"Mikha" ucap lelaki itu.
"Felix" kata Mikha lalu memeluk lelaki yang mengenakan pakaian serba putih itu.
"Aku sangat merindukanmu"
"Aku juga, Mikha"
"Aku sangat menyesal tentang hari itu. Tolong maafkan aku" kata Mikha sambil meneteskan air mata.
Felix melepaskan pelukannya dan menghapus air mata Mikha.
"Itu bukan kesalahan kamu. Semua sudah menjadi takdirku. Jadi, mulai sekarang lupakan semua yang terjadi dan juga lupakan aku"
"Mana mungkin aku bisa melupakan kamu begitu saja setelah banyak hal yang kita lalui bersama" ucap Mikha dengan terisak.
"Kamu harus melanjutkan hidupmu. Kamu pasti akan menemukan kebahagiaan lain. Lupakan semua tentangku. Promise?"
Mikha menggeleng
"Ingat, sekarang dunia kita berbeda"
"Enggak Felix, enggak. Kamu adalah kebahagiaanku."
Felix berjalan mundur dan mulai menghilang.
"Felix, kamu dimana? Felix!! Felix!!!" teriak Mikha hingga membuatnya tersadar dari tidurnya.
Mama Mikha yang mendengar teriakan putri kesayangannya langsung berjalan menuju ke kamar Mikha.
Mikha langsung memeluk Mamanya dengan erat saat sampai dikamarnya sambil menangis dengan terisak.
"Ada apa sayang? Kamu memimpikan Felix lagi, ya?"
Mikha mengangguk,"Semuanya karena Mikha, Ma"
"Sudah, sudah. Jangan berpikiran seperti itu lagi." ucap Mama Mikha sambil mengelus-elus rambut Mikha.
***
Mentari beserta cahayanya yang cerah menghiasi langit biru menyambut Mikha di sekolahnya yang sedang berjalan masuk ke kelasnya. Sesampainya di kelas Mikha langsung duduk di kursi yang berada di depan meja guru. Mikha duduk termenung mengingat kembali mimpinya.
"Hai, Mik" sapa Imelda teman sebangku Mikha yang baru saja datang ke sekolah.Tidak ada jawaban dari Mikha.
Imelda membuka ranselnya dan mengambil tempat bekal.
"Mik, aku bawa brownies cokelat kesukaan kamu dari Mamaku, nih" kata Imelda seraya menyodorkan tempat bekal miliknya.
Mikha tidak menjawab lagi perkataan Imelda.
Imelda menyentuh bahu Mikha dan membuatnya tersadar dari lamunannya.
"Iya, ada apa Imel?"
Imelda menghela nafasnya,"Seharusnya aku yang bertanya ada apa. Kenapa kamu melamun? Apa kamu mengingat Felix lagi?"
"Aku memimpikan Felix lagi semalam"
"Mik, kamu harus sabar ya. Semuanya akan baik-baik saja. Hanya butuh waktu saja. Sekarang kamu makan brownies yang aku bawa, ya. Sayang loh kalau gak dimakan"
"Iya, Imel"
Setelah beberapa saat kemudian bel berbunyi tanda pelajaran akan dimulai. Guru pelajaran PKN, Pak Johnson memasuki kelas tempat Mikha dan Imelda berada.
"Selamat pagi anak-anak" sapa guru PKN itu.
"Pagi, Pak" jawab semua murid dengan kompak.
"Sebelum kita memulai pelajaran hari ini, saya akan mengabsen kalian dahulu" ucap Pak Johnson sembari melihat kearah buku-buku yang dibawanya.
"Sepertinya buku absen milik saya ketinggalan di kantor guru. Mikha tolong kamu ambilkan, ya"
"Iya, Pak" jawab Mikha lalu berdiri dan berjalan meninggalkan kelas.
Sesampainya di kantor guru, Mikha mengambil buku absen yang dimaksud di meja Pak Johnson lau berjalan keluar dan berjalan kembali ke kelasnya.
Saat berjalan di koridor sekolah, Mikha bertabrakan dengan seorang cowok yang sedang tergesa-gesa. Semua buku-buku yang dibawanya terjatuh.
Mikha mengutip kembali buku absennya.
"Maaf, maaf. Aku sedang terburu-buru"
"Oh,ya. kenalkan, aku murid baru di sekolah ini. Perkenalkan namaku Juan Alexandro" ucapnya seraya mengulurkan tangan.
"Mikha" jawabnya tanpa mengulurkan tangan lalu berjalan meninggalkan cowok itu.
Juan terheran melihat sikap Mikha.
"Cantik sih, tapi cuek"
***
My First Story'👏
Haiii readersss😘 Ini cerita pertama yang aku buat, semoga kalian suka yaa. Terima kasih sudah membaca cerita mini ku ini dan maaf kalau cerita Without You ini tidak sesempurna yang kalian harapkan 😅 Oceeee???!Jangan lupa VOMENT ya😊
FOLLOW INSTAGRAM :
@rahn_artisteFOLLBACK?DM👉DONE
KAMU SEDANG MEMBACA
Without You
Teen FictionHariku menjadi sepi Kepergianmu membuatku kesepian disini Terlalu sakit rasanya hingga aku menangis tanpa adanya air mata Dapatkah hati ini terobati dengan kebahagiaan lagi? Cerita ini tentang ketika kita berpikir orang lain tidak paham dengan keses...