Jeon Wonwoo
Hanin University
Won, kamu pulang sendirian ya. Ada yang harus aku kerjakan bersama Dokyeom.
Wonwoo mengantup mulutnya dengan rapat. Alis kirinya sedikit terangkat, usai membaca pesan yang Joshua kirimkan padanya. Pergi lagi? Tanyanya, cukup monolog pelan. Ingin rasanya Wonwoo membalas pesan itu dengan rengekan. Kalian pergi ke mana? Boleh aku ikut? Tapi rasanya mustahil. Ia akan terlihat seperti anak perempuan yang merajuk karena ditinggal oleh kawannya. Harga diri Wonwoo akan jatuh, sulit bangkit.
Usai membalas pesan Joshua dengan sebuah emotikan jempol yang teracung tinggi, Wonwoo kembali melanjutkan langkahnya. Perkuliahan hari ini berakhir lebih cepat. Ia jadi memiliki banyak waktu luang untuk mencari hiburan sebentar. Sendirian bukan masalah besar. Ia tak perlu teman, untuk menggantikan posisi Joshua ataupun Dokyeom.
Semenjak beberapa Minggu terakhir, rasanya Wonwoo hendak melayangkan protes. Joshua dan Dokyeom seolah-olah lebih sering menghabiskan waktu bersama, tanpa dirinya. Padahal, Wonwoo dan Joshua lebih dulu saling mengenal, sejak sekolah menengah atas. Bukan si laki-laki pindahan Universitas Daesik yang baru dua bulan ini mereka kenal.
Kacamata bulatnya dilepas. Memasang helm, lalu menutup kaca. Motor gede yang Wonwoo pakai setiap hari itu suaranya sedikit berubah. Menghibur diri dengan datang ke bengkel langganan, seperti tidaklah buruk.
Jeon Wonwoo. Berbeda dengan Joshua Hong yang memiliki darah keturunan Amerika, Wonwoo terlahir dan dibesarkan di Korea Selatan. Di pusat kota Seoul. Sejak pertama kali Joshua pindah ke Korea, Wonwoo adalah teman pertamanya.
Joshua sering kesulitan karena tidak begitu mengerti dengan bahasa Korea. Ia selalu membuka aplikasi kamus bahasa Korea-Inggris yang tersimpan aman di dalam ponselnya. Jika ingin bicara, dibuka dulu aplikasi tersebut. Takut salah.
Dari Wonwoo juga, Joshua belajar makan dengan menggunakan sumpit. Membiasakan diri dengan cita rasa makanan Korea, serta budayanya. Jika diingat sudah seberapa dekat hubungan Wonwoo dan Joshua, sulit dipercaya kalau laki-laki Hong itu melupakan kawannya, hanya karena kehadiran sosok teman lain. Lee Dokyeom.
"Tumben datang sendiri," Tuan Cha menegur.
Bahkan tukang bengkel pun sudah hafal. Biasanya Wonwoo ditemani Joshua untuk memeriksa kondisi motor kesayangan di sana. Aneh, ini adalah pertama kalinya Wonwoo pergi tanpa Joshua.
"Lagi sibuk. Maklum, semester akhir."
"Kalau yang satunya itu, siapa namanya?"
"Dokyeom? Dia juga. Sama-sama sibuk."
Tidak masalah, kan, kalau Wonwoo berbohong sedikit? Selagi tidak ketahuan, akan terasa aman.
Tidak sekali-dua kali ini terjadi. Rasanya seperti telah dilupakan. Ditinggalkan begitu saja, sedangkan kedua sahabatnya, Wonwoo yakini tengah asik menghabiskan waktu bersama. Pernah sekali ia mengajukan keinginan untuk ikut, kami hanya sebentar, sahut Joshua. Rasanya sangat menyebalkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
3 Sides (✓)
Fanfiction[Joshua, Wonwoo and DK Seventeen Fanfiction] Karena setiap sudut pandang, akan menghasilkan persepsi yang berbeda. Jangan salahkan seseorang, hanya dengan melihat satu sudut pandang. Cobalah membuka mata, maka kau akan melihat ada begitu banyak fakt...