HT || 04

116 8 1
                                    

HT-04

"Dari sini..."

-Langit Angkasa

"Rain, Rain" kata Angel sambil memegang tangan Rain, "Lo gapapa kan?"

Rain mendongakan kepalanya, dan tersenyum tipis sambil mengangguk. "Gue gapapa ko"

"Lo yakin? Tapi Rain, pi- ASTAGA RAIN" Angel membulatkan matanya kala dia melihat bekas tamparan yang terlihat dipipi Rain, Rain pun di buat kaget oleh Angel.

"Kenapa?" kata Rain.

"Rain, ini sih parah banget. Pipi lo masih ada bekasnya" kata Angel.

"Maksud?"

"Maksud gue. Bekas tamparan nya masih ada di pipi lo" jelas Angel.

Rain pen mengeluarkan ponselnya lalu memperhatikan pipinya itu. Dan ternyata benar saja, saat ia menyentuh pipinya itu, ia merasakan perih.

"Rain"

Yang merasa terpanggil pun menengok. Saat tau siapa yang memanggilnya itu, dia langsung bergegas pergi.

"Rain.. Rain.. Tunggu dulu" kata Langit. Rain pun berhenti , Langit mencoba mendekati Rain. Namun baru beberapa langkah, Rain langsung bertanya.

"Ada apa?" kata Rain, tanpa membalikan badannya. Bilang saja Rain tidak sopan, tapi Rain berusaha untuk tidak terlalu dekat dengan Langit, ia tidak mau celaka lagi.

"Gue atas nama Cintia minta maaf sama lo." kata Langit.

Setelah mendengar itu, Rain langsung pergi. Langit yang melihat kepergian Rain pun hanya menatapnya saja.

"Gue kenapa ya. Trus ngapain gue bela-belain ngejar tu cewe, cuman buat minta maaf, udah gitu atas nama Cintia lagi." gumamnya.

"Aww.. Ternyata bebeb nya aku ada disini" kata seorang cowo sambil merangkul Langit.

Langit pun terlonjak kaget, dia langsung menengok ke orang itu, dan ternyata.....

"Gila lo.. Hush sana lo" kata Langit kepada Bagas sambil berusaha melepaskan rangkulannya.

"Lo ngapain ngomong sendiri, Lang?" Tanya Sean.

"Usut punya usut, lo lagi jata ya" kata Bagas sambil menaik turunkan alisnya.

"Apa jata?" tanya Langit.

"Jatuh Cinta, Babiekyu" kata Bagas alay.

"Asli gue geli sama lo tau, Gas. Nih Sean, bukan temen gue ni ya" kata Langit.

"Gue kaga punya temen kaya gitu Lang." kata Sean.

Bagas yang mendengar ucapan itupun, langsung menonyor kepala Sean.

"Lo mau gitu aja sama gue, hah?" kata Bagas.

"Ya gitu aja, gini mah susah." jawab Sean.

"Lo ko jahat sih, Sean." rengek Bagas

"Asli, lo nape sih? PMS ya lo?" tanya Sean.

"Udah-udah.. Terus aja ngebacot" kata Langit. "Oiyah, Bryan mana? Tumben banget ga barengan."

"Tadi sih katanya mau ke taman belakang sekolah" kata Sean.

"Yee... Kebiasaan banget maen tinggal aja. Udah tau ditinggal pas lagi sayang-sayangnya itu gak enak" kata Bagas.

Lalu Sean pun bergegas pergi meninggalkan Bagas.

"Iiiiiii... Ko semuanya pada jahad sih sama dede" ucap Bagas sambil menghentak-hentakan kakinya.

Hujan TerakhirkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang