02.Zivanya Audrelia🙎

38 4 0
                                    

-Namanya juga nyaman. Kalo udah nyaman mah semua hal bisa jadi lupa!-

~Giovano Irawan

***

Dikamar bernuansa biru langit ini-lah Gigi sedang membenamkan tubuhnya dipulau kapuk. Memory saat pertama kali Ia dan Zizi dipertemukan terulang kembali seraya menari-nari dipikirannya.

Flashback on.

Pagi itu suasana hati Gigi memang sedang tak bersahabat karna pacarnya, Clara menolak untuk dijemput Gigi dengan Alibi akan diantar abangnya yang baru saja pulang dari Yogyakarta.

"Pagi anak anak!" sapa bu Mustika selaku walas kelas 11 mipa 3.

"Pagi Buuu." sahut Siswa-Siwinua serentak.

"Silahkan masuk nak, lalu perkenalkan dirimu." titah Bu Mustika pada seorang gadis yang berdiri diambang pintu.

Dengan ragu, gadis itu memperkenal 'kan dirinya sembari memegang erat tali ransel yang sedang ia kenakan dipunggung.

"Hallo, perkenalkan nama saya, Zivanya Audrelia. Kalian bisa panggil saya Zizi, saya murid pindahan dari Bogor."

"Ada yang mau ditanyakan?" Tanya bu Mustika pada murid muridnya.

"Saya bu." sahut murid lelaki yang duduk di kursi paling pojok belakang.
"Tinggal dimana?"

"Di bumi." jawab Zizi sekenanya.

"Wuahaha mamam dah lu, tuh rumahnya di bumi." ejek perempuan yang duduk di hadapan Zizi.

"Sudah sudah. Zivanya kamu bisa duduk dengan Giovano silahkan." Zivanya hanya tersenyum kikuk lalu  mengangguk.

'Giovano pasti cowo yang ada di tengah. Soalnya cuma bangku itu doang yang kosong -,' pikir Zizi, Ia pun duduk di bangku yang masih kosong tersebut.

"Lo cenayang ya?" Zizi terkejut saat dengan tiba-tibanya lelaki itu bersuara.

"Eh?! Bukan kok. aku ga punya bakat jadi cenayang. Sembarangan aja kalau ngomong!" sewotnya.

"Lagian kok lo bisa tau kalo gue Giovano?" selidik Gigi memicingkan matanya.

Zizi menepuk dahinya pelan, lalu menghembuskan nafas perlahan.

"Ya anak Tk juga tau kalo kamu tuh Giovano! Kata Bu Mustika, Zizi suruh duduk sama Giovano! sedangkan bangku yang kosong cuma di kamu. Ya berarti kamu Giovano!"

Gigi meringis setelah mendengar penjelasan panjang kali lebar yang dijabarkan oleh Zizi. Ia hanya mengangguk walau tak paham juga dengan apa yang dikatakan wanita ini.

Flashback off.

"Hayo, lagi mikirin yang jorok jorok
ya?." tuduh Zizi saat melihat Gigi sedang senyum senyum sendiri menatap langit langit kamarnya.

"Apaan sih Zi, kayanya otak mu perlu di restart, biar gak ada virus mesum deh."

"Sini masuk ngapain disitu? Mau nagih utang?" sungut Gigi seraya menatap Zivanya yang berada diambang pintu.

"Gak mau. Kata Mama, anak cantik gak boleh masuk kamar anak cowok sembarangan! Nanti tek dung." Ujar Zizi dengan raut wajah polosnya.

Gigi mendelik lantas mencibir,
"Ish Alay banget dah lo, biasanya juga langsung tidur tanpa permisi di samping gue juga."

"Yeuh tapi 'kan Zizi tidurnya waktu kamu bangun!" Zizi berjalan ke-sisi kanan ranjang lalu duduk disana.

"Alah, lagian juga Gue gak nafsu sama lo, depan belakang rata," Ketus Gigi, ia kembali membaringkan tubuhnya diranjang. Sedangkan Zizi tengah mendelik kesal padanya.

"Siall! mending Zizi-lah rata alami. Daripada Clara tuh gede hasil settingan tangan kamu." Maki Zizi membuat Gigi mendelik diatas kasur.

"Udah jangan dibahas, sini tidur sama gue." Alih alih tidur, Zizi malah bangkit dari duduknya. "Aku mau bantu Bunda, dari pada Tidur disini bye."

Semenjak perkenalan dikelas waktu itu, Gigi dan Zizi memang semakin dekat. Sampai Ia berani membawa Zizi kerumah dan dikenalkan kepada orang tuanya.

Bunda Gigi yang kebetulan memang tak memiliki anak perempuan justru senang bukan kepalang. Bahkan Clara pacarnya Gigi, saja belum pernah diajak kerumah dan dikenalkan pada orangtuanya.

"Bundaa aku mau pulangggg. Giginya tidur moloooooo." Pekik Zizi dikamar Gigi saat melihat lelaki itu sudah tengkurap dengan mata terpejam lagi, padahal tadi Ia hanya bercanda untuk membantu Bunda Gigi.

Reva terbirit birit menghampiri Zizi yang memekik keras dari kamar putranya. "Ya ampun ini anak! Udah jam 5 sore masih aja molor. Giovano! bangunnnnn!!! Mau Bunda sunatttt, dua kali aset masa depan mu itu, biar abiss sekalian?!"

Gigi mau tak mau bangun dari tidur tampannya karna diusik oleh dua wanita rese itu. Sambil mengucek mata, Gigi menguap lebar lalu merentangkan kedua tangannya, "Selamat pagiii Bundaa... Selamat pagi Zizi anak Moa."

"Pagi ndas mu! Udah mau maghrib ini bang, kamu malah asik asikan ngorok kaya babi ngepet aja." cibir sang Bunda, Zizi yang melihat itupun hanya terkikik geli saat melihat wajah kesal seorang Giovano.

Enjoy reading.
Vote and commentnya😳

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 15, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

GIZITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang