Hari ini adalah hari yang tidak di tunggu-tunggu oleh Faizha, ini adalah hari yang tidak ia inginkan, kalau bisa ia tidak mau hari ini terjadi dalam hidupnya, maksudnya Faizha tak ingin menikah dengan pria yang tidak di kenalnya.
Setelah kedatangan keluarga Calonnya beberapa minggu yang lalu, datang mengkhitbahnya, mereka menginginkan Faizha segera mereka nikahkan dengan Anaknya, setelah selesai ujian. Dan ya sekarang Faizha sudah selesai ujian dan tinggal menerima hasil dari kerja kerasnya.
Faizha meruntuki nasibnya, dia harus menikah dengan pria yang tidak di kenalnya jangankan kenal, melihat wajahnya pun baru beberapa kali itupun dari foto. itu di karenakan kesibukan calonnya.
Waktu keluarga calonnya datang mengkhitbah dirinya, hanya Ayah dan ibu calonya itu yang datang kerumah Faizha. Karna calonnya itu tidak bisa hadir dikarenakan ada pekerjaan di luar kota, yang tidak bisa di tinggalkan.
Dipandangnya wajah cantik itu dari Kaca, hari ini Faizha sangat cantik dengan pakaian pengantin putihnya. Hari ini Faizha nampak jauh lebih cantik dari biasanya, dengan kerudung yang melekat di kepalanya dan mutiara kecil di kepalanya. Setelah di bujuk habis-habisan akhirnya Faizha mau menggunakan Kerudung, Awalnya dirinya enggan menggunakan itu. Menurutnya itu sangat ribet dan Faizha tidak suka yang ribet.
Faizha di tutun Sarah untuk duduk di sisi ranjang kasur Faizha. Sarah mengelus lembut punggung Faizha, untuk menenangkan faizha, karna Faizha terlihat sangat gugup Terlihat dari remasan tangan faizha kedua tanganya sedang saling memilin sampai menimbulkan kemerahan pada kulitnya.
"Tenang Zha nggak usah kawatir, tadi ummi habis liat calonya Izha ganteng banget lho heheh" ucap sarah sambil mengoda Faizha agar tidak tegang.
"Ih ummi" Faizha menatap jengah sarah, lalu tanganya mencubit kecil lengan Sarah.
Sarah terkekeh melihat Faizha yang kesal.
Sah...!!!
Terdengar teriakan dari Ruang tengah tempat Akad di adakan.
Deg
Seketika jantung Faizha memompa dengan cepat. Detik ini mungkin ini waktu yang dia tidak inginkan sejak tadi. Status baru telah melekat pada dirinya, sekarang dirinya bukan lagi sendiri, ada orang yang melekat pada dirinya yaitu suaminya. Dirinya telah menyandang status sebagai seorang istri.
Air mata Faizha keluar dari pelupuk mata indah Faizha, bukan karna menangis karna bahagia seperti orang-orang yang bahagia karna menyandang status baru ini, Faizha menangis karna merutuki nasipnya ini.
"Nggak usah nagis zha. Ummi tau izha bahagia tapi nggak usah nagis Zha, ummi jadi ikut terharu kan." Ucap Sarah tersenyum manis dan langsung memeluk tubuh Faizha.
Faizha sedikit meringis karna ucapan umminya, umminya mengira dia bahagia. Dan sebenarnya ini jauh dari kata bahagia andai umminya tau. Dia tau umminya sangat mengarapkan ini dan kebahagiaan Faizha, Dan Faizha sangat tau itu karna umminya sangat menyayanginya jujur Faizha pun sama Sarah adalah sosok ummi yang faizha sangat sayangi. tapi Faizha sungguh tidak menginginkan ini, ini jauh dari harapan Faizha tapi Faizha menganggap
Sarah merangkul tubuh Faizha dan membawanya berjalan menuju ketempat ijab kobul di laksanakan. Faihza berjalan perlahan sedikit tertatih karena dirinya tidak biasa menggunakan sepatu hak tinggi.
Semua mata di ruangan itu tertuju pada Faizha, mereka semua memandang takjub pada Faizha yang terlihat ayu dengan penampilanya. Faizha yang mendapat tatapan itu hanya menatap kedepan tanpa menghiraukan mereka. Tidak ada senyum atau bahkan sedikit melirik mereka, raut wajah Faizha terlihat datar.
Faizha perlahan duduk di samping pria yang kini resmi menjadi suaminya, pria itu menegok kearah Faizha dan tersenyum manis kearahnya, Faizha tidak membalas senyum itu dan lebih memilih menunduk.
Pria itu perlahan memasukan cincin kejari manis Faizha dengan perlahan. Membuat Faizha terkesiap, dan karena tuntunan dari pembawa acara Faizha juga mulai memasukan cicin kejari manis Arga Bramanjaya laki-laki tampan, yang kini sudah resmi menjadi suaminya.
Tapi berbeda dengan Arga yang memasukanya perlahan, Faizha memasukan dengan Asal. Tanpa menghiraukan siapapun, yang ada di fikiran Faizha hanya semua acara menyebalkan ini segera terselesaikan.
"Ciumm...!!!" Teriakan dari kursi undangan yang menghadiri Acara itu, Faizha tidak menghiraukanya dan memilih menegok kearah lain.
Cup
Faizha tersentak ketika dirinya kebali menegok kearah depan, Arga mencium keningnya. Seketika jantung Faizha memompa dengan sangat cepat berbeda dengan debaran tadi dirinya di kamar, ini debaran aneh yang tidak bisa terdeskripsikan.
Semua orang yang ada di ruangan itu bersorak kencang, ada yang baper, ada yang teriak-teriak tidak jelas. Faizha sedari tadi hanya memalingkan wajah kesamping, pipi Faizha memanas, blussing---pipi Faizha memerah, faizha meruntuki pipinya kenapa dia memerah untuk apa, tanya Faizha dalam hati.
***
Setelah selesai acara resepsi Faizha berjalan kearah kamarnya, badannya sangat pegal karena banyaknya tamu yang datang, kolega kerja ayahnya,
dan Ayah mertuanya sangat banyak.Faizha melepas sepatu hak tinggi yang bertengger cantik di kakinya setelah itu menjinjingnya, kakinya nyilu akibat Sepatu yang sangat tinggi itu, seumur-umur baru kali ini Faizha mengunakanya. Faizha tak terbiasa membuatnya tertatih-tatih dan terseleo akibat memakainya, meminta bantuan? semua orang masih di depan tenda tempat resepsi tadi. Faizha lebih memilih pergi kekamar dulu.
Faizha membuka kamarnya yang sudah di sulap cantik dengan bungga-bunga di sekelilingnya dan ranjangnya terdapat kelopak bungga-bungga mawar merah, serta harum ruangannga sangat pekat, dan sejujurnya Faizha tidak suka ini.
Faizha berjalan kearah kamar mandi dirinya ingin berendam di bak mandinya.
Beberapa menit--mungkin hampir tiga puluh menit Faizha di kamar mandi, Faizha tersadar dari tidurnya karna kelelahan faizha sampai tertidur di kamar mandi, untung dirinya tidak tenggelam di bak itu karna ketiduran, di ambilnya handuk putih setelah melilitkannya di badannya Faizha perlahan keluar dari kamar mandi.
Mata Faizha seketika melotot melihat seorang pria sedang duduk di ranjangnya sambil memainkan benda persegi panjang yang sering di sebut ponsel itu. Faizha baru tersadar, ternyata itu Arga suaminya, tanpa menghiraukanya faizha berjalan kearah lemarinya untuk memakai pakaianya.
Setelah memakai pakaiannya dengan baju tidur pink bermotif bunga Faizha berjalan kearah ranjangnya dan langsung berbaring di sana tanpa memperhatiakan pria yang kini sedang menagapnya.
"Faizha," panggil Arga. Tapi faizha tak bergeming dari tempatnya.
"Faizha," panggil Arga kedua kali, Faizha mulai terusik dari tidurnya tapi tak membuatnya beranjak dari tidurnya.
"Faizha," panggil Arga ketiga kali, tapi Faizha masih belum bergeming. Arga tau sejak tadi istrinya itu belum tidur, Arga bisa melihat mata Faizha yang masih bergoyang dan kadang terbuka.
Arga menyentuh pundak Faizha sambil menghela nafas, membiarkan Faizha, mungkin istrinya itu teramat lelah. Tapi justru Faizha bangkit dari tidurnya menatap Arga tajam. Arga tersenyum tipis mentap Faizha. Mata Faizha semakin membola menatap Arga, Arga tau wajah marah istrinya itu tapi dengan gerakan cepat Arga menjulirkan tanganya menyentuh puncuk kepala Faizha membuat Faizha telonjak kaget, Arga menutup matanya sambil merapalkan doa untuk keberlangsungan rumah tangganya, jujur ini memebuat hati Faizha sedikit bergetar entah kenapa. Selanjutnya Arga mencium puncuk kepala Faizha membuat Faizha terpaku--membolakan matanya. Arga tersenyum simpul.
"Zha sholat yuk?" Ajak Arga
"Kamu aja aku ngantuk mau tidur," ucap Faizha acuh dan langsung menarik selimut tebalnya.
"Ayo zha solat."
"Ya udah solat sono aku males. Mau tidur,nggak usah ngganggu dengan hal hal nggak penting dehhh!" Faizha mulai kesal dengan Arga, dia meneggelamkan tubuhnya semakin dalam di selimut tebalnya, terdengar helaian nafas dari belakang tubuh Faizha yang dia tau itu adalah Arga.
Maafkan Typo berterbangan :V
Di lanjut baca ya.Kisah Faizha dan Arga.
Maafkan part-part awal yang aburadul ini.😊
KAMU SEDANG MEMBACA
Let Me Love You (Complete✔)
Spiritual(CERITA TAMAT) •Rank #01 - pernikahan [07-07-19] •Rank #1 - Spiritual [22-01-20] "Abi akan menjodohkan kamu dengan Anak teman Abi" Deg... Faizha langsung bangkit dari tempat tidurnya, di tegakkannya badanya. Mata Faizha menatap lekat mata Ahmad Abi...