Aku dapat mencium aroma tanah yang menguar sehabis hujan. Dalam beningnya kaca jendela aku menatapmu. Kau tersenyum sambil melambaikan tanganmu. Aku menyuruhmu masuk kedalam namun kau hanya menjawabnya lewat gelengan.
Aku menatap langit, entah kenapa awan dan sinar matahari cerah. Aku memandangmu yang tersenyum menatap langit. Aku membalas senyummu. Aku ingin keluar, mendekatimu menikmati cerahnya langit.
Tiba-tiba kau menarik sesuatu, bukan seseorang disampingmu. Menggenggam tangannya dan mencium tangan itu. Siapa perempuan itu? aku harus keluar.
Aku memperhatikan sekitarku. Kosong, kamar ini kosong. Pintu, aku harus mencarinya. Aku memutari Seisi kamar. Tidak ada. Aku ada di ruang tanpa pintu. Aku terjebak.
Pandanganku mengarah pada jendela kaca. Aku berlari dan mengetuk jendela itu. Kacanya keras dan tebal. Kau menggandeng perempuan itu hendak meninggalkanku. Aku berteriak, memukul kaca namun kau mengabaikanku. Aku berteriak.... Jangan pergi, jangan tinggalkan aku. Kau berhenti....
Aku yakin kau akan menolongku. Kau menoleh begitu pun dengan dia. Aku terdiam saat bibirmu berucap. Aku memandang wanita itu yang tersenyum penuh kemenangan. Aku terus memukul kaca sambil menangis ketika mereka berbalik dan meninggalkanku sendiri
"Maaf, aku memilihnya"