Mahesa itu lelaki kuat. Mahesa itu lelaki hebat. Wajah datarnya, senyum kakunya dan semua yang ada pada dirinya itu sempurna. Jika di dunia ini hanya ada 100 lelaki, mungkin semua wanita akan berebut untuk menempati tempat terindah di hati seorang Mahesa.
"Aku.. kalau jadi Esa, ga akan pernah kuat."
Anya mengernyitkan dahinya mendengar ucapan random Ray.
"Aku.. ga akan bisa bertahan dan terlihat baik-baik aja kalau di posisi Esa."
"Rayiii. Are you okay?"
Ray tersenyum sendu."Iya."
Anya mendekat ke arah lelaki itu, dan menyandarkan kepalanya di bahu lebar kekasihnya. Tangannya tergerak untuk menggenggam tangan Ray dan berkata."mulut kamu baik-baik aja, tapi hati kamu engga."
"Aku baik-baik aja baby, but my bestfriend, It makes me sad."
"Itu pilihan Esa kan?"
Ray mengangguk membenarkan. Sebenarnya memang tak perlu untuk mengasihani, karena ini murni pilihan hatinya."aku engga pernah ngeliat seseorang yang mencintai sedalam itu."
"Aku udah." Balas Anya dengan senyum manis di wajahnya.
"Sean." Tambahnya lagi. "Sean loves Quiesha more than anyone else. He did it. Look into his eyes and you will proud of him."
"Nya, Sean ga mungkin inces sama Quiesha kan?!"
"Astaga Rayi! Bukan gitu maksud aku. Kok kamu pikirannya aneh-aneh sih?" Kesal Anya. Niatnya ingin menikmati suasana romantis dan menikmati obrolan— yang ya berbeda dari biasanya, tapi sayang dikacaukan oleh Ray.
"Hehehehe..." balas Ray canggung. Sungguh dirinya pun reflek merespon seperti itu."maksud aku ga gitu kok hehehe."
"Bodo."
"Nya? Hehe.."
Anya hanya mendelik kesal kepada Ray yang masih tersenyum canggung. "Kalo kita beli boneka beruang baru lucu kali ya..."
Anya masih bertahan dengan muka judesnya. Kali ini dia tidak semudah itu disogok. Dia harus menang kali ini.
"Yah padahal tadi ada keyring beruang lucu. Hm :)"
"RAYIIIII! KENAPA SIH BISA BANGET BIKIN AKU JADI LEMAH GITU. KAN AKU KAYAK GAMPANG BANGET DISOGOK!"
☁️☁️☁️
"Sean engga pernah sekalipun berniat ngejauhin Daffa dari kamu. Maaf, dia engga mau kamu hanya sekedar mendapat harapan semata kalau seandainya dia engga bisa bangun. Sha, jangan menutup mata kalau selama ini Sean yang selalu setia disisi kamu. Maafin Sean, karena Setiap manusia selalu punya rencana terbaik dalam hidupnya walaupun kadang selalu dinilai sebelah mata oleh orang lain dan membuat dia berakhir disalahkan."
Ucapan Esa kemarin membuat Quiesha berakhir disini. Berdiri tepat dihadapan Sean yang seperti tidak menyadari kehadiran adik kesayangannya.
Ragu-ragu Quiesha mengulurkan tangannya pada Sean meskipun lelaki itu tidak menotice kehadirannya.
Kesal diabaikan, Quiesha mengambil paksa handphonenya dari tangan Sean.
"Apa?" Tantangnya saat Sean bersiap ingin marah.
Seketika ekspresi wajah Sean melunak. Ditatapnya gadis itu dengan penuh kerinduan yang mendalam. Hanya saja, Sean kembali menetralkan wajahnya. Dalam pikirannya Quiesha akan marah padanya, dan gadis itu ingin dia pergi lebih jauh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby,Good Night! (Completed)
FanfictionCukup. Hanya itu. Cukup bahagia, cukup tertawa. Hingga kecewa dan sedihpun tak akan terlalu terasa dalam dan menyakitkan. ''Harusnya dulu, gue ga memaksa keadaan untuk di samping dia setiap waktu'' Dan ketika katanya keajaiban itu hanya datang sekal...