" Ehh, Van," Lavia terkejut karena Vano menaruh jaketnya di pundak Lavia" Pake aja, lo kedinginan kan?" Tanya Vano
Lavia hanya mengangguk dengan tersenyum simpul. Senyumannya tidak menghilang sedikitpun hingga sampai di villa.
" Lo pada kemana hah?" Tanya Cheysa yang sudah stand by di depan pintu villa
" Main basket dong!" Jawab Vano bangga , Ezra yang berdiri dibelakang Cheysa hanya dapat geleng - geleng
" Malem-malem gini?" Lanjut Cheysa menginterogasi
" Iya lah, kalau nggak percaya tanya aja sama nih anak," Tunjuk Vano ke Lavia. " iyakan, Lav?"lanjut Vano
" Iya," jawab Lavia singkat, padat, dan jelas
" Emang disini ada lapangan basket?" Tanya Ezra
" Ada dong, makanya jadi orang jangan mageran, besok gue tunjukkin tempatnya deh,"
" Yaudah besok pagi ,awas Lo boong!" Cheysa menyelesaikan interogasi nya
" Siap bro," ucap Vano dengan posisi tangan hormat. Cheysa langsung pergi tanpa memperdulikan Vano, karena matanya tinggal tersisa 5 watt. Ezra dan Lavia lantas mengikuti Cheysa.
Tinggallah Vano sendirian di luar
" Yah, gue ditinggalin,"
***
Terik matahari mulai menyusup melalui celah-celah jendela, memaksa mata untuk terbuka
Lama kelamaan cahaya semakin besar, membuat Lavia terpaksa terbangun
" Chey, gorden nya nggak usah dibuka Napa," pinta lavia dengan nyawa yang belum terkumpul semua
" Bangun lav ini udah pagi, nanti rejeki Lo di patok Vano tuh,"
" Biarin aja, masih ngantuk tau," bukannya bangun ia malah menarik selimutnya dan kembali tidur
" Lavia bangun!" Teriak Cheysa sambil mengguncangkan badan Lavia
" Woi kebo bangun!"lanjut Lavia semakin kesal" Iya...iya.."Lavia langsung terbangun, ia memilih menurut dari pada nanti di guyur pake air!
" Gitu donk, buruan mandi katanya hari ini mau nunjukin ke gue lapangan basketnya,"
" Iya," Lavia berjalan dengan kaki gontai menuju kamar mandi yang berada di dekat pintu kamar mereka
***
" Woi! Lo pada ngapain sih didalam?" Teriak Vano dari luar pintu kamar Lavia dan Cheysa
" Berisik tau Van," sewot Cheysa
" Lo pada sih,lama banget," gerutu Vano
" Yaudah sih Van, ayok buruan, keburu siang nanti" lerai Ezra, disusul anggukan Lavia
Vano menatap tajam Cheysa, begitu juga sebaliknya. Sebelum terjadi hal yang mengerikan, Lavia segera menarik tangan Cheysa keluar
" Udahlah, ayo!" Ajak Ezra
" Hooh!"
***
" Bener kan gue," bangga Vano
" Iya," Cheysa membalas malas
Sekarang mereka sudah sampai di lapangan basket kemarin, Vano terlihat bangga, senyum terus mengembang di wajahnya tanpa henti. Ucapannya terbukti benar
" Nggak usah senyum Van ,ngeri tau nggak," sindir Ezra tajam
Seketika raut muka Vano berubah masam,
KAMU SEDANG MEMBACA
4JSVR
AdventureTerjebak dalam suatu permainan yang membahayakan keselamatan mereka, serta perjalanan yang membuktikan seberapa kuatnya persahabatan mereka, entah ini nyata atau tidak. Disana mereka harus memilih hal yang sangat sulit dipilih. Tantangan demi tantan...