Part 16 : Jahat!

241 20 0
                                    

Mata Hyemi terlihat masih sembab. Suaranya juga terdengar serak. Bagaimana tidak, ia menangis semalaman. Sedih ingat wajah Jungkook yang menangis begitu kencang dihadapannya saat ia mengatakan kata 'putus' untuk hubungan mereka. Hyemi sendiri saat itu tidak menangis. Tidak ingin Jungkook melihatnya ragu tentang keputusannya. Karena itulah ia habiskan airmatanya ketika sampai di apartemen.

"Kau putus dengan adek?" tanya Taehyung terkejut.

"Adek gimana? Udah pulang?"

Taehyung menggeleng. "Dia bilang mau sendiri dulu. Tapi dia udah janji bakalan balik."

"Baguslah."

Hyemi masih tertunduk. Taehyung mendengus pelan. Tadinya ia ingin bercerita bahwa hari ini ia bertemu dengan Yoobi, dan gadis itu meminta maaf atas yang pernah ia perbuat pada Taehyung. Namun melihat keadaan Hyemi yang tak baik-baik saja, ia mengurungkan niat untuk bercerita. Memilih mendengarkan gadis itu.

"Hei ..." Taehyung mendekat. Ia duduk disamping Hyemi, menggenggam lembut tangan gadis itu. "Kau baik-baik saja? Yakin? Tidak mau ku temani malam ini?"

Hyemi mengangguk. "Kau pulang saja. Aku mau sendiri."

Taehyung tersenyum. "Ini sama waktu kau putus dengan Seokjin."

Hyemi mengalihkan pandangannya kesamping, menatap Taehyung. "Benarkah?"

Taehyung mengangguk. "Hyemi, kau ingat? Aku pernah bilang jangan sakit sendirian. Aku tidak suka."

Hyemi tak menjawab. Matanya masih menatap manik milik Taehyung.

"Hyemi, kau ... apa kau butuh pelampiasan?"

Taehyung mengerjap sekali. Perlahan ia mendekatkan wajahnya pada Hyemi. Dekat sekali saat ini, bahkan napasnya terasa menyentuh wajah.

"Taehyung, maaf ..." Hyemi melemparkan wajahnya kebelakang. Ia berbicara tanpa melihat kearah Taehyung. "Aku enggak bisa. Aku udah pernah janji ke Jungkook."

"Kau cinta Jungkook banget ya ternyata." Taehyung terkekeh. Ia mengacak puncak kepala Hyemi sebentar, lalu bangkit. "Istirahat ya ..."

-----*****-----

"Masih ngegalauin Yoobi?" tanya Jimin yang saat ini berdiri di depan pintu kamar Taehyung. "Tadi aku ketemu sama dia. Males banget sih ngobrol. Tapi dia melas. Dia udah cerita."

Taehyung menatap malas sebentar pada Jimin, lalu menarik selimutnya, menutupi seluruh tubuhnya bahkan sampai ke wajah. Jimin terkekeh. Kakinya melangkah mendekat, lalu naik dan duduk bersandar ke bahu ranjang.

"Dulu galau karena Hyemi kerebut Seokjin. Sekarang ditinggal pacar selingkuh. Ngenes 'kan cinta sama perempuan?"

"Jimin, kau gila ya? Orientasi seksmu berubah? AW!" pekik Taehyung saat Jimin menjitak kepalanya.

"Sembarangan!"

"Terus tadi kenapa bicaramu gitu? Kayak homo!"

"Emang dasar otakmu dangkal! Bukan gitu maksudnya. Aduh ya ampun!"

"Terus apa?"

"Maksudnya tuh ngenes cinta sama perempuan bukan berarti ngajak homoan! Aku cuma mau ngajak untuk happy. Main sama banyak perempuan tapi enggak pake hati, gitu!"

"Oh ..." Taehyung mengangguk-anggukkan kepalanya. "One night stand, right?"

Jimin menyeringai. "Semacam itulah. Kau itu tampan. Mau coba lihat berapa gadis yang rela mengangkang untukmu?"

Taehyung tersenyum asimetris. Merutuki dirinya sendiri yang selama ini memang suka terbawa perasaan. Pada akhirnya dia bahkan selalu kehilangan. Maka ajakan Jimin dirasa cukup menarik untuknya.

"Ayo foto dulu. Aku unggah ke media sosial. Biar si Yoobi kepanasan."

"Boleh, boleh. Tambahkan caption yang seolah aku udah jauh move on dari dia, oke?"

"Pasti!"

"Hahaha..." dua sekawan itu tertawa bersama.

Persis seperti dugaan, Yoobi di kamarnya melempar ponselnya kesal. Menyesal sudah menduakan Taehyung. Nyatanya ia cinta pria itu, dan terlambat. Taehyung bahkan tak mengatakan apapun saat mereka bicara tadi. Ditambah lagi, sekarang Park Jimin bilang di caption bahwa Taehyungnya Jimin sudah kembali single dan siap bersenang-senang kembali dengannya. Komentarnya juga tak main-main. Diserbu followers Jimin yang setara selebriti itu. Menyebalkan!

-----****-----

Jungkook sudah seminggu ini menghabiskan liburan sekolahnya dengan duduk ataupun berbaring sambil nonton TV yang ia beli dengan uang kerja part-timenya di apartemen. Tidak ingin kemana-mana. Tidak ingin keluar. Malas bergerak. Bahkan ia hanya memesan makanan siap saji yang ia pesan dengan kurir. Sudah tak ia pikirkan kenaikan timbangannya saat ini. Dia bahkan sadar bahwa ia sudah kehilangan perut kotak-kotak yang ia banggakan pada Taehyung. Satu hal yang membuatnya merasa menang dari Taehyung sudah hilang. Ia tak peduli. Masa bodoh, katanya. Toh, ia membuat itu agar disukai wanita. Nyatanya sekarang, ia dicampakkan wanita yang ia cintai sekalipun otot-ototnya sudah terbentuk sempurna.

"Hei, kelinci buntal!" Taehyung membuat Jungkook berdecak.

"Apa sih kak Taehyung!"

"Makan di luar yuk. Kakak teraktir."

"Males ih. Adek pesan aja nanti pak kurir yang antar."

"Tapi kakak mau dagingnya kita panggang sendiri. Kalau diantar udah beda rasanya."

"Daging panggang ya? Hmm... Boleh deh. Tapi adek enggak cuma pengen itu. Banyak. Adek mau makan banyak. Gimana?"

Taehyung mendengus, "Deal!"

-----*****-----

"Nanti adek jadi gendut kayak babi kalau makan terus," ucap Taehyung sambil masih sibuk dengan ponselnya.

Ini entah keberapa kalinya mereka mampir ditempat makan. Jungkook sudah seperti mesin penghabis semua makanan di dunia. Taehyung sampai menggeleng-gelengkan kepalanya pusing melihat tingkah si adik sepupu yang mungkin sudah gila karena putus cinta.

"Biarin. Biar stresnya ilang. Jadi babi juga gak apa-apa. kak Taehyung potong sekalian. Biar mati. Gak ada yang nyariin. Kak Hyemi jahat!"

Taehyung terkekeh. Jungkook itu memang menggemaskan. Pantas Hyemi menyukai bocah itu ketimbang dia, pikirnya.

To : Hyemi
Katanya mau jadi babi, dipotong dan mati. Kak Hyemi jahat!

Taehyung mengirimkan pesannya bersamaan foto Jungkook yang diambilnya diam-diam.

Hyemi mengusap-usap layar ponselnya saat menerima pesan yang Taehyung kirimkan padanya.

"Rindu adek ..."

Iya, sejujurnya Hyemi rindu. Rindu sekali. Sudah hampir dua minggu ia tak melihat Jungkook. Waktu itu saat Jungkook kembali ke apartemen Taehyung, ia masih bekerja. Tidak melihat bahkan sampai sekarang. Tidak ada lagi Jungkook yang mendatanginya ke apartemen, rasanya sepi. Tapi itu adalah keputusannya bagaimanapun. Ia mungkin rindu, tapi sama sekali tak menyesali apapun yang sudah ia putuskan. Baginya, putus adalah jalan terbaik. Mungkin orang lain akan memilih hubungan jarak jauh. Tapi Hyemi tidak. Bukan tanpa alasan. Hyemi sudah memikirkannya dengan matang. Hubungan jarak jauh tak akan menyelesaikan permasalahan, Hyemi percaya itu.

Ia ingat betul dulu saat ia ada perjalanan keluar negeri untuk pekerjaan, hanya satu bulan dan itu berat sekali untuknya, untuk Seokjin juga. Tidak heran kalau Seokjin bisa menyakitinya separah itu. Iya, memang Seokjin sudah mengklarifikasi bahwa ia tak sengaja. Tapi tetap saja. Hyemi tak sanggup menahan hubungan jarak jauh lagi saat ini dengan Jungkook. Ia juga tahu, Jungkook juga takkan sanggup. Jungkook pasti akan merindukannya, lalu nilainya pasti akan kembali kacau. Jungkook butuh pendewasaan diri. Jungkook butuh waktu untuk menyelesaikan studinya. Dan Hyemi akan merasa bersalah jika ia menahan Jungkook dengan hubungan yang bahkan tak tahu akan kemana arahnya.

[]

Little 'Namchin' (Rate-M ⚠🔞Jeon Jungkook) ✔ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang