2. My No is a Yes

6.5K 661 166
                                    

#TsundereGyu

•••

"Mingyu, masih marah?"

Tapi tidak ada sahutan, pemuda tinggi itu masih mempertahankan wajah datarnya. Ia kembali keruang tengah apartemennya membawa botol minum yang baru saja ia ambil. Sedangkan pemuda manis dengan kacamata bulatnya masih setia mengekori langkah Mingyu dibelakang.

"Mingyu~"

"Kim Mingyu..., ya ampun."

"Ck, jangan mengikuti ku terus Wonu."

Wonwoo cemberut, kekasihnya ini sungguh sulit dibujuk kalau sudah marah begini. Wajah datarnya bisa bertahan sampai seharian penuh. Sifat pencemburu kekasih beruangnya itu sangat merepotkan.

"Sayang, aku minta maaf. Tadi itu sangat dadakan, aku sampai lupa mengabarimu."

"Hm."

"Aku bicara jujur, aku dan Seungcheol hyung hanya pergi membeli DVD game terbaru."

"Iya."

Tapi sayangnya Wonwoo sudah terlalu hafal. Bahwa 'iya' yang keluar dari mulut kekasihnya sama dengan 'aku masih marah'. Maka dengan itu dia kembali melancarkan aksi membujuknya.

"Wonu harus apa?"

Akhirnya, Mingyu menaruh atensinya pada makhluk manis yang sudah menekuk bibirnya kebawah. Sekuat tenaga dia menahan tangannya agak tidak memeluk pemuda manis ini. Sungguh kekasihnya sangat manis, dia bahkan tidak bisa marah terlalu lama padanya.

"Sana main game dengan Seungcheol hyung."

Tapi yang keluar dari belah bibirnya malah kebalikannya.

"Astaga, jadi Mingyu masih marah dengan Wonu? Tidak ada pelukan malam ini? Hanya selimut?"

Bibir pink Wonwoo makin melengkung kebawah mendapati Mingyu yang sok fokus dengan acara Tv yang sedang tayang. Padahal dia berniat mengajak Mingyu bertanding game barunya. Tetapi kekasih possesive nya justru cemburu begitu tau kalau ia pergi dengan Seungcheol tanpa memberi tahu dia lebih dulu. Berakhir dengan Mingyu yang kini masih marah padanya.

Wonwoo memainkan ujung kaos putih kebesaran milik Mingyu yang ia pakai. Menunggu barang kali Mingyu berubah pikiran. Lima menit..., namun Mingyu masih mendiamkannya.

Tangannya mengusak air mata yang menggenang dibalik kacamata bulatnya. Ujung hidungnya bahkan sudah memerah ingin menangis. Wonwoo menggigit bibir bawahnya sebelum mengecup pipi Mingyu dan berkata,

"Jangan tidur larut malam."

Lalu Wonwoo beranjak masuk kedalam kamar mereka. Sedangkan diluar, Mingyu menghela napas. Ia tidak ingin marah pada Wonwoo tapi ia juga cemburu. Kenapa mulutnya ini selalu mengeluarkan kalimat berlawanan dengan hatinya. Ia malah membuat si manis itu menangis.

...

Cklek.

Wonwoo menghapus air matanya begitu mendengar suara pintu terbuka. Langkah kaki yang berjalan mendekati ranjang seolah memintanya untuk berbalik. Ia tau itu pasti Mingyu, tetapi kekasihnya itu sedang marah padanya. Maka ia mengurungkan niatnya untuk berbalik.

Tetapi sebuah tangan besar yang memeluk pinggangnya membuat Wonwoo membuka matanya kembali.

"Maaf, aku tidak marah."

Bisikan juga kecupan kecil ia rasakan dibelakang telinganya. Maka ia berbalik, wajah merah bekas menangisnya menatap wajah tegas Mingyu. Sang dominan langsung mengecup belah bibir Wonwoo yang terbuka.

"Mingyu tidak marah lagi?"

Mingyu mengangguk, tersenyum memamerkan taringnya yang menyembul. Sebuah senyuman lebar terbit diwajah Wonwoo sampai hidungnya berkerut lucu. Ia lekas memeluk tubuh besar Mingyu. Menenggelamkan wajah manisnya di dada bidang itu.

"Mingyu tidak boleh marah, Wonu mau pelukan saat tidur."

"Dengan syarat tidak boleh pergi dengan siapapun tanpa izin."

Wonwoo mengangguk semangat didada Mingyu. Membuat sang dominan terkekeh gemas dan menjatuhi seribu kecupan sayang dipucuk kepalanya.

"Mau cium."

Wonwoo menangkup wajah Mingyu lalu mencuri kecupan dibibirnya. Keduanya malah berakhir saling berbagi ciuman dalam dekapan. Selalu begini, mereka tidak bisa berjauhan dalam waktu lama.

Beginilah jika dua orang dengan kepribadian berbeda dipersatukan. Semuanya akan menemukan titik terang. Dimana mereka akan menemukan kesamaan didalam rasa saling mengerti dan memahami. Walau terkadang kata maaf turut serta ditengah perjalanan. Tidak apa, itulah kehidupan.





Sorry for typos.

Aman kan ini tidak mengandung unsur kotor sama sekali. Maaf jika slow up dan tidak memuaskan.



Satu lagi work amatiran saya, masih berbau Meanie. Tapi saya ingin mencoba hal baru. Silahkan yang ingin melihat-lihat. Menghujat pun boleh, mangga...

Setelah ini saya akan mengetik chap ketiga Akrasia. Work ini penuh dengan warning dan saya selalu membuka kolom hujatan.

Akhir kata, Terima kasih.

See u~


NOUVELLE || MEANIE ( PAUSE )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang