Gadis kecil itu masih bergelung dibawah selimut tebalnya ketika pintu kamarnya dibuka oleh ibunya. Seorang wanita cantik, desainer terkenal yang karyanya banyak dikenakan oleh aktris dan orang penting lainnya. Namanya dikenal banyak orang, banyak penghargaan yang telah diterima olehnya selama menekuni pekerjaannya tersebut.
"Athaya!!" panggilnya lembut membuka tirai gorden dikamar tersebut sebelum mendekati ranjang untuk membangunkan Putri kecilnya dari tidurnya.
"Athaya.."
Hanya butuh dua panggilan, sang Putri kecil sudah membuka kedua matanya. Memandang sang ibu dengan kedua bola mata bulatnya yang lucu. Kulit pucatnya bersinar diterpa cahaya matahari yang masuk melalui pantulan kaca jendela kamar.
"Selamat pagi, Mom..,"
Sang ibu tersenyum, "Selamat pagi, sayang..," balasnya mengulurkan tangan mengusap kepala Athaya dengan lembut sebelum berujar kembali, "Ayo cepat bangun dan bersiap, Mom sudah menyiapkan keperluanmu semalam didalam koper,"
Athaya beranjak dari kasurnya lalu memeluk ibunya, mencium pipi ibunya sebelum melangkah menuju kamar mandi. Meninggalkan ibunya yang hanya bisa tertawa kecil melihat tingkah Athaya. Putri satu-satunya yang ia miliki.
"Nyonya.," panggil seorang wanita tua yang bekerja sebagai pelayan dirumah tersebut, "ada tamu untuk Nyonya diluar," lanjutnya masih berdiri didepan pintu kamar Athaya.
Wanita cantik, ibu Athaya mengangguk, ia kemudian berdiri dari duduknya. Melangkah keluar dari kamar Athaya menuju lantai dasar tapi langkahnya terhenti saat melewati ruang santai.
"Wendy..,"
"Ya, Ada apa, ayah?"
Wanita yang dipanggil Wendy memalingkan wajah memandang seorang pria paruh baya yang sedang berjalan menghampirinya dengan tongkat ditangan kanannya sebagai alat yang membantunya berjalan selama ini.
"Jangan bekerja terlalu keras, ingat itu!" nasihatnya membuat Wendy tertawa kecil. Wendy sudah dapat menduga hal tersebut sebelumnya karena hampir setiap hari ayahnya selalu mengatakan hal serupa terhadapnya hingga Wendy sudah sangat hafal betul setiap katanya.
"Ayah selalu mengatakan itu setiap hari," balasnya tersenyum, "ayah jangan khawatir, Wendy bisa mengurus semuanya sendiri..,"
Sementara itu diwaktu yang sama namun dilain tempat. Seorang gadis kecil tengah berusaha keras membujuk ayahnya agar mendapatkan ijin pergi camp liburan musim panas di seoul.
"Daddy, please..,"
"Tidak, Athena, Dad tidak akan mengijinkanmu pergi ke Seoul sendiri,"
Gadis kecil bernama lengkap Min Athena itu hanya bisa mengerucut lucu berharap ayahnya melihat wajah memelasnya itu dan berubah pikiran.
"Sudahlah, Gi biarkan keponakanku pergi, jangan mengurungnya terus di perkebunan ini," seru seorang wanita menuruni anak tangga sembari memegangi perutnya yang sedikit membuncit karena sedang mengandung enam bulan.
"Ayolah, Seul jangan membantu Athena lagi mendapatkan apa yang ia inginkan,"
"Dan kau berhenti memperlakukannya seperti anak kecil yang baru berusia lima tahun, Gi! Dia bakalan pergi rombongan, bukan sendiri.."
"Hey kalian, berhentilah berdebat..," sahut seorang pria datang menyusul Seulgi, "sayang, jangan jalan sendiri, itu tidak baik nanti kalau kau kepleset, jatuh bagaimana..,"
"Aku bukan anak kecil, Jim. Please, aku hanya sedang hamil dan bukan orang sakit hingga harus berdiam diri dikamar," omel Seulgi. Emosi yang tadi tertuju untuk kakak tersayangnya kini berimbas pada suaminya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BangtanVelvet Love Story 💙 (Oneshoot)
FanfictionKumpulan oneshoot bangtanvelvet.. Seulmin.. Wenga.. Jungri...