bulan rindu matahari 3

40 3 0
                                    


Diambang pintu yang sama.aku berdiri layu memandang bulan bersama caca.dengan tingkah manjanya,caca terlihat bahagia.tak seperti dirinya.rasanya sesak saat melihatnya.tapi aku tak mampu mengatakan pada caca yang sedang lemah diatas ranjang rumah sakit karena melawan penyakitnya bahwa aku dan bulan memiliki hubungan lebih.tak tega rasanya.apalagi melihat kondisinya yang tidak memungkinkan tanpa perawatan dokter nyawanya akan terancam.

"Dokter.masuklah"
Aku hanya mengangguk dan tersenyum menghampiri caca yang sedang bersama bulan disana.ku lihat senyum bulan mulai sayu.
"Bagaimana keadaanku dok?"

Lagi lagi aku mengangguk dan tersenyum.
"Baik.kau sudah mulai membaik.cepat sembuh yah.istirahat yang cukup dan minum obatnya".lalu kemudian aku tersenyum ramah.senyuman palsu yang sangat menusuk hatiku aku perlihatkan pada caca.

"Alan, dokter matahari cantik yah?.baik lagi".pertanyaan itu mengagetkan aku dan bulan.alan memandangku intens dan dalam seakan mengatakan

Lalu ia menjawab " iya"dengan jeda ,kemudian tersenyum manis dan melanjutkan ucapannya "dokter tari memang cantik,baik,dan sempurna".sambil memandangku dengan penuh kagum.

" oh iya apa benar begitu?".

"Iya dokter.eh...ngomong2 dokter udah punya pacar belum?".

"Aku".sambil menunjuk diriku semdiri.

" iya".

"Aku..sudah". Aku tersenyum sambil melirik alan disana.

"Oh sudah ku duga.pasti udahlah kan dokter cantik". Caca tersenyum manis."aku boleh tanya lagi nggak dok?"

"Iya silahkan.mau tanya apa caca?".

"Pacar dokter pasti ganteng yah?.soalnya dokter cantik masak pacarnya nggak ganteng".
Katanya.

" ganteng kok".

"Ihhh...ceritain dong dok orangnya kayak apa?"
Rengeknya kepo.

"Orangnya baik,ganteng,kayak alan yang selalu jaga kamu".aku memandangnya lekat.
Alan terkejut dengan jawabanku dan memalingkan wajahnya ke belakang.dugaanku ia sedang menangis dan mengusap air matanya.tapi caca tidak mengetahuinya.dan tapi aku tau.

" ahhh...dokter jadi malu".kata caca malu-malu.sambil menutupi mukanya dengan kedua tangannya.

Kubalas caca dengan senyuman.

Andai caca tau yang sebenarnya terjadi pasti caca nggak akan sebaik itu padaku.dia akan lebih posesif untuk menjaga bulan.apalagi dariku dia akan lebih menjaganya.
"Ya sudah.aku pergi dulu.mari".
Aku melayangkan senyuman manis pada bulan dan caca setelah itu mengangguk dan melambaikan tangan.

Dikoridor rumah sakit.

Aku melangkah kan kakiku menuju ruanganku dengan cepat lalu tepat di depan ruangan mayat aku merasa ada sebuah kehangatan di tangan kiriku dan menarikku ke dalam ruangan itu.

Deg.itu yang aku rasakan saat ada seseorang yang sedang memelukku dari belakang dan terisak.ku lihat tangannya yang melingkar di punggungku dengan sangat erat.dan kurasakan kehangatan dari pelukannya.ku rasa aku mengenalnya walau tanpa suara.

Ruang jenazah yang dianggap sangat kental akan hawa mistis dan bergidik ngeri saat mendengarnya atau menginjakan kaki disini  sekarang tidak aku rasakan lagi.yang aku rasakan hanyalah kenyamanan yang aku dapatkan dari sang pangeran malam.

Dia memang tak mengatakan apapun.tapi aku bisa mendengar suara hatinya dari degup jantungnya yang seolah mengatakan sesuatu.senyum perlahan terbit di bibirku saat sekian lama dia hanya diam dan tiba tiba memecah keheningan ruangan dengan suara" aku sangat sayang kamu matahari.percayalah!".

"Apa jaminannya jika hatimu berubah dan berkata lain suatu saat nanti".aku membalikan tubuhku menghadapnya dan mengangkat satu alisku ke atas." ayo jawab!".

Bulan Rindu MatahariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang