi pada Krystal dan calon bayi-bayinya. Ia tidak akan memaafkan diri sendiri jika itu benar-benar terjadi.

"Bagaimana keadaannya?" Tanya Sehun langsung pada sepupu Krystal itu.

"Aku tidak tahu, dokter masih memeriksanya." Jawab Baekhyun pelan.

Bisa dilihat jika wajah bocah itu sangat khawatir, ditambah wajahnya yang terlihat sangat pucat. Bahkan bocah itu tidak menggunakan alas kaki. Menunjukkan betapa daruratnya keadaan tadi.

"Mengapa Krystal bisa seperti ini?"

"Aku juga tidak tahu, aku hanya menemukannya duduk di lantai kamar mandi. Dia hanya mengatakan perutnya sakit. Ketika aku tanya apa dia jatuh, dia menggelengkan kepalanya. Jadi, aku tidak tahu persis bagaimana ini bisa terjadi." Jelas Baekhyun dengan tangan yang terlihat bergetar. Anak itu benar-benar ketakutan.

"Apa hyung sudah menghubungi paman dan bibi?" Tanya Baekhyun.

"Mereka sedang dalam perjalanan kembali ke Seoul. Aku tidak mengatakan apa-apa tentang Krystal, mereka pasti akan sangat khawatir." Ucap Sehun.

Setelahnya mereka berdua hanya sibuk dengan pikiran masing-masing. Mereka terlihat seperti dua orang pria yang sedang frustasi dan itu membuat orang-orang yang melewat menaruh perhatian pada mereka berdua. Dan apa mereka berdua peduli? Tentu saja tidak, yang mereka pedulikan hanya bagaimana kondisi Krystal di dalam sana.

Sacrifice [EXO Fanfiction]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang