Sekarang mereka berdua--ralat mereka bertiga ( Iqbaal, (Namakamu) dan Doni) tengah duduk di cafetaria yang tadi Iqbaal duduki. Hening kini menyelimuti keadaan mereka.
"Ah, gini. Jadi kalian pacaran ya?" Doni yang memang tidak bisa untuk hening pun memulai percakapan.
"Iya." Doni mengangguk mendengar jawaban dari Iqbaal.
"Kamu kemana aja selama ini?"
"Aku? Aku udah bilang ke kamu kalo aku pergi keluar negeri buat lanjutin kuliah,"
Doni melirik (Namakamu), "Kamu pasti gak lupa kalo aku pernah janji sama kamu."
(Namakamu) menghela nafasnya, iya kalau boleh jujur ia masih sedikit menyimpan rasa pada Doni. Ya mau bagaimana lagi, ia dan Doni berpacaran dari kelas dua SMP sampai hingga masuk kuliah. Hubungan mereka kandas karena Doni yang ingin melanjutkan kuliahnya di luar negeri.
Setahun kemudian (Namakamu) bertemu Iqbaal, yang sejak dua tahun lalu berstatus menjadi pacarnya.
"Gak ada kesempatan ya?" Tanya Doni.
Pertanyaan itu membuat Iqbaal menoleh ke arahnya, "Kesempatan apa? Maksudnya apa sih? Gue gak ngerti dari tadi."
"Gak kok, Baal. Udah lu tenang aja." Doni menenangkan Iqbaal seraya menepuk punggung Iqbaal pelan.
Iqbaal menatap (Namakamu) meminta penjelasan. "Aku gak ngerti (Nam..)."
"Nanti aku jelasin."
Iqbaal menghela nafasnya. Ia bingung hubungan antara rekan kerjanya dengan kekasihnya itu. Kalau Iqbaal bingung, (Namakamu) apalagi. Di hadapin sama mantan pacar yang masih terkenang di hati.
"Yaudah kalo gitu gue cabut dulu ya, See you Baal, (Nam..)" Yang mempunyai nama hanya bisa mengangguk.
Setelah kepergian Doni dari tempat mereka, Iqbaal langsung menarik (Namakamu) ke kamar hotel. (Namakamu) hanya bisa menurut selagi Iqbaal masih bisa mengendalikan emosinya.
Sesampainya mereka dikamar, Iqbaal mendudukan (Namakamu) di sisi tempat tidur. Ia juga duduk di samping (Namakamu).
"Coba sekarang jelasin ke aku. Aduh, bisa pusing aku dibuat penasaran kayak gini." Iqbaal mengacak rambutnya lalu ia mengusap wajahnya pelan.
"Jangan marah tapi,"
"Iya, sayangku. Gak akan marah."
"Jadi Doni itu mantan aku, "
Iqbaal terkejut bukan main, ia melebarkan matanya. "HAH?! MANTAN KAMU?! KOK KAMU GAK PERNAH CERITA SIH, YANG."
"Ih denger, Iya dia mantan aku. Maaf aku gak pernah cerita sama kamu. Aku pacaran sama dia dari kelas dua smp sampe masuk kuliah, dia kakak kelas aku dan dia seumuran sama kamu. Setahun sebelum aku ketemu kamu, Doni sama aku putus gara-gara dia mau lanjutin kuliah di luar, aku yang pada dasarnya gamau LDR terpaksa mutusin dia. Dia gak terima awalnya, tapi karena aku tetep kekeuh sama pendirian aku, dia pun setuju, "
(Namakamu) mengambil nafas sembari melihat pandangan Iqbaal, Iqbaal menatap kekasihnya itu dengan lembut. Tanpa amarah sedikit pun. namanya jg bucin y maklum aj gapernah marah sm cewenya:).
"Terus dia janji sama aku."
"Janji apa?" Tanya Iqbaal dengan perasaan yang sangat penasaran.
"Dia bakal balik buat nikahin aku, disaat dia udah sukses."
Ucapan (Namakamu) membuat Iqbaal berdiri dan memposisikan dirinya di depan (Namakamu). "Terus aku gimana?"
(Namakamu) diam tidak memberi jawaban untuk pertanyaan Iqbaal. Dia bingung harus menjawab apa, disatu sisi jujur ia juga masih (sangat) sedikit mengharapkan Doni, disi lain ia sudah amat sangat mencintai Iqbaal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bucin - IDR [End]✔
FanfictieGimana ya, seorang Iqbaal Dhiafakhri Ramadhan ternyata 'Bucin' banget sama pacarnya. this is story of you and baale. enjoy the story🙈 ©apabgtdah2018