Deadline yang diberikan oleh Dixion Guroup adalah 1 bulan, Alena yakin dan optimis jika dia bisa menyelesaikan gambarnya sebelum batas akhir. Alena mulai memikirkan desain yang akan dia gambar, pertama-tama ia mulai mencari referensi dari google. Alea juga menyempatkan mengunjungi beberapa bangunan bergaya klasik setelah jam pelajarannya selesai.
Alena mulai mendekati meja gambarnya yang berukuran A1, tak lupa pula ia mengucapkan basmalah sebelum menggoreskan pensilnya ke kertas putih di hadapannya. Mata Alena begitu fokus saat menarik garis-garis itu, beberapa panggilan dan pesan yang masuk tak ada yang ia respon. Menjadi suatu kebiasaan jika ia sedang fokus menggambar maka ponselnya sengaja ia silent agar tidak memecah konsentrasinya. Terkadang ia juga melupakan makan dan minum sampai-sampai mulutnya mengering.
Waktu telah menunjukkan pukul 22.00, tanpa terasa sudah 4 jam berlalu semenjak ia duduk didepan meja itu. Matanya mulai lelah melihat tumpukan garis itu, ia merebahkan tubuhnya diatas tempat tidur yang tidak terlalu luas itu. Alena sedikit memijat keningnya lalu mengompres matanya dengan kain basah untuk mengendurkan syarafnya yang tegang. Tak lupa pula Alena mengatur alarm pukul 2 dini hari sebelum memejamkan matanya untuk mengingatkannya sholat tahajud.
"You can't leave from me Alena" kata lelaki itu sambil mencengkram erat lengannya.
"Don't touch me!!! we're not muhrim " bentak Alena sambil menepis tangan lelaki itu.
"I''ll get you my muhrim Alena.... I'll .... and I'm promise " ucap lelaki itu sambil menunjuk jarinya ke wajah Alena.
Braakkk
Alena terbangun dari tidurnya dengan napas terengah-engah sembari mengucapkan istighfar. Segera ia membaca doa mimpi buruk untuk menenangkan hatinya.
Mimpi itu begitu nyata baginya, sampai saat inipun jantung Alena masih berdetak dengan kencang. Ia segera bangun dari tempat tidurnya dan mengambil air wudhu karena sudah masuk waktunya sholat tahajud.
Diantara kesunyian malam, para malaikat diutus turun ke bumi untuk melihat siapa hambanya yang taat menjalankan perintahnya. Alena bersujud dihadapan Sang Pencipta untuk mencurahkan segala keluh kesah dalam hatinya.
"Ya Allah berikanlah petunjuk bagi hambamu ini. Tenangkanlah hati hamba yang sedang gusar ini. Lancarkanlah semua jalan hamba Ya Allah. Semoga mimpi tadi hanyalah sebuah bunga tidur karena hamba lupa membaca doa sebelum tidur. Amin"
Begitulah doa yang Alena panjatkan. Setelah selesai sholat Alena melanjutkan gambarnya kembali sembari menunggu waktu sholat subuh.
🍁🍁🍁🍁🍁
Pagi menyingsing. Cahaya mentari menerobos masuk melalui celah-celah kecil dibalik gorden jendela kamar Alena. Akhirnya Alena bisa bangun dengan segar setelah berkutat dengan desainnya kurang lebih 3 minggu lamanya. Alena bersyukur karena bisa menyelesaikan desainnya tepat pada waktunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Assalamualaikum My Beloved (Revisi)
Romance"Don't touch me! we're not muhrim!" bentak Alena. "Oke, I'll get you my muhrim!" kata Maliq dengan tegas. Awalnya Maliq menyukai Alena karena karakternya yang berbeda namun seiring dengan penolakan yang Alena tunjukkan membuat Maliq terobsesi untu...