Love

8 3 0
                                    

Alvin, Salsa, Micel, Dara, Bianca, dan Rio menikmati waktu mereka hari ini di taman. Axel memilih tidak ikut, takut makan hati sendiri.

Micel, Alvin, dan Rio mengawasi Bianca, Dara, dan Salsa yang masih asik dengan sepeda tandem yang mereka sewa. Namun lama-lama mereka justru hanyut dalam pembicaraan mereka sendiri.

“Vin, lo bener-bener berubah setelah Salsa bener-bener jadi milik elo. ” Kata Rio dengan tatapan yang masih menerawang pada Bianca dan yang lain.

“ justru itu yang gue takutin sekarang, gue takut masuk lagi ke dunia gue dulu, toh sampe sekarang gue belum bener-bener lepas dari sana. ” Jawab Alvin sambil mendesah pelan.

“ maksud lo?” tanya Micel.

“gue belum bisa lepas dari rokok, masih banyak orang di luar sana yang ngincer gue, bahkan kadang gue kangen balik ke sana. ”

“pelan-pelan Vin! Gue yakin lo bisa lepas penuh dari itu semua. ” Nasehat Micel.

”Via juga masih nunggu lo dan selalu ada buat lo kan?”

“dia yang terbaik bro! Yang selalu ada buat gue, sabar, mau nerima gue apa adanya, bahkan ancaman dia yang bilang dia bakal ninggalin gue kalo gue bikin onar lagi itu mungkin bisa dia langgar sendiri.”

“PD lo! Jangan macem-macem ma cewe bro, dia pembunuh kita paling hebat !” tanggap Rio sambil menepuk bahu Alvin.

“ curhat..” sindir Micel.

“tapi lo setuju kan?”

“banget! gue paling nggak bisa marah kalo liat mata Dara, rasanya emosi gue langsung padam, tapi gue juga belum yakin bisa jalanin hubungan kaya lo sama Bianca. ”

“namanya tuntutan bro, tapi gue bersyukur gue jalanin ini semua sama dia, she makes my life never flat. ”

“kaya chitato dong si Bianca?”

Rio hanya tersenyum sambil mengangkat bahu.

“ hayo lo.. ngomongin gue ya?” tuduh Bianca yang ingin beristirahat setelah lelah mengayuh sepeda dari tadi. Dara dan Salsa mengikutinya dari belakang.

“ GR lo! Kurang kerjaan amit ngomongin elo!” jawab Rio jutek.

“kak Rio mah..” Bianca memajukan bibirnya beberapa centi.

“ jelek lo!”

“yang penting lo suka!”

“lo pelet gue kan? Ngaku lo!”

“jiah.. rugi banget gue melet cowo item kaya elo!”

“gue tinggalin pasti lo nangis guling-guling!”

“ish.. sory! Masih banyak yang naksir sama gue! But i’m crazy over you!”

“i know it, Dear, just Mario Stevano who can make you Bian away, right ?” Rio mencubit pipi Bianca.

“ sakit..” rengek Bianca sambil mengelus pipinya yang memerah.

“ kalian bedua, makin hari makin hot aja! Bikin ngiri tau nggak?” keluh Salsa.

“ kak Mic, gue mau dipanggil dear juga..” rengek Dara.

“ogah! Kagak kreatip ikut-ikut Rio.” Jawab Micel.”yo lo belajar nggombal dari siapa? Perasaan dulu lo paling nggak bakat kaya ginian. ”

“nggak ada! Cuma gue belajar dari teorinya Alvin, ikuti apapun yang rasa ini ingin lakukan, itulah yang terbaik. ” Jawab Rio sambil merangkul Bianca dan melirik Alvin.

Mereka semua larut dalam pembicaraan mereka hingga hari berganti sore.
8 ◦•*•◦8
Salsa terus bersenandung kecil mengikuti lagu yang diputar oleh radio di mobil Alvin. Sesekali kepalanya bergoyang mengikuti beat lagu yang cukup menghentak. Alvin hanya memperhatikan Salsa sekilas dan sesekali senyum terukir dibibirnya, melihat wajah cantik gadisnya yang hanyut dalam lagu dan seakan melupakan keberadaannya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 19, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang