"Light"

159 75 15
                                    

Tunggu adalah sebuah kata yang berarti sesuatu yang baik akan terjadi. Sebuah kata yang bahkan ketika, seperti gelombang, aku pergi ketempat yang jauh, kau akan tetap menemukanku.

      Johan sedang duduk membaca buku dikamarnya, saat ini jam 9 malam, cuacanya sangat dingin karena hujan. Shima yang ingin bertanya sesuatu menghampiri Johan dikamar. "Johan, apa aku boleh menanyakan sesuatu?" tanya Shima.
"Kamu ingin bertanya tentang apa?" jawab Johan dengan masih membaca buku. "Apa kamu berencana menyukaiku? Apa kamu akan mencintaiku?" tanya Shima dengan mata penuh harap. Johan yang tidak tahu apa maksud Shima menaruh bukunya dan mengatakan bahwa dia tidak berencana. "Kenapa kamu menjawabnya sekarang, ini kan pertanyaan sulit seharusnya kamu butuh berfikir" ucap Shima kesal. Johan melihat ke arah jam "Bukankah ini sudah malam? Apa kamu tidak ingin tidur? Sekarang dingin sekali, kamu harus tidur. Naiklah kekamarmu dan tidur!" perintah Johan. Shima hanya menatap Johan dengan kesal dan bibir yang dimoncongkan. Shima kemudiam berjalan dan menaiki tangga untuk menuju ke kamarnya.

      Cahaya mentari mulai masuk dari celah celah cendela kamar Johan. Suara Daniel dan Ray pun sudah terdengar sibuk. Johan mulai membuka mata dan menguap. Kemudian Johan menuju meja makan untuk mendapatkan sesuatu.
      "Dimana Shima?" tanya Johan sambil memakan makanannya. "Mungkin dia masih tidur, biar ku siapkan makanan untuknya" jawab Daniel. Johan yang merasa Daniel lebih perhatian kepada Shima lantas langsung menghentika Daniel. "Tidak, aku saja yang akan siapkan, dia suka makan mie, aku akan buatkan untuknya" Ucap Johan sambil tersenyum. Saat Johan membuat mienya, Shima keluar dari kamar dan menghampiri mereka di meja makan. "Kamu sudah bangun, Johan sedang membuat makananmu" kata Ray. Shima melihat kearah Johan sambil tersenyum. Kemudian Johan memberikan mie kepada Shima lantas ia memakannya. "Ohh ya, aku nanti akan pergi dengan Shima, kalian tolong jaga rumah" permintaan  Johan kepada Ray dan Daniel. Mereka hanya diam sambil mengangguk.
      Saat sudah selesai makan, Johan meminta Shima untuk mandi dan bersiap siap. Shima lantas menuruti dan pergi kekamarnya. Johan juga nampak bersiap siap dengan memakai jasnya. "Kita mau kemana?" tanya Shima. "Aku akan mengajakmu kesuatu tempat" ucap Johan sambil tersenyum dan mengelus rambut Shima. Kemudian mereka masuk mobil dan menuju ke suatu taman lampion. "Apa ini, pemandangannya benar benar indah, disini banyak sekali warna, aku tidak pernah melihatnya di bawah laut sebelumnya" ujar Shima. "Kamu suka? Ayo kita masuk" jawab Johan sambil menggandeng tangan Shima. Mereka kemudian melihat lihat, membeli makanan, tertawa bersama, mereka sungguh bahagia.
      Ketika Johan sedang menyuapi Shima, ia melihat mesin boneka dan mengajak Shima untuk kesana. "Jika kamu memasukkan koin dan memainkannya, kamu akan mendapat boneka" kata Johan. Shima yang sangat tertarik dengan boneka yang ada di dalam kotak itu lantas mencoba mendapatkannya. Tapi boneka itu sulit sekali untuk didapatkan, Shima sudah mencobanya beberapa kali. "Aku tidak bisa mendapatkannya, kita pergi saja" kata Shima karena kesal. "Kalau kamu sudah menetapkan keputusanmu, kamu tidak boleh menyerah sampai hal itu menjadi milikmu" ujar Johan sambil tersenyum kearah Shima. Kemudian Johan menyuruh Shima untuk menunggunya di dekat lampion merah. "Aku ada urusan, kamu tunggu saja disana, aku akan segera kembali" perintah Johan sambil memegang alisnya. Shima yang mendengarkan apa yang dikatakan Johan lantas menuju ketempat itu. Johan yang tersenyum melihat Shima kemudian membeli koin dengan tujuan ingin mendapatkan boneka yang nantinya diberikan kepada Shima.
     Saat mencoba mendapatkan boneka itu, tiba tiba Johan dipukul dengan kayu yang sangat keras. Kemudian Johan dibawa ke sebuah bangunan seperti rumah sakit yang sudah tidak dipakai. Shima yang sudah menunggu Johan sangat lama lantas memutuskan untuk mencari Johan. Shima tidak dapat menemukan Johan, kemudian dia pergi ke taman didekat petunjukan lampion. Karena Shima tidak berhati hati, dia hampir saja tertabrak oleh sebuah mobil. "Kakiku sakit sekali, dimana Johan, aku sangat mengkhawatirkannya. Aku akan menelfon Johan sekarang" ucap Shima. Johan yang sedang dalam keadaan pingsan dibuat sadar dengan suara ponselnya, lantas ia mengangkatnya. "Shima kamu dimana? Kamu pulang saja, aku masih ada urusan. Apa kamu sakit? Aku akan segera kesana"kata Johan sangat panik. Johan juga menelfon polisi untuk jaga jaga jika Johan mengalami sesuatu. Kemudian dari arah belakang terdengar suara langkah kaki "Serahkan semua uangmu atau kamu tak akan kembali, serahkan juga gelang itu" kata perampok sambil melirik gelang Shima. Mengingat ini gelang Shima yang penuh akan kenangan, Johan berusaha untuk melarikan diri. Perampok itu memukul Johan dan terjadilah perkelahian, kemudian perampok menodongkan pisau kearah Johan. Tak lama kemudian sirine polisi terdengar dan membuat perampok itu ketakutan lantas lari. "Apa kamu baik baik saja, maaf kami datang terlambat" kata petugas polisi. "Baiklah, sekarang antar aku ke taman di belakang lampion, temanku sedang sakit" perintah Johan dengan panik. Kemudian polisi dan Johan menuju kesana, Johan yang khawatir dibuat sangat khawatir karena Shima tidak mengangkat telfonnya. "Aishh! Kenapa dia mematikan ponselnya, ayo lebih cepat, temanku sedang sendiri dan kesakitan." perintah Johan. Petugas polisi yang dibuat bingung dengan Johan hanya dapat menurutinya. "Bukankah kamu yang lebih sakit, dan sedang sendirian?" kata petugas polisi. Johan yang baru sadar akan tingkahnya kemudian hanya diam.
      Setelah sampai di taman, Johan langsung menghampiri Shima dan menahan rasa sakitnya. "Apa yang terjadi padamu? Mana yang sakit?" tanya Johan. "Kenapa kami seperti ini? Apa ini sakit?" tanya Shima dengan khawatir. "Aku yang memberimu pertanyaan, jangan khawatirkan aku, kenapa kamu sakit? Apa sekarang kamu baik baik saja?" tanya Johan sambil memeriksa tubuh Shima. "Kenapa kamu penuh luka? Apa ini semua karena aku? Aku tidak suka kamu seperti ini, lebih baik aku pulang ke asalku agar aku tidak merepotkanmu" kata Shima sambil menatap Johan. "Kamu bahkan tidak merepotkanku, apa ini karena pertanyaan mu kemarin? Baik, aku berencana menyukaimu, aku sudah berencana. Jadi jangan pergi" kata Johan sambil memeluk Shima.

Apa kamu baik baik saja? Hmm, itu adalah sebuah kata yang berarti seseorang berharap aku tidak terluka. Sebuah kata yang menghangatkan.

Bersambung...
Tinggalin jejak ya
Salam : GhostLister

You Are My DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang