Saat itu terjadi, sebenarnya aku tersesat.
Pikiranku disesatkan dengan suatu rasa misterius yang tak kukenali. Rasa aneh yang selalu timbul bahkan ketika aku hanya mendengar namanya saja. Rasa aneh yang dapat membuatku seketika senang luar biasa sampai sakit seperti jatuh dari puncak gedung Burj Khalifa. Rasa aneh yang mungkin dapat menandingi logika.
Jangan tanya aku apa itu, aku sendiri saja tidak tahu.
Dia meminta kesempatan kedua, sembari mengenggam kedua tanganku yang terasa dingin.
Aku masih mengingat suaranya, ekspresi wajahnya, dan gestur tubuhnya kala itu. Aku mampu melihat usahanya yang sangat besar agar aku mau memberinya kesempatan kedua. Salah satunya dari ekspresi wajah memelasnya.
Pikiran dan perasaanku berperang saat itu. Pikiranku ingin aku menolaknya, namun perasaanku sebaliknya.
Kalian mungkin sudah tahu kan aku memilih yang mana?
---
Aku membuka mataku, disambut dengan sebuah dinding berwarna putih dengan tirai jendela yang berwarna senada. Ponselku menyala dan bergetar dengan kencang, tanganku mencoba untuk cepat meraih dan mematikannya.
Tiba-tiba sepasang lengan kekar itu memeluk pinggangku dari belakang. Aku dapat dengan jelas merasakan kepalanya kini bertumpu pada bahuku. Napasnya saja bahkan kurasakan menerpa leher dan telingaku.
Lama-lama aku bisa gila karena dia. Iya, dia Taehyung.
"Sayang.." Taehyung memanggilku dengan suara beratnya. "Jam berapa sekarang?"
Aku membuka lockscreen ponselku.
Oh tidak, jam 8 pagi.
Aku segera beranjak dari kasurku dan hendak berlari menuju kamar mandi ketika lengan-lengan itu kembali menarikku ke atas kasur. "Kim Taehyung!" Aku mencoba melepaskan diri dari pelukannya yang semakin erat itu.
"Jawab pertanyaanku dulu."
Aku menghembuskan napasku kasar. "Baik-baik! Sekarang jam delapan dan kita terlambat, kita harus bergegas!"
Tak lama kemudian, dia tertawa pelan.
"Mengapa tertawa? Telat itu bukan sesuatu hal yang lucu!"
Dia pun dengan perlahan menghentikan aktivitasnya. "Akan lebih lucu lagi jika aku membiarkanmu untuk pergi di hari Minggu."
Aku menoleh padanya, dengan mata membulat sempurna. "A-ah, benarkah? Sekarang hari minggu?"
"Kalau tidak percaya, coba cek ponselmu."
Benar saja, hari ini hari minggu. Aku hanya bisa tersenyum kecil sedangkan dia sudah kembali merengkuh pinggangku dan menarikku kembali ke dalam pelukannya. Sesekali ia mencium pipiku.
Bisa-bisa aku gila betulan.
Aku mendorong dada bidang miliknya pelan, menjauhkan badan itu dariku. Dia pun sedikit bergeser dan kembali terlelap dengan kedua tangannya yang memeluk guling. Aku berbalik memunggungi dirinya, menatap kearah pintu kamarku yang terbuat dari kayu itu.
"Apa aku membuat keputusan yang benar? Apa aku sanggup untuk membantunya? Bagaimana jika aku tidak sanggup?"
Hatiku tiba-tiba menjadi sangat cemas. Cemas karena mengkhawatirkan seorang pria di belakangku yang sudah resmi menjadi kekasihku selama hampir 3 bulan ini.
Jujur saja, selama tiga bulan aku bersamanya dia benar-benar berubah. Dia sama sekali tidak pernah marah dan melukaiku, baik dalam perkataan maupun kekerasan fisik. Sekarang, dia bahkan mencoba untuk lebih terbuka denganku. Sifatnya benar-benar berubah 180 derajat bila dibandingkan ketika ia menculikku dulu.
Hubungan kami memang baik-baik saja, namun sepertinya...
...aku merasa ada yang janggal?
Ah, tidak.
Itu hanya perasaanku saja. Mungkin aku tidak terbiasa dengan seorang Kim Taehyung yang berperilaku baik seperti ini.
Tiba-tiba aku melihat dia beranjak dari tempat tidur kemudian berjalan menuju pintu kamar mandi.
Namun, ada sesuatu yang mampu meyakinkanku bahwa ada sesuatu yang janggal.
Dia menyeringai...
...dan aku tidak tahu alasan dibalik seringaian singkat itu.
---
KAMU SEDANG MEMBACA
Change | kim taehyung
Fanfiction"I'll change only for you." Ketika dia, Kim Taehyung, mencoba untuk 'melawan' dirinya sendiri. [continuation from Psychopath Stalker | kim taehyung, read it first!] [COMPLETED] on Nov, 17 2019