Prolog

8 0 0
                                    

                              Langit terlihat murung sore ini. Bahkan ia menumpahkan air matanya ke bumi, hingga membuat Putri terjebak didalam kampusnya. Ia menatap tetesan tetesan air hujan yang turun didepan koridor Kampus. 

"Mau sampe kapan nunggu ujan reda?"Ujar laki laki diujung sana

Putri melirik suara laki laki  diarah jarum jam 3 itu. 

"Eh.. kak Adi."

"Mau nunggu sampe jam berapa lu? gak akan berenti nih ujan."

"gak tau kak, mau nunggu sampe jam berapa.hehe"

"Yaudah, lu mau nunggu ujan reda sampe besok atau bareng gua nih?"

"Humm.."

"kelamaan mikir gue tinggal nih."

"e-eh iya deh. boleh bareng. Tapi apa gak ngerepotin, kak?"

"nggak udah, santai aja."

"e-eh iya, kak."

Putri pun menerima ajakan Adi untuk pulang bareng. Karena ia pikir, ada benarnya juga. tidak mungkin ayahnya akan menjemput jika sudah malam. Bahkan ayahnya saja pulang sudah larut malam. 

Selama diperjalanan hanya suara musik diradio saja yang memenuhi ruangan mobil sedan Honda civic putih tersebut. Tak ada kata kata yang keluar dari mulut Putri maupun Adi. Adi hanya terfokus dengan jalanan dan Putri sendiri terfokus dengan handphonenya. 

 

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


"Put, biasanya lu pulang ngampus emang naik apaan?" Tanya Adi mencoba memecah keheningan yang sedari tadi memenuhi mobilnya.

"eung.. biasanya sih naik ojek online kak."

"oh gitu"

"iya, kak. hehe"

setelah itu, tak ada percakapan lagi. mobil itu pun kembali hening.

Arloji dipergelangan tangan Putri menunjukan pukul 18.30 WIB. Tepat mobil itu sampai didepan rumahnya. 

"Oh disini rumah lu?"

"iya kak, makasih ya udah mau ditumpangin."

"selow. Gua langsung balik ya."

"Iya, Kak Hati-hati."

Tak ada jawaban dari Adi. Hanya suara Klakson mobil yang menjawab ucapan Putri. Malam itu.



Story of Book 2018         - Mr. Adi -Where stories live. Discover now