Salah satu hal yang kau sukai di dunia ini adalah pergi berkendara ke tempat yang kau suka. Pergi benar-benar dini hari, saat dingin masih mendominasi. Berjalan kearah timur seakan kau menjemput matahari dan menikmati cahaya teriknya saat ia terbit dari celah jemari tanganmu. Seperti yang sedang kau lakukan hari ini.
Saat semua orang memilih untuk tidur, kau lebih suka menikmati sejuk dan tetes embun pagi buta. Menghirup segarnya udara dan dinginnya yang merasuk ke jiwa. Kali ini kau tak menikmati pagi butamu sendiri. Kau, mengajak kekasihmu yang sangat sibuk untuk berkendara pagi ini.
Kau selalu merasa bersyukur dengan segala waktu yang kekasihmu beri untuk bersama, walau hanya sebentar saja. Meski terkadang buka hal-hal yang luar biasa, ketika bersamanya kau akan merasakan hal yang istimewa.
"Maafkan aku, memaksamu untuk pergi bersama denganku", katamu segera menyambut kekasihmu yang sudah berdiri didepan pintu rumahmu.
"Hari ini sangat dingin", katanya sambil menaikkan kerah turtleneck nya menutup hidung.
"Apakah kau yakin akan pergi seperti itu?", ia sedikit ragu melihatku menggunakan rok, bukan celana.
Aku mengangguk yakin tepat setelah aku mengunci pintu rumahku dan memastikan semuanya aman untuk ditinggalkan.
"Kau ingin kita kemana kali ini?", tanya nya duduk bersandar di depan mobilnya sendiri. Kau sejenak tertegun melihat penampilannya yang sederhana namun kau semakin tak punya alasan untuk tak menyukainya. Ia masih bertahan dengan celana jeans hitam belel turtleneck cokelat dan jaket kulit hitam kesayangannya. Kau menatap warna merah rambutnya yang perlahan memudar dan menampakkan warna aslinya, hitam. Ah, benar. Sudah sebulan yang lalu kau membantu kekasihmu mengecat rambutnya.
Seperti komando dari tubuhmu, kau mengulurkan tangan dan membelai kepalanya perlahan. Kau tahu bahwa ia menikmati setiap elusan lembut celah jarimu di rambut kepalanya.
"Aku ingin ke pantai", katamu sambil tersenyum dan disambut dengan senyum tak kalah manis dari kekasihmu.
Ah, kau jatuh padanya semakin dalam.
"Lagi?", protesnya mengangkat kedua alisnya. Tanpa ragu kau kembali mengangguk.
Seakan paham, ia ikut mengangguk dan meraih kedua tanganmu. Perlahan ia menarik kedua tanganmu dan memaksa tubuhmu mendekat kearahnya. Kini, tanganmu melingkar di pinggulnya dan kau tenggelam dalam dekapannya. Kau mulai merasakan kupu-kupu mulai terbang menggelitik perutmu.
"Haruskah kita habiskan hari ini seperti ini, di dalam rumah?", tawarnya sambil berbisik.
Kau tentu saja mendongak terkejut dan ia sudah menyambutnya dengan senyum jahil. Menyebalkan sekali. Namun menggemaskan. Ia tertawa dan kembali merengkuhmu 10 detik. Mungkin lebih lama.
"You and me
Just don't know
Oh, were we ever meant to be?
Suddenly
Oh you caught me
So off guard
We fell in love so unexpectedly"
Kau menyenandungkan lagu itu sambil menikmati matahari yang mulai terbit dari depanmu. Mendadak kau merasa bersyukur karena cuaca hari ini sangat cerah meskipun masuk musim dingin. Kau bisa melihat dengan jelas langit yang mulai membiru mengelilingi sang matahari dengan indahnya.
"Apakah kau tak bosan mendengar lagu itu?", kata kekasihmu yang tak berhenti tersenyum melirik kearahmu sedari tadi.
Kau mengedarkan pandangan kepadanya, "Hm .. Tidak. Aku tidak bosan. Apakah kau ingin aku mengganti lagunya?", ucapmu sambil bergegas untuk menekan tombol radio.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unexpectedly - Kim Jaehwan
Fanfictiona one-shot story of Wannaone Kim Jaehwan. I have no certain reason why am I doing this. Lol. Tidak terinspirasi dari mana-mana. Tiba-tiba ide dateng waktu mau tidur, jadi dari pada mubadzir, kukirimkan idenya kesini. Semoga tersampaikan dengan baik~...