Terungkap

7 1 0
                                    

Akhirnya aku tau dari mulutmu sendiri bahwa ketika kamu membalas chatku itu semata-mata hanya karena kamu bosan, bukan karena kamu memang menginginkannya. Seketika hatiku yang awalnya di penuhi dengan bunga, duri dari bunga tersebut menusuk semua bagian hatiku dan itu rasanya sangat sakit.

Seharusnya setelah mendengar itu semua aku harus pergi dan tidak pernah mengharapkanmu, tapi dengan bodohnya aku selalu menantimu atau aku berusaha mencari alasan untuk bisa mengobrol denganmu.

Kamu sedang menunggu cinta darinya, kamu sedang jatuh cinta dengan orang lain. Ya aku tau itu semua. Tapi sekali lagi dengan bodohnya rasa yang aku miliki ini bukannya menghilang, malah semakin berkembang. Aku bisa apa? Perasaan itu datang gitu aja tanpa bisa aku cegah. Mungkin bisa kalau kamu tidak memberikan harapan sedikit pun. Oh mungkin kamu tidak, tapi hanya aku yang terlalu berharap.

Perasaan ini semakin hari semakin membuatku sakit. Salahkah aku memiliki perasaan ini? Salahkah aku membiarkan perasaan ini terus berkembang? Salahkah aku masih saja mengharapkanmu?

Tolong ajari aku, ajari aku untuk menghapuskan rasa ini. Karena ini terlalu sakit untuk aku bawa kemanapun aku pergi.

Entah mengapa Tuhan memberikanku perasaan ini jika kamu tidak diberikan rasa yang sama?

Dibuang SayangWhere stories live. Discover now