[19] Ternyata

1.6K 149 0
                                    

"Aduh Steff! Om bisa rugi besar kalo kasus kamu ini ketauan!"

"Maaf, om. Steffi masih setengah mabuk waktu itu"

Seorang lelaki bertubuh gempal menghentikkan langkahnya ketika mendengar sesuatu dari dalam ruangan atasannya.

Apaan ni?

Karna kelewat penasaran, Ia menghentikkan dirinya tepat di depan pintu yang sedikit terbuka itu. Ia pikir, mungkin ia akan mendapatkan informasi bagus untuk membantu (NamaKamu) setelah ini.

"Pokoknya om gamau tau! Jangan kayak gini lagi kamu! Kali ini om bisa handle"

"Aaa makasih ya om!"

Lelaki bertubuh gempal ini tambah mengangguk mantap. Ia sangat yakin bahwa ini ada hubungannya dengan kecelakaan Ibu (NamaKamu).

"Tapi ya om, kayaknya aku tahu siapa yang aku tabrak"

"Kamu tahu? Gimana maksud kamu? Kamu kenal?"

"Nggak, om, tapi, anak gadis dari wanita yang aku tabrak itu—" Steffi menghentikan perkataannya sejenak.

"Dia Ibunya (NamaKamu) om" Lanjutnya.

"(NamaKamu)?"

"Iya, om. Dia gadis yang deket sama Iqbaal ituloh! Yang om akhirnya nyuruh Iqbaal bilang ke para wartawan kalo dia itu—"

Tanpa menunggu Steffi selesai dengan kalimatnya, lelaki yang dipanggil om yang notabene nya adalah kepala dari perusahaan management artis ini langsung memotong karna langsung ingat dengan seorang gadis yang dimaksud ponakannya ini.

Ya, Steffi memang ponakan dari pemilik management artis yang salah satunya adalah Iqbaal itu. Bahkan Steffi tidak pandai bernyanyi, tidak juga dengan akting. Tapi dengan kekuasaannya sebagai ponakan seorang pemilik management ini akhirnya ia bisa terkenal sekarang, dengan bermodalkan kecantikan yang memang ia miliki itu.

"Kenapa bisa berurusan lagi sama dia?!"

"Ak-aku mana tau om"

"Haduu Steff, ini bakal tambah parah kalo sampe kedenger ke telinga Iqbaal!" Tukasnya.

"Yaa makanya om. Cukup kita berdua aja yang tau hal ini. Orang-orang management jangan tauu!" Seru Steffi.

Sedangkan om nya kebingungan dengan menggaruk kepalanya yang terlihat tak gatal itu. "Steff steeff"

"Maaf, om" Ucap Steffi sambil tertunduk.

Ia sadar bahwa selama ini ia memang sudah banyak menimbulkan masalah. Merepotkan om nya ini hingga membuatnya selalu frustasi dengan kelakuan yang selalu ia akui dengan kalimat 'tidak sengaja' itu.

Sedangkan Bang Omen, lelaki yang sejak tadi menyimak pembicaraan antara ponakan dan om nya itu lantas tersenyum miring. Memang dugaan (NamaKamu) tidak meleset. Ia benar. Dan apa yang (NamaKamu) lihat itu juga memang benar. Benar bahwa pelakunya adalah Steffi.

Sekarang hanya tinggal mendapatkan cara untuk membuktikannya dan menunggu semua ini akan terungkap.

💫

"Kami telah menahan pelaku peristiwa tabrak lari yang Ibu anda alami. Silahkan datang ke kantor kami untuk melihat si pelaku"

(NamaKamu) menunggu. Ia sudah ada di kantor polisi sekarang. Menunggu seseorang datang dibawa ke hadapannya. (NamaKamu) tak percaya bahwa bahkan si pelaku akan tertangkat secepat ini.

"Permisi," Ucap sang polisi sambil memegangi tangan seorang lelaki paruh baya yang tangannya sudah diborgol.

(NamaKamu) mengernyitkan alisnya. Siapa bapak ini?

Untittled ✖️ IDRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang