2 - Orang Aneh

38 7 1
                                    

Selama aku hidup, ada dua pelajaran yang aku benci: matematika dan olahraga. Sialnya, sekarang adalah jam pelajaran matematika, yang akan dilanjutkan dengan olahraga.

Hong-ssaem memberikan kami tugas untuk menyelesaikan latihan soal yang ia berikan tadi.

"Besok akan ada kuis, persiapkan diri kalian, apa ada pertanyaan?" melihat tak ada yang merespon, wanita itu melanjutkan kalimatnya, "Baiklah, jangan lupa mengerjakan tugas kalian. Saya akhiri pelajaran ini."

Melihat aku pasrah dengan pelajaran ini, Eve mengacak-acak rambutku, "tugas tidak akan membunuhmu, cheer up!"

"Berisik, aku mau tidur saja."

Ia mengabaikan perkataanku, "setelah ini olahraga, ayo ganti baju! Jangan bolos jam olahraga terus." Akhirnya–dengan dipaksa–aku berjalan ke ruang ganti.

***

Olahraga kali ini adalah permainan bola basket. Yah, sebenarnya hanya sebagian anak laki-laki saja yang bermain. Sementara aku dan anak perempuan lainnya hanya duduk di tepi lapangan dan menonton pertandingan.

Saat pertandingan dimulai, semua anak perempuan–kecuali aku dan Eve–mulai berteriak. Setelah aku teliti lagi, Yoongilah yang mereka soraki. Terlihat seperti fans yang menyemangati idolanya. Tapi mereka terlihat sangat cringe.

Aku menyikut Eve, "kenapa mereka terus berteriak? Aku rasa telingaku akan tuli setelah ini."

"Oh, si nona cuek ini mulai penasaran rupanya," senyum jahil tercipta di wajahnya, "kurasa karena Yoongi tampan juga pemain basket yang handal."

"Hanya itu?" Memang sih, biasanya anak basket itu tinggi dan tampan. Jadi wajar kalau Yoongi banyak disukai.

"Oh! Seseorang membuat fansclub Yoongi, anggotanya terhitung banyak."

Apa yang ia katakan barusan tidaklah lucu. Anehnya, aku tertawa. "Aku tidak percaya dia punya fansclub sendiri."

"Ya, 'kan?" Ternyata Eve dan aku memiliki pendapat yang sama.

Eve dan aku menghabiskan sebagian waktu jam olahraga dengan membicarakan hal-hal random. Sesekali kami mengomentari permainan basket antara anak laki-laki di kelasku.

Aku mendengar salah satu pemain basket yang berteriak 'awas ada bola!' –yang tidak aku sadari bahwa itu ditujukan padaku. Tak lama, bola itu mengenai kepalaku. Sangat keras.

Bruk

"Heejeongie, g-gwaenchanha?" (Kau tak apa?)

Segerombolan orang mulai berlari menghampiriku. Selebihnya aku tidak ingat apa lagi yang terjadi. Semua berubah menjadi gelap begitu saja.

***

Perlahan aku membuka mataku. Satu hal pasti yang aku sadari; aku pingsan, kemudian dibawa ke ruang UKS.

Pintu UKS terbuka, menampilkan sesosok pria yang aku kenal. "Noona, kau sudah bangun?" (Sebutan kakak perempuan khusus laki-laki)

Dia adalah Kim Taehyung, adik biologisku. Umur kami hanya terpaut satu tahun, tapi orang tua kami membuatnya masuk sekolah sebelum waktunya–membiarkannya berada di tingkat yang sama denganku.

"Menurutmu?"

Bukannya menjawab, Taehyung mempelihatkan senyum kotaknya padaku. "Ayo pulang! Aku lapar, kau berhutang satu pepperoni pizza padaku, noona."

Tepat saat Taehyung menarik tanganku untuk berdiri, pintu UKS terbuka. Oh, ini mengejutkan. Orang yang baru saja aku tahu kalau ia hidup–Min Yoongi–lah yang masuk.

Seakan waktunya di dunia ini tinggal sebentar, Yoongi berbicara langsung pada intinya, "jeongsonghabnida, aku tidak sengaja melempar bola basket ke arahmu. Aku permisi." (Maaf//formal)

Yoongi meninggalkan kami yang masih mencerna pernyataan singkatnya tadi. "Tunggu, apa dia benar-benar baru saja minta maaf?" tanya Taehyung padaku. Aku menggelengkan kepalaku.

Dasar orang aneh. []


Author's note:
Wahahaha
Menurut kalian ceritaku ini gimana??;-;

Ini bener-bener cerita pertamakuu..
Dan jujur, aku cuma bisa pake sudut pandang orang pertama
Padahal sebenernya enakkan pake sudut pandang orang ketiga (wadu pho), tapi aku tyduck bisa *hiks*

Oh iya jangan lupa voment yaks!<3
-Jeon's

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 20, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Online | 윤기Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang