Akhir akhir ini saya selalu berfikir, seringkali kita lupa bagaimana peran seorang ibu. Lupa memberinya kabar, lupa untuk mengucap salam, lupa bahwa ia sedang menanti ke pulangan kita untuk makan malam bersama. Terkadang kita lupa untuk mengatakan kepadanya, ia adalah matahari dalam hidup kita. Tanpa beliau kita bukan lah siapa siapa hingga detik ini. Mungkin kita pernah merasa kesal pada ibu kita, berfikir tentang yang buruk buruk, tidak di ijinkan keluar lalu kita marah, padahal hal tersebut adalah cara ibu kita menjaga kita. Kalian tidak pernah tau bagaimana lelahnya seorang ibu yang merawat anaknya dari kecil hingga sampai detik ini, berterima kasih lah sebelum terlambat. Peluk ibu kalian, ucapkan, selamat hari ibu, maaf aku belum bisa menjadi seorang yang bisa membuatmu bangga, tapi aku sedang berusaha, doakan, bu!.
Jika kau masih mempunyai orang orang dalam hidup ini yang sungguh sangat kau syukuri eksistensinya, bersyukurlah. Jika tidak, berarti belum. Kau harus tahu, kehidupan tidak pernah berjalan sendirian bukan ? Temukan Mereka.
Pada sore itu ketika aku duduk berdua bersama ibuku di halaman belakang rumah, aku sempat bertanya. Bertanya tentang sesuatu yang mungkin sudah tidak awam bagiku.
"Ibu, pernikahan itu seperti apa ?"
Sekali kalinya ibu pulang lebih cepat dari jam ngajarnya, lalu kami menghabiskan sisa hari untuk bercengkrama, sembari melepas penat dari lelahnya dunia pekerjaan. Kami tinggal di lingkungan rumah yang tidak cukup ramai, tenang, sejuk, asri dan menyenangkan. Kira kira beberapa kilometer dari pusat kota lah. Lalu kami duduk bercengkrama di belakang rumah, belakang rumah kami memang tertutup, hanya teruntuk tempat santai keluarga, agar lebih privacy, begitu katanya. Kami duduk sambil memperhatikan warna langit yang berganti dengan cepat. Aku dan ibu hanya berdua saja. Ayah belum pulang dari kantonya, adik sedang sekolah. Di dunia kami, ibu adalah matahari dan aku, ayah, adik lah bulannya. Kami ber empat saling menjaga, supaya bumi tetap bisa berputar pada porosnya.
Pertanyaan itu lama menggantung di tengah lamunan yang penuh dengan tanda tanya. Ibu menggenggam tanganku, membawanya menuju tempat jantungnya berada. Kami mendengarkan lagu kesukaanku yang selalu ku putar hingga mungkin ibu bosan mendengarnya. Sebentar lagi sudah sore.
"Pernikahan itu seperti kita, nak. Saling membahagiakan" jawaban yang terucap dari bibir ibu itu sangatlah syahdu dan terdengar jauh.
"Lalu bapak ?"
"Begini, coba kamu pikir nak. Dalam hidup, kita ini, orang mencari uang, punya anak atau punya pasangan.. Pada akhirnya, memang apa yang dikejar ?"
Aku mengangkat bahu tak acuh, aku tidak mengerti apa yang ibu maksud.
"Menemukan bahagia bukan ?" ujarnya menjawab rasa penasaranku, "tapi uang yang kita dapat, anak yang kita punya, atau seorang pasangan yang kita pilih, tidak selamanya hidup saling membahagiakan, Nak. Itu lah kenapa, di tengah jalan banyak sebuah hubungan yang kandas dan selesai. Tapi ibu berusaha agar hubungan ibu dan suami ibu tidak kandas, Nak. Itu demi kalian"
Aku menoleh menatapnya. Ibu balik menatapku. Tanganku masih digenggamnya hangat.
Ibu menatap ku sesaat. Aku baru perhatikan jejak air mata di kedua sisi pipinya. Mungkin ia tidak menangis karena sebuah kesedihan, tapi karena sebuah kebahagiaan. Bagi ibu, menikah bersama bapak adalah masa pengabdian totalnya. Janji nikahnya. Wujud cintanya yang seluas alam semesta. Aku tidak terlalu dekat dengannya, jadi aku tidak bisa bayangkan rasa hatinya.
Lalu ibu berkata "Bapakmu adalah sosok yang tegas, sosok yang baik, yang mampu membawa ibu ke arah yang lebih baik, semenjak ada kamu, bapak giat mencari uang, agar anak anaknya menjadi seseorang yang berguna nantinya, menyekolahkanmu. Dulu hidup bapak sama ibu susah, kamu tidak perlu tau, tapi sekarang hidup bapak sama ibu sudah berkecukupan, semenjak ada kamu dan adik kamu. Bapak kamu tidak pernah melarang ibu melakukan apapun, kecuali hal yang menurut bapak tidak baik. Sosok bapak adalah sebuah metafora. Ia menjelma apa saja"
YOU ARE READING
Sore Itu Bersama Ibu
Short StorySelamat hari ibu teruntuk semua para ibu di dunia ini. Tanpa kalian kami bukanlah apa apa, tanpa doa kalian kami tidak bisa berdiri di dunia ini setegar ini. Terimakasih telah memilih kami menjadi salah satu harta berharga di hidup ibu, Selamat hari...