Pernah berfikir mencoba mengakhiri hidup?Tak ada yang menarik dari kehidupannya kedua orang tua yang sering bertengkar, tak memiliki teman, dijauhi tanpa sebab, tak memiliki bakat dan hanya dapat mengeluh.
Kurang lebih seperti itulah kehidupan felix lee, tak ada yang spesial. Hanya satu hal yang membuatnya merasa menyukai hidup, dan satu hal itu ia sembunyikan mati-matian
Melewati begitu saja, seakan tak ada masalah sama sekali. Menatap kedua orang tuanya dengan meminum air dingin yang baru saja ia ambil di kulkas. Felix tak berminat memisahkan pertengkarang kedua orang tuanya
Lagian buat apa dipisah? Ujung-ujungnya dirinya menjadi penyebab semuanya
Felix tak ambil pusing, memilih berjalan keluar rumah. Hari ini hari minggu, buat apa ia berlama-lama dirumah.
Mengembungkan pipinya bosan, sebenarnya ia bisa memesan taxi ataupun meminta jemput. Hanya saja felix ingin menaiki bus. Sudah lama sejak 1 tahun belakangan ini dirinya tak pernah menaiki bus. Seseorang tak memperbolehkan felix menaiki bus dengan alasan, bisa saja kamu digoda pria lain
Selama didalam bus felix merasa kehidupannya kembali. Ia sangat senang pada anak kecil yang sedari tadi berceloteh ria dengan sang ibu
Pasti menyenangkan, bercerita sepanjang perjalanan bersama ibu. Sayangnya felix tak pernah meraskannya
Tersenyum tipis, tujuannya sudah sampai. Tinggal berjalan 10 menit. Ia sampai pada apartemen mewah, pria nya
-----
Dengan langkah semangat, felix menekan bell menunggu seseorang membukakan pintu. Tangannya sudah membawa kresek putih dirinya sempat membelikan sarapan pagi. Karena ia yakin, pria yang kini ia datangi belum makan pagi
“baby” dengan wajah khas bangun tidur pria dihadapannya tersenyum , felix terkekeh senang. Memeluk pria dihadapannya yang masih lengkap dengan boxer dan baju putih polos
“pagi-pagi sekali, ada apa?”
Menggelengkan kepalanya, ikut memasuki apartemen yang memang sangat luas. Kadang felix iri, kapan ia memiliki apartemen seluas ini
“belum makan bukan? Aku bawakan nasi ayam , tadi beli dijalan ughh berat” felix mendecak tak suka, selalu manja seperti ini. Tangan yang melingkar diperutnya, belum hembusan nafas yang mengenai permukaan lehernya
“kangen atau ada masalah?” tanya nya, felix tak menjawab
“tak ada apa-apa, hanya bosan. Ayo makan” mencoba melepaskan pelukannya, felix mengembungkan pipinya. Dilihatnya pria yang baru saja bangun tidur itu menariknya hingga ke arah sofa
“kangen” mendudukan felix dipangkuannya, felix tersenyum. Merasakan sensasi geli disekitar lehernya
“geli jisung”
“bilang apa? Peraturannya, bukankah aku sudah melarang memanggil jisung” felix mengangguk, mengecup bibir jisung kilat
“maaf, ada apa? Kusut sekali muka daddy” felix terkekeh, sebenarnya memanggil jisung dengan sebutan daddy membuatnya cukup geli. Pasalnya jisung hanya berjarak 2 tahun lebih tua darinya. Dan felix harus memanggil sebutan daddy? Ohh yang benar saja
“jinhee memaksa untuk menjalankan pernikahan secepatnya” felix mengangguk, satu tahun bersama jisung membuatnya mengerti bagaimana kehidupan daddy-nya ini
“omong-omong, bagaimana? Sudah membeli pakaian kesukaanmu? Maaf tak bisa mengantar, uang yang kemarin sudah habis?” menggelengkan kepalanya, ini yang felix suka dari jisung. Selalu menanyakan uang nya sudah habis atau belum
KAMU SEDANG MEMBACA
123 | I Love You • Sunglix ✔
Losowe[ tentang jisung yang mencintai felix dan felix yang menyukai jisung ] [ oneshoot , twoshoot, chap (?) ] Dom! Jisung Sub! Felix ©pinkybbeu