Part 1

11 1 0
                                    


“Salma,,” seketika lamunan ku buyar, pagi ku tersentak, karena panggilan seseorang dikejauhan. Ya,, dia adalah naila sahabatku.

“Naila,,” panggil ku.

“Kamu ngelamunin apa?” tanya naila sembari duduk disampingku.

Aku menggeleng dan hanya diam dengan pertanyaan naila.
“Kenapa?, apa kamu mikirin kak ali lagi?” tanyanya

“Hust, jangan gitu, aku berusaha nggak ngingat-ngingat dia tau” ucap ku.

“Yah,, kalau memang suka banget, langsung disampain aja ma, jangan sampai ntar kamu nyesal lo..”

Kata kata naila membuat aku kembali terfikir, 3 bulan belakangan ini, aku memang sedang jatuh hati dengan seorang pria.

Sedikit hal yang ku tau tentangnya, namanya Abdurahman Ali, dia seorang kakak tingkat dijurusan ku. Dikenal sebagai pria kalem dan jutek diantara para wanita, panggilan khasnya si “jutek”, yah begitulah para wanita mengenalnya.

Bagaimana tidak, dia hanya berbicara dengan wanita tentang hal hal yang benar benar penting saja.

Dan lebih parahnya lagi, dia pernah menolak ajakan berpacaran kakak senior didepan umum, karna hal itu bertambah lah julukkanya menjadi si raja tega.

Aku juga awalnya, tidak menyukai sifat angkuhnya itu, sampai suatu hari hati ku terbuka untuknya.
~~~~
Hujan turun sangat deras di hari itu, aku melihat seorang wanita paruh baya yang tengah kehujanan ditepi dihalte, dikeramaian, wanita itu duduk sambil berjualan nasi goreng, dan seluruh tubuhnya basah kuyup, sementara orang orang disana hanya berdiam diri seolah tak peduli.

Saat aku ingin mendekat, saat itu pula tiba tiba ada seorang pria yang berdiri dan memayungi wanita itu dengan jaketnya, sembari berkata “nenek, silahkan pindah kebagian sini.” Setelah hujan reda, dia berlalu pergi sambil membawa nasi goreng dagangan nenek tersebut.

Rasa ingin tau ku yang tinggi, menuntunku untuk mengikuti perjalananya dari kejauhan.

Hal yang membuat ku terkejut saat megamatinya, dia benar benar menjadi orang yang berbeda diluar sana, dia membagikan nasi goreng yang dibelinya kepada orang orang yang berada dijalanan, jauh berbeda dengan Abdurahman Ali yang ku kenal, bagai orang yang berbeda, seorang ali yang ada didepan mata ku adalah seorang yang supel, ramah, dan juga beribawa dengan orang orang yang ditemuinya.

Dan anehnya, hal yang terlihat sepele itu, berhasil membuat aku jatuh cinta padanya, bukan karna ketampanan atau sikap dinginnya.
~~~~
Selama 3 bulan aku memperhatikannya, selama  itu  juga rasaku bertambah, semakin aku ingin mencari tau tentangnya, akhirnya aku sadari kecintaan terbesarnya adalah pada ALLAH, dan aku semakin ingin untuk mengenalnya, sisinya yang misterius, sisinya yang introvert, serta bagian tersembunyi darinya yang  lembut, aku ingin mengenal semuanya.

Terbesit ingin ku menyampaikan rasa, tapi aku takut, bila aku juga merasakan sakitnya ditolak dan diabaikan.
~~~~
Pagi ini aku jalani dengan rutinitas yang sama, aku sarapan dengan naila dikantin, dan saat itu ada seorang pria menghampiri kami dan memberikan minuman, sambil duduk disamping naila, menatap ku sambil berkata “Salma kan ?”

“Kak zico, ada apa kak ?” sahut naila

Aku bingung, siapa kak zico? Kenapa dia tiba tiba mendekat, dan dari mana dia tau nama ku?

Tanpa menjawab naila, kak zico menyambung pertanyaannya “Salma, aku zico, ketua klub seni, kakak mau menawarkan salma project dokumentasi klub seni, salma bisa?”

“Kenapa aku kak?, aku tidak pandai akting, juga untuk penampilan aku biasa saja, nanti project kakak malah tidak bagus.” Jawab ku dengan ragu.

“Santai dulu, project ini tentang keindahan alam, kita hanya bekerja dibelakang layar, dan aku dengar kamu seorang penulis narasi yang teliti, kamu mau join kan?” jawaban kak zico terdengar sedikit meyakinkan ku, tapi aku masih ragu untuk menerimanya.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Dec 21, 2018 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Penjagaan MuWhere stories live. Discover now