13

32 4 0
                                    

Rana bangun dari tidurnya. Bersiap² ke sekolah. Rana akan bertanya pada Dinda semalam dia tidur dimana. Jika Dinda masih tidur di sekolah maka Rana akan memaksa Dinda untuk pulang bersama nya.

Rana menuruni tangga menuju ruang makan. Kakinya masih sakit menyebabkan keseimbangan tubuhnya tidak seimbang,dan menyebabkan Rana terjatuh dari tangga,sebuah tangan besar dan kokoh langsung menahannya.

"Rana,jangan ceroboh. Kalau tadi kamu jatuh trus nyunsep gimana coba?"

Rana mengangkat kepalanya dan mendapati Revan yg tengah mengomel padanya.

"Bawel lo ah. Gue mau duduk"kata Rana sambil merentangkan tangannya untuk digendong

"Lo berat,gue tuntun aja ayo"

Rana memanyunkan bibinya,kesal karna Revan sama sekali tidak bisa untuk di ajak romantis.

"Ini bekal kamu,jangan maka---"

"Jangan makan di kantin,makanan kantin gak sehat"kata Rana memotong ucapan mama nya. Bukannya Rana tidak sopan tapi mamanya selalu mengatakan seperti itu sebelum Rana berangkat.

"Rana berangkat yah ma"pamit Rana dan juga Revan.

15 menit kemudian mereka sampai di sekolah.

"Lo tunggu disini"pesan Revan sambil keluar dan membukakan pintu Rana

"Ayo turun"

Rana turun dari mobil dengan tangan Revan sebagai penahan nya agar tidak jatuh lagi. Mereka berjalan di koridor masih dengan posisi yg sama sehingga membuat banyak sorot mata yg tertuju pada mereka. Seseorang berlari dan menabrak Rana. Rana terjatuh dan hal itu jelas membuat Revan marah dan mengejar orang itu

"Lo ngak punya mata"cecar Revan dengan menarik kerah baju Tito teman sekelas Rana.

"Maaf Van gue gak sengaja. Gue buru² pr gue belum selesai. Sekali lagi gue minta maaf yah"sesal Tito karna tidak berhati² saat berlari.

"Van"lirih Rana menahan rasa sakit di kakinya.

Revan mengambil tas Rana, melemparkan tas itu pada Tito.

"Lo mau bawain tas Rana atau adu jotos sama gue"

Tito langsung mengambil tas Rana dan lari. Bukan karna takut tapi Prnya lebih penting dari Revan yg secara tidak langsung menantangnya

Revan kembali ke Rana. Mengendong Rana karna mereka akan menaiki tangga. Jelas saja perlakuan Revan semakin membuat gosip yg sudah menyebar semakin gencar untuk dibicarakan. Rana malu, sungguh. Sekarang saja Rana sudah menutup wajahnya dengan kedua tangannya

"Gak usah malu. Tadi aja minta di gendong"kaya Revan dengan suara pelan tapi masih bisa didengar oleh Rana

"Tapi tadi lo gak mau?"

"Gue takut bokap lo bakal marah kalau dia lihat gue kontak fisik sama lo. Walaupun gue cuma gendong lo,pasti bokap lo gak bakal terima. Gue bukan takut sama bokap lo,cuma kan kita baru aja pacaran masa cuma gara² gue gendong lo kita harus putus" jelas Revan sambil menurunkan Rana tepat di depan bangku nya. Rana yg mendengar banyak suara riuh melihat ke sekeliling.

"Lo kok gendong gue sampe depan bangku gue sih. Gue kan malu"

"Emang lo tau malu?"kekeh Revan

"Tau ah. kesel gue"cemberut Rana dan duduk di bangku nya.

"Gitu aja ngambek" Revan menjepit hidung Rana dengan jarinya dan membuat suasana kelas semakin riuh.

"Baper gue"kata salah satu teman Rana

"Tuhan,ampuni mereka yg pacaran di depan hambamu yg jomblo ini"Doa Barga membuat semua penghuni kelas tertawa.

"Gue balik ke kelas yah. Yang rajin belajar nya"

Revan keluar dan berjalan menuju kelasnya,seiring dengan berbunyinya bel masuk. Rana menoleh ke samping, tempat dimana Dinda duduk. Kening nya berkerut,tidak ada Dinda ataupun Tas Nya

"Sya,Dinda belum datang?"Tanya Rana pada Tasya

"Belum"

Rana mengangguk dan memilih duduk di kelas dari pada harus berjalan lagi ke lapangan.

----

Dinda bangun dari tidur nya,berjalan menuju dapurnya. Hari ini Dia tidak sekolah dan memilih untuk bermalas² di rumahnya. Dia tidak akan keluar selama seminggu ini dan berusaha untuk tidak peduli dengan sekitar dan melupakan semua masalahnya. Anggap saja dia pecundang yg selalu lari dari masalah

duduk di sofa depan tv, dan termenung. Sebenarnya dia kepikiran Dengan Rana. Walaupun ada Revan tapi dia harus tetap tau bagaimana keadaan Rana

Memang,Dia kecewa pada Rana tapi bukan berarti dia harus berhenti peduli.

Karna sejatinya sayang ketika seseorang telah mengecewakan kita, tapi masih tetap peduli


Dinda meraih hp nya dan menelpon seseorang agar mengawasi Rana selama dia tidak ada

Friend? Don't Leave Me(Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang