9. Sakura

2.3K 235 4
                                    

"Aku merasakannya."

Sakura mendongak ke arah Sasuke yang menatapnya tajam.

"Saat itu perutku nyeri seperti tertusuk sesuatu yang tajam. Sakit sekali." Sasuke mengusap wajahnya kasar kemudian mengeratkan genggaman tangannya pada Sakura. "Dan kau merasakan hal itu setiap harinya."

"Tidak setiap ha-"

"Kau tidak harus merasakannya sendirian, aku bersamamu." Lelaki itu menghapus air mata yang turun ke pipi Sakura. "Aku tidak akan meninggalkanmu karena hal ini, oke?"

"Kanker bukan penyakit yang mudah disembuhkan." Isaknya.

"Kau sudah berjuang sampai sejauh ini. Kau akan baik baik saja." Sasuke memeluknya dan mengelus surai merah mudanya. Membiarkan Sakura menangis dipelukannya sampai dia tertidur.

***

"Dua gelas air untuk setengah kilogram beras?"

"Kaldunya bagaimana?"

"Baiklah."

"Aku harus mengaduknya terus? Berapa lama?"

Sakura membuka pintu kamarnya pelan. Dia melihat Sasuke sibuk dengan peralatan masak dan beberapa bahan bumbu dapur di samping kompor. Dia berbicara dengan seseorang di teleponnya entah siapa.

Sakura mencium aroma kaldu ayam dan mendekat perlahan ke arah Sasuke. "Perlu kubantu?"

Lelaki itu berbalik ke arah sumber suara dan tersenyum. "Selamat pagi."

"..."

"Bukan untukmu, sialan!" Katanya pada seseorang di telepon dan menekan tombol merah. "Kau sudah bangun?"

Gadis itu tertawa sambil menggelengkan kepala dan mengambil spatula kayu di tangan Sasuke untuk mengaduk buburnya di panci. "Kenapa tidak membangunkanku?"

"Ini masih terlalu pagi kurasa."

Sakura hanya tersenyum dan mencicipi bubur buatan Sasuke dengan sendok kecil. "Ya, lumayan."

"Aku tahu, bubur buatanmu masih yang terbaik."

Sakura tersenyum dan mematikan kompornya. "Kau pulang hari ini?"

"Aa, jadwal penerbanganku pukul 13.00."

"Kau mau pergi ke suatu tempat sebelum pulang? Aku masuk kerja siang dan tidak ada jadwal kuliah." Tawarnya sambil menuangkan buburnya ke mangkuk.

"Ya, aku ingin mengunjungi suatu tempat."

***

"Sekarang masih pertengahan bulan Maret, bunga Sakuranya belum mekar."

Lelaki itu tersenyum, menatap layar ponselnya yang sedang merekam Sakura yang sibuk mengelilingi pohon Sakura yang masih kuncup. "Sakura milikku sudah mekar sepertinya." Katanya sambil tertawa.

"Hei kau merekamku," Gadis itu berlari kecil ke arah Sasuke dan berusaha mengambil ponsel lelaki itu.

Mereka pergi ke The East Garden, sebuah taman besar yang memiliki banyak bunga di sepanjang jalan. Taman ini biasa ramai pada hari libur terutama di akhir Maret sampai awal April. Di mana bunga kebanggaan Jepang itu bermekaran. Mereka biasa ke tempat ini setiap tahun di akhir Maret, bertepatan dengan ulang tahun Sakura.

"Kau tahu kenapa aku mengajakmu kesini?"

Sakura menghentikan langkahnya sambil berpikir. "Kita tidak bisa bertemu saat Sakura bermekaran, begitu?"

SoulmateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang