"Alin..."
"Alin..."
"Alin... Sini nak, bunda kangen..."
Bunda...
Aku mendengar suara lembut itu...Dimana aku...?
Tempat ini tak bisa ku kenali...
Semuanya gelap..."Alin...bunda kangen..."
Sungguh, aku tidak bisa mengeluarkan suara sedikitpun...
Lidah ini terasa kelu..."Alin... Sini nak..."
Bunda...
Alin juga kangen sama bunda...
"Alin..."
Bunda...
"Alin... Bunda kangen kamu sayang..."
Bun...
Jangan nangis bunda...
Alin gak suka kalo bunda nangis...
"BUNDA!!!"
...
Aku terbangun...
Pukul 3.25...
Terlalu pagi untuk seorang Guanlin...
Napasku sedikit memburu...
keringat pun membasahi dahi...
Aku beranjak dari tempat tidur dan kulangkahkan kaki ku menuju dapur untuk mengambil segelas air yang mungkin bisa menenangkan diriku sejenak....
Rasa kantuk ku menghilang, digantikan oleh pikiran yang kalut karena mimpi itu...
Entah kenapa aku teringat pada Bunda...
Aku merindukannya, padahal baru saja tiga bulan yang lalu aku pulang menemui beliau...Bunda...
Alin kangen...
-RINDU-
Seperti biasa, aku terjebak dalam kemacetan parah. Jakarta selalu begini, dan sialnya aku berangkat kesiangan. Semenjak mimpi itu, aku hanya melamun di meja makan. Tanpa sadar, aku kembali tertidur dengan posisi kepala yang menunduk ke meja. Lalu, aku bangun pukul 7.30.
*Tin tin~
Oh iya, namaku Guanlin. Aku lahir di Bandung, tanggal 23 September 1994. Aku bekerja di sebuah perusahaan milik Koh Ong, sebagai direktur.
Dulu, saat aku masih menjadi seorang perantau, aku bertemu dengan Koh Ong di jalan. Kemudian kami mengobrol sebentar dan esoknya ia kembali menemuiku dan memberiku sebuah pekerjaan.
Tentunya tidak langsung menjadi direktur. Pertama, ia menempatkanku sebagai cleaning service, lalu naik pangkat menjadi sekretarisnya, kemudian menjadi manager dan akhirnya aku terpilih untuk menjadi direktur perusahaan.
*Kriing... Kriing...
"Siapa sih yang nelpon pas lagi kek gini, ah! Halo?"
"...Halo?"
"Iya, ini siapa?"
"Alin...ini tétéh."
"...Téh, kok nomernya gak di kenal?"