“Geumanhae, jangan berpura-pura tidak tahu. Kau sungguh membuatku kecewa...”
Tampaknya Junmyeon masih tidak mengerti setiap perkataan gadis itu. Perlahan amarahnya muncul karena tidak berhasil mengerti maksud ucapan Sena.
“Sunbae, kukira kau bisa dipercaya mengingat pertemuan kita yang tidak singkat. Tapi... ternyata aku salah. Aku ingin membencimu tapi tidak bisa...”
Junmyeon mendekat dan meraih bahu kecil gadis itu dan menatapnya dengan tajam,”katakan padaku, apa yang membuatmu seperti ini?”
Gadis itu memberanikan diri membalas semua tatapan Junmyeon tanpa rasa takut sedikitpun,”Scandal itu... Kau yang membuatnya kan? Scandal gosipku dengan Seo Eunkwang BTOB itu ulahmu kan!!!!”
Mendengar kalimat itu terulang berkali-kali dari mulut Sena, dia terdiam seribu bahasa dengan mata yang melebar. Tubuhnya seolah kaku dan tak mau melepaskan pundak gadis itu. Entah angin apa yang membawanya datang hingga sederet nama yang dibenci itu berputar diotaknya dan berusaha keluar. Nama itu terus mendorong pita suaranya agar keluar, sampai ia menyerah dan mengucapkannya dengan lirih.
“Apa karena Eunkwang?”
“Mwo?”
“Apa Eunkwang yang memberitahu semua ucapan itu? Katakan!” Tegasnya
Ia mengabaikan rintihan sakit dari gadis itu karena kedua pundaknya yang terasa diremas dengan sangat kuat oleh pria dihadapannya. Ia ingin mengatakan sesuatu tapi rasa sakit kedua pundaknya itu membuatnya tidak mengatakan apapun bahkan air matanya sudah menetes.
Melihat yang dicintai menjatuhkan air mata, Junmyeon merenggangkan tangannya dan menarik gadis itu dalam rengkuhan. Ia memeluk erat gadis berhijab itu seolah tak ingin terlepas sedikitpun sekalipun Sena terus meronta agar dilepas.
“Mianhada... Jebal... Mianhada...”
“Lepaskan aku!!! Apa kau lupa aku seorang muslim? Hei!!!! Lepaskan aku....” air mata Sena membanjir dan mmbasahi jaket hitam milik Junmyeon, tangannya yang lemah berusaha mendorong pria itu menjauh.
Seorang muslimah berpelukan bersama pria bukan suami atau keluarga kandungnya. Dia gadis muslimah yang berusaha melepaskan diri dari rengkuhan pria itu, bagaimanapun juga dia harus mempertahankan kehormatan sebagai seorang muslimah.
“Sena-ya... Jangan membenciku...”
Pelukan itu hangat bagi Junmyeon namun sebaliknya untuk Sena. Gadis itu mengeluarkan sisa tenaga untuk melepaskan diri. Namun, ia merasakan tangan yang kuat meraih lengannya dan menarik dengan kuat hingga ia terlepas dari Junmyeon.
Minhyuk? Dia menjauhkan gadis muslim itu dari pria yang membuatnya menangis. Sementara Sena bersembunyi penuh rasa takut dibelakangnya, dia memegang kaos olahraga milik pria didepannya itu dengan erat.
“Kau tuli? Dia meminta untuk dilepaskan!” Tegasnya pada Junmyeon.
Kedua mata tajam pria itu bertemu satu sama lain. Junmyeon terlihat marah mendapati seseorang mengambil gadisnya. Suasana terlihat kacau, nafas keduanya memburu bahkan Minhyuk sudah mengepalkan kedua tangannya dan bersiap untuk melayangkan pukulan.
Junmyeon melangkah perlahan mencoba mengambil sesuatu yang dianggap miliknya. Namun, perkataan Minhyuk membuatnya terdiam ditempat.
“Berhenti disana! Atau jangan menyalahkanku jika artikel buruk tentangmu akan muncul secepatnya!”
“Kau mengancamku? Kembalikan milikku!!!” Junmyeon masih berusaha meraih gadis itu meski kembali terhadang oleh Minhyuk.
“Jangan menyentuhnya! Kalau milikmu harusnya dia tidak terluka!”
“...Ingat baik-baik, kalau kau melukainya maka aku akan bertindak. Bisa jadi aku mengumbar seluruh siasatmu! Kau tahu itu pasti berdampak buruk untuk karir dan masa depan grupmu” lanjutnya terdengar seperti sebuah ancaman.
Ditariknya lengan Sena menjauhi tempat berhawa panas itu meski angin seharusnya terasa dingin dimalam hari. Sementara pria yang ditinggal sendiri itu menatap amplop yang tergeletak diatas tanah, ia berjongkok lalu mengambilnya.
Ditatapnya tajam amplop tersebut, nafasnya kembali menggebu disertai wajah yang memerah amarah. Tangannya meremas amplop itu dan melemparnya kearah sungai dengan kasar.
“AAAARRRGHHHHH.....”
(***)
Pukul 02:16 KST, Eunkwang meletakkan ponselnya usai melihat jam yang tertera dilayar. Hari sudah lewat tengah malam namun keinginan pulang sama sekali tidak tersemat dibenaknya. Peregangan singkat dilakukannya dalam studio tempatnya menyibukkan diri sejak pagi tadi, sepertinya ia akan berkemah bersama Hyunsik malam ini ditempat sedikit pengap tanpa jendela.
Dirasa cukup untuk beristirahat melepas lelah, ia kembali fokus pada komputer didepannya dan mengalunkan setiap nada yang telah dibuatnya seharian. Eunkwang tetap memaksa fokusnya meski sinyal tubuhnya telah berbunyi berkali-kali meminta waktu istirahat. Benar saja! Ia tidak berhenti menguap sebagai perlawanan dari sinyal tubuh yang tak dihiraukan sejak tadi.
“Hyung! Kau tidak beristirahat?”
Suara serak yang muncul dari belakang membuatnya memutar kursi. Ia tersenyum mendapati Hyunsik yang datang bersama dua cangkir kopi dan sebuah selimut tebal yang terkalung dileher.
“Terimakasih, Hyunsik-a” ucapnya saat menerima secangkir kopi.
Hyunsik duduk disofa pada sudut ruangan, ia meletakkan kopinya diatas meja dan menata tempat untuk bersiap tidur. Matanya menatap langit-langit dan membiarkan telinganya mengikuti alunan musik yang muncul dari speaker audio didekat Eunkwang.
“Hyung, apa kau sudah menentukan judulnya?”
“Eoh! Aku menyebutnya Back Then”
“Back Then, kedengarannya bagus...”
Hyunsik mengangguk lalu menarik selimutnya hingga menutup seluruh tubuh kecuali kepala. Sejenak ia menatap punggung Eunkwang yang terlihat lelah tanpa sebuah alasan pasti. Pria itu banyak berubah setelah scandal dan kepergian gadis muslim itu. Mungkinkah Eunkwang hyung-nya memang menyukai gadis itu? Dia pria lemah yang sangat kuat.
“Aku menghargaimu, hyung-nim” lirihnya lalu menutup kedua bola mata eyes smilenya dan memulai petualangan mimpi diruangan yang bukan kamarnya.
Lalu apa kabar dengan Eunkwang? Waktu terus bergulir dan pria itu masih dihadapan komputer yang menyala. Namun, dia tidak sedang menggarap lagunya melainkan menatap sebuah bingkai foto berisi Yoo Jin-nya dengan seorang gadis berkerudung yang duduk dikursi tidak jauh darinya.
Senyum Yoo Jin memang cantik namun, pandangannya tidak tertuju padanya dan justru pada sosok gadis berkerudung yang memangku sebuah buku. Dia tidak menyadari jika orang lain sedang memotret wajah serius bercampur kesedihan itu.
Pikiran bimbang kembali muncul, kekasihnya memang telah pergi dan ia sudah menyukai orang lain namun melihat Yoo Jin tersenyum dan mengingat tentangnya itu terasa sedikit nyeri dihati. Menyukai dua orang berbeda, lalu bagaimana menyikapinya? Andaikan saja waktu itu tidak pergi.
‘Aku tidak tahu siapa yang benar-benar kupikirkan saat ini. Sena atau Yoo Jin, aku tidak bisa menentukannya dengan pasti. Sebuah pengakuan yang baru saja kusadari bahwa aku mencintai Yoo Jin dan menyayangi Sena’
To Be Continue...
Note:
Jebal(제발) : Kumohon
KAMU SEDANG MEMBACA
THE TIME: When I Love You ☑
Fanfiction"SENA!!!!!!!!!!!" Teriakan Eunkwang juga kecepatan lari Minhyuk tak mampu mengejar gadis berkerudung itu. Sangat jelas kedua bola mata mereka melihat tubuh Sena terpelanting dan berguling diatas bumper mobil hitam itu. Tepat saat tubuh kecilnya jatu...