Ke-1
Pagi dingin dengan awan mendung di kota yang dijuluki kota hujan ini menambah kesenduan di hati gadis manis berusia 16 tahun yang sedang termenung duduk di luar rumahnya dengan seragam sekolah barunya langsung mengerjapkan matanya terkejut karena seorang wanita paruh baya baru saja menyentil jidatnya.
"Mama..." panggil Nayya dengan suara pelan dengan mata yang sudah berkaca-kaca siap nenumpahkan bendungan yang sudah menumpuk di matanya.
"Waduh paa,si cengeng ini cuma disentil doang jidat jenongnya langsung berkaca-kaca noh" Adu mamanya setengah menjerit yang membuat pria berbadan tegap itu terkekeh lalu berjalan menuju teras mengusap rambut Nayya dengan manja.
Nayya yang mendapat usapan manja itu langsung berdiri dan memeluk Radit dengan erat menyalurkan kesedihannya itu.
"Masa cuma disentil doang nangis gini sih Dek" anak itu membulatkan matanya lalu menyubit pinggang Radit membuat papanya itu meringis sakit lalu terkekeh.
Nayya membenci panggilan yang selalu digunakan orang tuanya saat menggodanya."Sayang,kita berangkat sekarang ya?nanti kamu telat di sekolah baru kamu" Radit melepas pelukannya lalu menyuruh agar satpamnya membuka pintu garasi mobil rumahnya yang besar bak istana.
Gadis yang sudah siap dengan seragamnya kini mengejar Radit dan Maya yang hendak melangkah memastikan mobil mereka Nayya lalu menggenggam tangan Radit papanya itu dengan lemas.
Pasangan suami istri itu kini berbalik dan menatap anak satu-satunya itu dengan kebingungan."Pa, aku ga mau pindah ke Jakarta. Sebentar lagi aku kan mau ulang tahun, wish aku cuma pengen supaya kita engga pindah. Nayya udah sayang banget sama sahabat-sahabat Nayya,dan Nayya sama Kennath udah putus gara-gara Nayya gak mau buat LDR pa" seakan puas dengan menumpahkan seluruh uneg-unegnya, Nayya berhasil membuat Radit dan Maya kini bertatap-tatapan bingung. Setahu mereka Nayya sudah ikhlas tadi malam saat mereka menanyakan tentang ini.
Pewaris kekayaan keluarga pramana itu kini menggenggam lebih erat tangan putri kesayangannya lalu menepuk-nepuk puncak kepala putrinya sayang.
"Papa janji,ulang tahun kamu bakal papa rayain besar-besaran di Bogor" Seru Radit menekankan di setiap katanya, sebelum Nayya dapat menyangkal semuanya.
Mereka sangat mengetahui sifat putri kecil mereka, tidak manja, hanya saja Radit selalu ingin memanjakan putri kecil kesayangannya itu sebelum beranjak dewasa.
Yahh lihat saja sekarang, putri kecil mereka sudah menjadi gadis cantik dengan pemikiran yang dewasa.Nayya tidak pernah ingin diantar sampai ke depan gerbang oleh Radit dan Maya ataupun supir pribadi mereka. Sesekali dirinya menaiki motor matic dan sepedanya apabila motor kesayangannya itu di bengkel karena kecelakaan kecil seperti nyosor ke comberan.
Dirinya pun tidak pernah memanfaatkan kekayaan orang tuanya untuk berfoya-foya seperti remaja sekarang."Pa tapi aku nggak mau yang mewah-mewah dan berlebihan"
Gerutunya sambil mengerucutkan bibirnya kedepan bak anak kecil yang tidak dibelikan permen.kini wanita paruh baya yang memerhatikan mereka sedari tadi menangkup wajah Nayya dan tersenyum manis menatap wajah cantik putrinya.
"Yang sewajarnya aja sayang"
Ucapnya lembut.
Nayya mengangguk antusias dan kembali memohon kepada orang tuanya dengan wajah yang dibuat memelas."Tapi aku boleh kan sesekali main ke Bogor liatin Salma sama Keisya?terus sama liatin Ken..Ken..kenath" ucapnya malu-malu di kalimat terakhirnya, membuat Radit menepuk gemas puncak kepala Nayya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Your rumors
Teen FictionBerawal dari dua pasang sepatu yang terlihat di kala dirinya menunduk hingga mata yang bertemu dengan hati yang saling ingin mengikat. "Gue nggak kenal sama lu Put, i only know your rumors! Not you!" -Nayya ~~~ "Kita kenal udah dari orok Nay, jadi...