15. Walpaper

151 14 1
                                    

"Kaak!!"

Aku berlari mendekat saat manik mataku menatap bayangnya. Terlihat Genza yang menoleh malas malasan dan nyatanya itu tidak menggugurkan sedikitpun perasaan yang meletup letup ini.

Semalaman aku tersenyum mengingat pernyataan dari Caca diruang Dance,kemarin. Sungguh mengejutkan mengingat percakapanku dengan mantan Genza yang satu ini. Dan akhirnya aku kembali merasakan ada kemungkinan yang lebih besar untuk cintaku terbalas. Walaupun kemungkinan sudah,mungkin?

"Apa?" tanyanya datar.

Aku hanya menggeleng dan tersenyum. "Gapapa hehe"

Dia pun kembali cuek dan kembali berjalan dengan aku yang setia mengikutinya dari belakang. Ternyata arah tujuannya adalah perpustakaan.

Genza berhenti ditempat biasanya. Dibalik lemari paling kanan, tempat dimana waktu itu dia memojokanku dengan rak. Beruntung waktu itu dia tidak menciumku. Jika waktu itu dia memciumku, kubayangkan....

Dia menyentil keningku. "Ngehayal apa!"

Aku tersentak dan langsung salting. "Nggak pap..pa" ucapku sambil nyengir.

Beruntung tempat yang kami duduki kurang banyak peminatnya karena posisi dan fasilitasnya yang sedikit lebih lapuk dari sekatan ruangan perpus yang lainnya.

"Pinjem handphone lo"

Setengah ragu aku memberikan handphone ku. Tak lama kulihat Genza yang memakai topi hitamnya dan memasang handseat di telinganya.

"Mau apa kak?"

"Dengerin lagu"

"Kok pakek hp aku?"

"Gue mau tahu lagu lagu yang lo suka"

Aku menahan senyum. "Terus kenapa pakek topi?"

"Biar nyaman"

Aku terdiam. "Nyaman?"

"Iya" Genza menyeringai "kayak lo"

Aku langsung mengembungkan pipi menahan teriakan. Ingin sekali rasanya aku mencakar wajah Genza. Gemas! Itulah rasanya.

"Nih, lo mainin handphone gue aja" ucapnya sambil memberiku handphone.

"Selfie sana" lanjutnya.

Mendengar itu aku sontak menahan nafas. Dia menyuruhku selfie di handphone miliknya? Big Gotha!

Saat aku berniat membuka kamera untuk mengikuti perintahnya kusempatkan untuk diam diam memfoto dirinya terlebih dahulu,tentunya memakai handphone miliknya lalu mengirimnya kesalah satu akunku. Aku tersenyum bangga karena hasil bidikanku.

Aku memperhatikan wajahnya dari camera handphone yang kupegang. Genza memperhatikan layar handphone ditangannya dengan tampang yang melotot, meneduh, menyipit, lalu membalak dan langsung menatap kearahku.

"Lo jadiin foto gue walpaper?!"

Aku pun terkejut dan langsung kikuk. Lupa. Ingatkah sudah berapa lama aku memasang walpaper fotonya?

"Ak.. Ak..aku,ah maaf kak!" aku terlalu bingung untuk menjawab.

Dia menatapku. "Dapet dari mana lo foto ini? Gue aja gak punya foto ini"

"Wak.. Waktu itu kak Raya dateng kekelas dan ngembaliin kamera dan isi foto fotonya tentang pertandingan. Dan disitu ada foto kakak yang lagi minum air mineral waktu selesai tanding"

Kami saling tatap, hingga ia yang mengalihkan pandangan. "Nanti udah lo selfie di handphone gue" ia memegang puncak kepalaku dan mengelusnya "Jadiin salah satunya walpaper"

UnUsuallyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang