Hari ini yujin gak masuk sekolah, udah hari kedua dia bolos. Males ketemu minju, apa lagi liat biji wijen keliaran dimana mana. Yujin juga ngga ngabarin apa apa ke minju.
Setelah jalan sore dengan yuri dan bertanya apa minju menerimanya kasihan. Yuri dengan gamblang menjawab,
"Yaiyalah kasian. Dia kan sering liat lo di lampu merah!" Kata yuri pada yujin. Ngga lupa sambil nggas. Membuat yujin pulang kerumah semakin uring uringan.
Yujin lagi leha leha di kasur sambil main nintendo switch nya. 2 hari dia gunain untuk tidur, main, merenung, repeat. Kalo ga main ya menungin minju.
.
.
.
.Ditempat lain, tepatnya di sekolah. Chae, yena dan hyewon lagi duduk di kelas nunggu guru masuk.
"Si doggy ga dateng lagi?" Tanya chae.
"Ya biasa masih galau" jawab yena.
Yujin emang udah ngabari teman temannya kalau dia lagi brantem sama minju dan males ke sekolah. Yujin pernah nitip kalau ditanyain minju bilang aja ngga tau.
"Karma sih tu anak ngatain gua jomblo mulu" kata hyewon.
"Yeuu tega lo liat temen galau?" Tanya yena.
"Ya gapapa biar kita ngerdus bertiga" kata chae menimpali.
"Lo pada gimana sih. Gue pacaran, malah pada putus"
"Yaudah lo putus aja kalo masih ngerasa sohib kita" kata hyewon enteng.
"Belum pernah di patok bebek ya lo?!" Kata yena yang kesal, hyewon kalo ngomong suka sembarangan. Kan yena dapetin yuri susah.
"Eheemm" batuk seseorang.
"Lah kak minju ngapain?" Tanya hyewon yang melihat minju udah diri di dekat pintu.
"Yujin udah masuk belum?" Tanya minju.
"Belum kak, mau kita telfon aja ngga?" kata chae yang kasian melihat minju mencari yujin 2 hari ini. Sedangkan yujin menyembunyikan diri dirumah.
"Gausah deh hehe. Makasih ya" senyum minju lalu pergi dari sana.
"Cantik gitu bisa bisanya ujin ngcuekin. Heran dah" kata yena.
.
.
.
."Gimana?" Tanya sakura setelah menunggu minju keluar dari kelas yujin. Sengaja nunggu diluar biar gak ketemu chae.
Minju menggeleng dengan wajah sedih. Yujin dengan tega menghilang tanpa kabar. Mengabaikan pesannya dan menolak telfonnya. Sok ganteng si ujin ini di cariin bidadari.
"Minju, sakura, ada apa?" Tanya yuri yang baru datang setelah dari toilet tadi.
"Yujin belum masuk" jawab sakura.
"Lo ikut gue aja. Gue anter kerumah yujin" kata yuri.
Minju emang belum pernah kerumah yuri. Dia ngga tau kalau rumah yuri dan yujin itu berhadapan. Minju hanya tau kalau yuri tinggal ngga jauh dari rumah yujin.
Minju langsung menatap yuri dengan mata berbinar lalu mengangguk antusias. Minju butuh ketemu yujin sekarang. Semoga yujin ngga ngusir dia.
.
.
.
."Kalah mulu dah! Bego emang ni yang main!" Ucap yujin menghempas nintendonya di kasur. Padahal yang main itu dirinya sendiri.
Tookk tokkkk
Yujin melihat ke arah pintu. Tidak ada yang masuk padahal pintu ngga di kunci. Jadinya yujin membiarkan saja tanpa memerintahkan masuk.
Braaakkk braaakkk
Suara ketokan pintu berubah menjadi gedoran keras membuat yujin kaget, lalu berjalan menuju pintu.
"Siapa sih gedor ged-" kata yujin membuka pintu dengan kesalnya. Tapi malah terkejut melihat siapa yang didepannya.
Ya, ada yuri yang di belakangnya ada minju tengah menggigit bibir bawah dan meremas ujung kemeja sekolahnya.
Yujin yang baru membuka pintu, mencoba menutup kembali tanpa berbicara.
"Eh ehhh. Gue mau masuk!" Kata yuri mendorong pintu terbuka lalu masuk.
"Gue ga punya makanan ikan disini. Di bawah banyak" kata yujin mengekori yuri. Minju ikutan ngekorin yujin.
"Lo sakit nyet? Kenapa ga sekolah?" Tanya yuri. Yujin mengambil nintendo dan duduk di sofa kamarnya.
"Iya sakit" jawab yujin santai.
Yuri dan minju duduk di pinggiran kasur yujin. Minju masih nunduk ga berani liat yujin. Yujin pun hanya fokus pada permainannya.
"Ini gue bawa obat lo" kata yuri memegang bahu minju. Yujin melihat sebentar lalu kembali fokus.
"Sok ganteng nyet!"
"Pulang lo mujaer!"
"Yaudah gue pulang!" Yuri berjalan ke arah pintu.
"Eh ini satu lagi di bawa!" Kata yujin menyuruh yuri membawa minju. Tapi yuri udah keburu nutup pintu keras.
.
.
.
.Suasana dikamar yujin mendadak hening. Yujin sama sekali ngga nganggap minju ada. Minju lagi berfikir kata kata apa yang pantas dia keluarkan.
"Yujin" cicit minju pelan.
Tidak ada jawaban,
"Ahn Yujin"
"Sayang!" Minju udah duduk disebelah yujin dan merampas nintendonya.
"Sinii!" Kata yujin mencoba mengambil nintendo.
"Ngga. Aku mau bicara"
"Bicara noh sama biji wijen"
"Aku serius"
"Ngga. Aku gamau denger" yujin bersiap ingin berdiri tapi ditahan oleh minju.
"Kamu ga kangen aku?"
"Ngapain kangen sama yang kangen orang lain" jawab yujin santai.
"Aku ga ada apa apa sama baejin"
"Terserah kak. Kalo lo ga ngehargain gue yaudah. Silahkan pergi dari sini dan temenin atlet badminton lo" kata yujin.
Yujin berjalan mendekati pintu. Semoga keputusannya benar pikirnya. Yujin merasakan sepertinya minju ngga lagi menganggapnya pacar semenjak acara osis itu dan seperti ada hubungan antara minju dan baejin.
Sebelum minju mutusin dia demi baejin, mending yujin duluan yang menyerah dengan perasaanya sendiri.
---------
KAMU SEDANG MEMBACA
PRÈCIOUS [S2] || Jinjoo Yenyul Chaekkura
Fiksi PenggemarBagaimana Kelanjutan Percintaan Jinjoo, Yenyul dan Chaekkura?