Bastian mengedarkan penglihatanya. Lalu berkata kepada Steffie.
”Tad..tadi aku gak sengaja ngeliat kuntilanak.”
Steffie tercengang lalu menjerit.
”Steff, tenang dulu!”
”Aaaa!!!” Steffie sudah seperti orang gila, dia tidak memperdulikan Bastian dan langsung berjalan masuk.
Menyalakan mesin dan melajukan mobil dengan kecepatan biadab.
Bastian yang menyaksikan dengan mata dan kepala sendiri tingkah Steffi hanya bisa memandang mobil yang berlalu itu dengan tatapan 'Kenapa-lo-tinggalin-gue-nyet'
Dengan lemas Bastian melangkahkan kakinya menyusul mobil tersebut.
-o-
Steffie memarkirkan mobil dengan sembarangan, ban mobil menjerit, penumpang terbanting serta membuat debu berterbangan.
”Settt...taan..” Umpat Salsha penuh penekanan, dia melotot ke arah Steffie dengan wajah murka.
Steffie mengangguk dengan wajah meminta maaf. ”Kita udah sampai,” katanya sambil membuka pintu mobil lalu keluar, di susul dengan Salsha dan (namakamu).
Ketiganya berjalan berdampingan, tiga pasang mata itu mengedarkan pendangan ke segala arah. Steffie bergidik, dia memperlambat langkahnya yang langsung di tarik oleh Salsha.
”Seremmm...” Gerutu Steffie, tak ada yang menanggapi perkataannya.
”Apa Diora gue tinggal di mobil aja ya?” (Namakamu) menghentikan langkahnya, dia memandang Salsha dan Steffie secara bergantian seakan meminta pendapat.
Salsha menggeleng sedangkan Steffie menangguk.
”Tinggal aja biar gue yang jagain.”
”Sih pirang bisa banget.” Salsha tak tahan untuk tidak mengacak-acak rambut pirang Steffie karena gemas mendengar ucapan wanita itu.
”Megang-megang aja kali, Sha, gausah pake acara ngejambak juga.” Sungut Steffie sambil menepis tangan Salsha.
”Kejambak ya? Ups, Sori. Gue minta maaf ya.””Pala lo peang ahh. Sori, sori, sori, belom lebaran.”
”Lo yang pea! minta maaf aja pake tunggu lebaran.”
”Ini kapan selesainya,” sela (namakamu) di tengah perdebatan tidak penting Salsha-Steffie.
”Tuh kan! Anak gue nangis lagi!”
Mengetahui anak (namakamu) nangis, Steffie malah loncat ke pelukan Salsha.”Napa sih lo!” Kesal Salsha mendorong Steffie agar menjauh.
”Ssshh,” Steffie membekap mulut Salsha, wajah tololnya mendadak berubah misterius.
”Lo tau gak, ini malem apaan?”
Tiba-tiba Salsha menolak kepala Steffie, sampai wanita itu terjerembab.
”Somplak lo ah, ngasih pertanyaan tapi bekep mulut gue, mau jawab pake apaan gue!”
Steffie bangkit dengan pandangan berapi-api dia berjalan dengan garang ke arah Salsha.
”Gausah nolak-nolak gue juga kali, nyet!” Kesal Steffie seraya menarik rambut Salsha.
”Gak pake nyet berapa bi.” Tidak terima dengan serangan Steffie, Salsha balas menyerang.
(Namakamu) yang menyaksikan hanya menunduk sambil menutup wajahnya dengan tangannya yang bebas.
”Gitu aja terus sampe seokarno bangkit dari kubur -..-” gumam (namakamu).
KAMU SEDANG MEMBACA
Pinocchio
Mystery / ThrillerRepost cerbung Muhammad Aryanda. Udah tamat ya, jangan lupa votenya ❤