09 - Ghibah be Like.

3.9K 157 8
                                    

K

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


K

uy follow @nsd.quotes di instagram.

********

"Lis, makan yuk, laper."

Alana menepuk-nepuk perutnya, Lisya yang sedang sibuk menyelesaikan catatan dipapan tulis itu menoleh.

Sekitar 20 menit lagi bel istirahat akan berbunyi. Namun Lisya masih saja sibuk dengan papan tulis, menulis materi indah yang enggan ditulis oleh penduduk kelas.

Lisya menatap Alana tanpa ekspresi. "Lo gak liat gue lagi nulis?"

"Lagian gak ada yang nulis. Rajin amat sih lo. Nih tulisan juga bakal hilang kena punggung dan tangan setan anak cowok dikelas ini nanti."

Lisya menunjuk Sona dan Tiwi, salah dua murid dikelas itu yang sibuk menyalin tulisan dipapan tulis. "Masih ada yang mau nulis."

Alana mendelik, ia menunjuki cowok-cowok yang sibuk main pesawat kertas sudah seperti anak PAUD, Alana juga menunjuk gerombolan cewek-cewek yang sedang menggunjing Siti Alay chie bidadarie terchakitie.

Telunjuk Alana juga menunjuk kearah tiga cowok ahli bokep yang sedang mojok dengan resleting celana tinggal setengah. Juga cowok ganteng yang sibuk main gitar sambil bernyanyi serta para bucin-bucinnya yang rela sakit telinga mendengar nyanyiannya.

Alana bahkan menunjuk cewek yang sedang sibuk mencari kutu temannya.

Meski bobrok bukan berarti tidak normal.

"Banyak yang gak nulis juga sih Lis. Terus ada dua anak lo yang bolos sejak bu Nana keluar setelah ngasih catatan sepanjang novel 300 halaman."

"Tapi masih ada yang nulis juga. Kalo lo mau makan, sana aja sendiri. Gue gak mau." Tolak Lisya. Kemudian gadis itu kembali menulis dipapan tulis.

Alana meringis. Ia memegangi perutnya yang sudah berbunyi tak karuan.

Ada pertanyaan, Kenapa Alana tidak ke kantin sendiri saja?

Tanyakan kepada mayoritas murid perempuan yang sedang sekolah atau pernah sekolah. 88% dari mereka tidak ada yang mau ke kantin atau ke warung sekolah sendirian. Itu mutlak dan hanya mereka yang tau alasannya.

Akhirnya Alana memutuskan untuk menyusul Acha dan Yuna yang sudah membolos duluan ke perpustakaan.

Tidak seperti perpustakaan pada umumnya yang selalu tenang dan sepi, perpustakaan sekolah mereka malah sangat ramai seperti odading mang oleh.

Guru penjaga perpustakaan sangat humble dan kekinian. Tidak ada kata 'Ssstt' disana. Namun tetap saja jarang dikunjungi. Itulah yang membuat Alana, Yuna, Acha dan Lisya menjadikan tempat itu sebagai tempat tongkrongan.

Mereka bisa santai disana, membolos tanpa ketahuan guru lain, menonton film, mendengarkan musik, membaca novel, dan tentunya belajar juga.

*****

ALANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang