dia

12 2 0
                                    

Kenapa rasanya begitu sukar?
Meski hanya sekedar
Bertukar kabar :"((

Matahari telah berganti dengan bulan. Terang telah berganti dengan gelap. Didalam sebuah ruangan terdapat dua insan yang sedang bergelut dengan dunianya masing.

Benar. Felya dan Gibran sedang sibuk dengan urusannya masing-masing. Gibran dengan acara di tv dan Felya dengan setumpuk buku tugasnya.

Hanya ada suara tv yang terdengar diruangan ini.

Hingga...

"Lo bisa kecil ngga sih volume tuh Tv? Gue mau belajar nih" tanya Felya pada Gibran, atau lebih tepatnya meminta.

"Hm.." Gibran mengurangi volume suara Tv. Ia berdecak sebal.

"Lya. Gue laper. Buatin makanan dong" pinta Gibran pada Felya.

Tampak Felya yang menghembuskan napasnya kasar.
"Lo tuh ya..? Ngga liat nih? Gue lagi belajar tau. Gue juga capek kali, gue yang beresin nih apart. Sedangkan lo malah enak-enakan tidur. Buat sendiri sono"

'Buset... emang semua cewek selalu begini ya? Ngomong pake kecepatan 125 km/detik?' -batin Gibran

"Gue ini suami lo Lya. Harusnya lo lebih mentingin gue. Daripada apapun, kecuali Allah sama orangtua kita." Ucap Gibran berusaha menahan mulutnya yang sudah teramat sangat ingin mengomeli anak manja ini.

"Dan harusnya lo sebagai suami yang baik. Ngertiin dong keadaan istri lo. Gue kan masih belajar. Kalo mau gue yang buat. Yaa tunggu gue selesai belajar. Kalo engga ya udah buat sendiri" Felya masih berusaha membela diri.

"Lo selesai belajarnya jam berapa?" Tanya Gibran. Jujur Ia malas membuat makanan sendiri. Meski hanya sekedar memasak mie instan.

"Bentar lagi. Udah lo nonton aja acara tv lo." Perintah Felya.

Tak selang beberapa lama, ponsel Gibran berdering.
Menampakkan sebuah nama.

Mama

Jawab》》     《《 Tolak

Tak butuh waktu lama, Gibran langsung menjawab telpon dari mamanya.

"Assalamu'alaikum.. halo?"

"..."

"Iya Ma. Tenang aja. Gibran akur kok sama menantu pilihan mama ini"

"..."

" hahaa.... bilang sama Abang Ma, kapan nyusul Gibran? Masa adeknya duluan "

Mendengar kalimat "kapan nyusul Gibran?"  sontak membuat tubuh Felya menegang. Apa maksudnya kapan nyusul? Felya menepuk jidatnya sendiri.

'Dasar bodoh! Yaaa udah jelas nikah lah. Kan nih cowok tengil baru aja nikah'

"Oohh... oke Ma. Besok Gibran bawa menantu pilihan Mama ke rumah Mama"

"..."

"Iya. Wa'alaikum salam"

Gibran menoleh ke arah Felya. Dilihatnya gadis itu sedang melamun.

"Mikirin apaan sih Ly?" Tanya Gibran.
Melihat tak ada reaksi dari Felya.
Gibran menepuk pundak Felya. Sontak saja Felya terkejut

"Astaghfirullahal 'adziim! Iihhh... lo tuh yaaa... bisa ngga sih ngga usah ngagetin gue"

"Lya. Gue nanya lo mikirin apaan?" Gibran masih berusaha sabar menghadapi gadis ini.

"Bukan urusan lo." Jawabnya singkat

"Hm" hening kembali menyapa diantara keduanya.
Jam sudah menunjukkan pukul 20.06 Felya menutup lembaran setumpuk buku tugasnya. Kemudian Ia melihat suaminya yang masih asik dengan filmnya.

"Lo mau makan apa?" Tanya Felya to the point

"Nasi goreng" jawabnya tanpa melihat Felya.

"Pedes ngga?" Tanya Felya lagi.

"Iya" jawabnya lagi tanpa melihat Felya.
Felya menghembuskan napasnya sembari mengelus dadanya.

'Sabar Fel... sabar... lo harus sabar ngadepin manusia kutub selatan ngga tau diri satu ini' -batin Felya.

Kemudian Felya melesat pergi ke dapur dan memulai memasak. Sejujurnya perutnya pun sudah meronta sedari tadi meminta sesuap nasi.

Tak butuh waktu lama, Felya sudah selesai membuat nasi goreng. Hanya sekedar nasi goreng sederhana. Setidaknya cukup untuk mengisi perut yang sesari tadi meminta untuk segera di isi.

Bertepatan dengan itu Gibran menghampiri Felya yang baru saja hendak memanggilnya

'Dasar manusia kutub selatan. Astaghfirullah... Ya Allah... mimpi apa Felya punya suami kayak gini?' -batin Felya

"Mau gue ambilin apa ambil sendiri?" Tanya Felya yang lebih tepat seperti tawaran

"Ngga perlu" jawab nya singkat.

"Bagus kalo gitu." Ucap Felya singkat

Tiba-tiba Gibran teringat sesuatu...

"Lya, besok jangan lupa bawa baju ganti ya. Mama mau kita nginep di rumah Mama besok." Ucapnya ditengah-tengah makannya.

"Lo juga?" Tanya Felya memastikan

"Jangan tanya kalo lo sendiri udah tau jawabannya" jawab Gibran kemudian Ia melanjutkan makannya

Felya mendengus sebal. Apa salahnya tinggal menjawab iya? Kenapa Gibran selalu menyebalkan. Membuat Felya ingin merobek mulutnya yang menyebalkan itu.

****

Felya menyusul Gibran yang sudah lebih dulu ada di kamar. Tidak salahkan jika mereka satu kamar?

Felya langsung menuju kamar mandi yang ada di dalam kamar mereka. Ia segera membersihkan tubuhnya dengan mandi. Begitu keluar dari kamar mandi, Ia melihat Gibran tidak ada di dalam kamarnya.

'Baguslah... dia ngga ada disini'

Kemudian Felya berjalan mendekati lemari pakaiannya dan memilih pakaian nya. Pilihannya jatuh pada baju tidur bermotif kartun kesukaannya "my little pony" berwarna ungu. Dengan lengan pendek dan celana panjang.

Tak butuh waktu lama untuk Felya mengenakan pakaian tidurnya

"Ly.....a?" Gibran terkejut melihat Felya yang.... sudah tidur?

Baru saja Ia ingin bertanya sesuatu. Ternyata istrinya itu sudah tertidur.

'Haaa.aaahh ya udah lah. Udah tidur juga bocahnya' -batin Gibran

Holaaa....???? Gimana? Mau dilanjut kagak nihh cerita?
Komen dong. Biar tau nihhh gimana kedepannya. Hehe..

DiLyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang