29. Maaf

1.3K 55 7
                                    

Aku berterimakasih pada masa lalu
Saat hadirmu memberi warna dalam hidupku
Namun kau harus tahu
Rasa yang dulu telah berlalu semu

-Layla Yasna Zanitha-

♥️♥️♥️

Saat ini Yasna hanya menangis terisak dipelukan Azlan. Ia tak tau apa yang harus ia lakukan. Ia akui nama David belum sepenuhnya hilang dari hatinya. Ia masih menyimpan rasa sayang walau hanya secuil. Bagaimanapun lelaki itu pernah menjadi bahagianya. Tapi disisi lain, ia telah memiliki Azlan, jodoh terbaik yang telah Allah kirimkan untuknya. Ia tak mungkin meninggalkan dan lebih memilih lelaki yang sama sekali tidak ada ikatan apapun dengannya. Terlebih, Rasa cintanya mulai tumbuh selama pernikahan ini berlangsung. Azlan lah, satu satunya Nama yang berhasil membantunya melupakan David sedikit demi sedikit. Yasna sudah merasa lebih tenang. Ia meneguk hot chocolate dibantu oleh Azlan. Ia sudah berhenti menangis, namun tetap saja mata dan hidungnya memerah.
"Maafin aku Mas" Ucap Yasna, tubuhnya bergetar.
"Sebenarnya apa yang terjadi?" Kali ini Azlan menuntut penjelasan.
"David..." Ucapannya menggantung.
"Ada apa dengan dia?" Azlan bertanya dengan Sabar. Harus diakui, mahluk bernama perempuan memang senang untuk berbelit-belit, membuatnya semakin pusing.
"Kenapa kamu sampai menangis seperti ini?" Azlan mengacak rambutnya frustasi. Kadar kepekaan seorang lelaki memang minim. Seharusnya setelah kejadian tadi, ia harus bisa mengerti apa yang sudah terjadi. Tapi tidak untuk Azlan.
"Ia lelaki yang pernah aku cintai" Yasna memejamkan matanya kuat. Lagi-lagi air mata hangat mengguyur pipinya. Azlan tak bergeming. Ia masih diam mendengar kenyataan yang sebenarnya. Azlan beranjak dari duduknya, ia mendekati pembatas roftoop dan menengadahkan wajahnya ke hamparan bintang dilangit.
"Kamu masih mencintainya?" Azlan bertanya tanpa menatap wajah istrinya.
"Tidak" Yasna menggeleng cepat.
Azlan beralih menatap kedua bola mata penuh tangis milik Yasna.
"Sorot matamu mengatakan bahwa kamu masih mencintai nya" Azlan melukiskan senyuman keterpaksaan
"Tapi itu dulu" Terkanya.
"Lantas kenapa kau sampai menangis seperti ini? Aku akan menjadi suami yang paling bodoh jika membiarkan istri yang sangat dicintainya menangisi laki-laki lain. Apa kamu tidak bahagia dengan pernikahan ini? Katakan padaku. Apa yang harus aku lakukan untuk kebahagiaanmu? Jika dengan bersamanya kamu akan bahagia, aku ridha. Walaupun rasanya berat sekali" Tegasnya. Jawaban Azlan sungguh diluar dugaan. Yasna sangat tidak menyangka dengan respon yang diberikan kepadanya. Ucapannya bagaikan petir yang berhasil menyambar hatinya. Lagi-lagi tangisnya membuncah. Ia telah melukai dua hati dalam waktu yang sama.
Allah, maafkan aku.
Rasanya Yasna tak kuat melihat Azlan akan mengikhlaskan dirinya. Melepaskan dirinya hanya untuk seseorang yang pernah hidup bersamanya dimasa lalu, jangan sampai terjadi. Jika dibandingkan dengan Azlan, sudah teramat besar pengorbaananya. Bayangkan, sejak kecil dirinyalah yang selalu ada untuknya.
"Cukup" Tangisnya meledak.
"Aku mohon. Jangan katakan tentang perpisahan padaku" Tubuhnya bergetar hebat.
"Berpisah denganmu adalah hal yang tidak mungkin aku lakukan" Ucap Yasna terisak.
"Aku hanya ingin kamu bahagia. Jika kamu berpisah dengannya karena perbedaan Iman, jangan khawatir ia telah berjuang, ia sekarang adalah seorang mualaf" Azlan Masih menatap parau istrinya. Yasna geram dibuatnya. Sebenernya apa yang ada difikiran Azlan. Kenapa ia begitu rela jika Yasna kembali bersama David. Terkadang cinta bisa membuat seseorang bertindak bodoh.
"Mungkin selama ini Aku hanya penghalang diantara kalian. Seharusnya aku..."
"Cukup Mas" Pungkasnya merintih perih. Ia tak sanggup mendengar perkataan Azlan yang ia tahu kemana ujungnya. Ia tau sikap Azlan, jika terlibat masalah dengannya pasti dialah yang akan meminta maaf lebih dulu. Dia terlalu baik, saking baiknya ia selalu menganggap bahwa setiap masalah yang terjadi adalah kesalahan dirinya. Dan Yasna tak Suka itu.
"Aku mencintaimu, bukan dia" Ucap Yasna tertatih-tatih. Ia sudah tak kuat menopang badannya.
BRUUK
Yasna roboh dipangkuan Azlan.

***
Seorang dokter tengah memeriksa keadaan Yasna. Ia memberitahukan bahwa tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Keadaanya baik-baik saja, Ia hanya kecapean akibat stres dan terlalu banyak beban fikiran.
"Bagaimana keadaan istri saya dok?" Ujar Azlan panik
"Anda tidak perlu khawatir. Pasien hanya kelelahan akbiat stress. Ini disebabkan Karena tekanan darahnya yang mendadak turun" Jelas pria berkacamata yang tak lain adalah dokter.
"Syukurlah. Terimakasih dok" Ujar Azlan. Kini hatinya kembali tenang melihat istrinya baik-baik saja.
"Jangan terlalu sering melakukan aktifitas diluar karena faktor cuaca juga sangat mempengaruhi. Dan Jaga pasien supaya tidak memikirkan masalah yang berat-berat dulu" Jelas dokter muda itu dengan menyerah kan secarik kertas yang berisi resep untuk Yasna.
"Baik. dok" Azlan menyunggingkan senyumnya.
"Saya permisi" Dokter itu beralih membereskan alat medisnya serta menyimpan rapih kedalam tas nya dan bergegas pulang.  Tak lama setelah itu, terdengar seseorang mengucap kan salam.
"Sayang kamu ngga papa?" Ujar Kayla khawatir.
"Yasna baik-baik aja kok mah" Yasna berusaha tersenyum.
Kayla menghela nafas, ia menatap putrinya dengan raut wajah penuh tanya. Ya namanya juga ikatan hati antara seorang ibu dan anak pasti pasti sangat kuat. Ia tahu bahwa mereka sedang ada masalah.
"Sebenernya apa yang terjadi?"
"Mata kamu sembab, habis nangis ya?" Imbuhnya.
Yasna melirik ke arah Azlan yang berada disampingnya. Ia memohon untuk ia saja yang memberikan penjelasan kepada mama.
"Biar Azlan yang jelaskan Mah" Ucap Azlan berjalan keluar kamar. Ia bermaksud menjelaskan apa yang baru saja terjadi tidak didepan Yasna. Ia ingin istrinya menenangkan diri dulu untuk saat ini.
"Jadi, seseorang dari masa lalunya datang kembali. Apa mama tau tentang hubungan mereka?" Azlan mulai menjelaskan
"Siapa yang kamu maksud? Setau Mama Yasna belum pernah pacaran" Jawab Mama Kayla
"David"
Mendengar nama itu, tiba-tiba Kayla teringat akan satu hal. Dulu, saat Massa sekolahnya ia sering sekali menceritakan Nama lelaki itu kepadanya.
"Oh, Dia. Ya mama tau" perkataannya seakan tertahan
"Mereka memang pernah dekat. Tapi kami sebagai orang tua tidak menyetujuinya. Apalagi papanya ia sangat menentang keras hubungan mereka" Jelas Kayla kepada menantu yang mendengar ucapan nya dengan serius.
"Sudahlah. Itu hanya masalalu nya. Sekarang fokus saja pada rumah tangga kalian" Ujar Mama mengusap pelan bahu memanntunya itu. Ia berusaha menenangkannya.
"Apa kita tidak egois memaksakan perasaannya?" Ujar Azlan dengan nada kekecewaan.
"Apa maksudmu nak?"
"Seharusnya pernikahan ini tidak terjadi" Kayla sama sekali tidak mendengar nada ikhlas ketika Azlan berbicara. Ia yakin bahwa hatinya saat ini hancur karena ia tau bagaimana besar nya Rasa cinta Azlan terhadap putrinya.
"Tarik kata-katamu!" titah Kayla
"M..maaf Azlan hanya ingin melihat Yasna bahagia" Ia tertunduk.
"Bahagaianya adalah kamu" Kayla tersenyum simpul
"Lantas apa yang harus Azlan lakukan saat ini mah?"
"Kamu hanya perlu bersabar. Bersabar menuntun Yasna untuk melupakan masa lalunya. Mama yakin, ia sudah mulai mencintaimu. Mama tau dari cara ia memperlakukanmu, cara ia menatapmu, bahkan mama tau sekarang tempat ternyaman setelah pelukan papa dan Mamanya adalah kamu." Jelas Kayla tersenyum hangat. Mendengar nasihat yang terucap dari mama mertuanya Hati Azlan kembali menghangat. Rasa untuk melepaskan Yasna sudah tak terlintas lagi dibenaknya. Ia yakin bahwa Allah sang maha pemberi cinta akan menganugerahkan rasa cinta dalam hati istrinya yang akan ditujukan pada dirinya. Ia yakin kebesaran allah dalam mengatur skenario hidup hambanya.
"Azlan ikhlas atas semua yang telah Allah kehendaki. Dan Azlan berjanji untuk menjaga pernikahan ini." Senyumnya kembali mengembang.
"Terimakasih Nak" Kayla memeluk Azlan sebagai bentuk kasih sayang padanya.

Takbir Cinta [ SUDAH TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang