01-Hari Pertama Kembali Sekolah

355 57 82
                                    

Happy Reading

23:00
Indah dalam balutan langit hitam. Puluhan bahkan ratusan bintang berkedip menghiasi malam bagai kilauan intan permata. Purnama hadir bagai matahari di siang hari. Angin semakin sejuk menusuk hingga ke tulang. Ramai suara jangkrik bagai burung di pagi hari. Hari semakin gelap, malam semakin larut menuju dini hari. 23:00 membuat mata Reina Meyvi Adriani yang sedang asik menonton youtube memerah, raganya melemah, lelah. Dan akhirnya terlelap dengan handphone yang masih di genggamnya. Begitulah Meyvi, gadis 16 tahun 1 bulan 6 hari yang memiliki paras cantik, tingkah yang konyol, banyak yang bilang petakilan, sangat mencintai seni terutama dunia musik, pandai juga membuat qoutes, yang sedang berjuang mendapatkan cinta sejatinya, dan tak lupa ia juga sangat setia menyayangi sahabatnya.

06:30
Mentari sudah tak malu lagi, sudah berani menampakan diri. Dari ufuk timur terlihat sinar begitu terang. Malam sudah berakhir, berganti dengan sinar mentari yang indah. Burung-burung berkicau merdu. Meyvi yang terbaring di tempat tidur akhirnya terbangun menyudahi mimpinya malam tadi. Melihat keluar jendela, hari ini terik sekali. Dia melihat jam dinding sudah menunjukkan pukul 06:30. Ternyata dia lupa memasang alarm, jadi tidak ada yang membangunkannya. Meyvi pun langsung buru-buru mandi dan siap-siap berangkat sekolah.

"Meyviiiiiii... cepetan mandinyaaa. Sekarang udah jam 06:40, nanti kita terlambat sekolah," teriak Vekha panik sambil mondar-mandir.

Ternyata Vekha sudah ada di bawah. Vekha Valenecia, sahabat terbaik Meyvi dengan parasnya yang cantik, hati yang lembut pula. Yang selalu berangkat dan pulang sekolah bersama. Dengan menggunakan perlengkapan yang sama persis alias kembar, mulai dari tas, sepatu, jam tangan, dan aksesoris lainnya, dengan wajah yang menurut anggapan orang mirip meski beda orang tua, Meyvi dan Vekha sering dijuluki anak kembar.

"Vekha, lu udah sampe? Tungguin gue sebentar," teriak Meyvi sambil mempercepat gerakannya.

Dengan tatanan rambut yang masih berantakan, baju yang sedikit kusut, Meyvi lari turun ke bawah, dan segera menuju sekolah.

"Meyvi bawa motornya cepetan, 15 menit lagi gerbang sekolah di tutup," ucap Vekha panik.

Dengan kecepatan 70km/jam Meyvi mengendarai motor kesayangannya layaknya seorang pembalap. Apesnya, di jalan dekat sekolah ban motor kesayangannya bocor. Dengan terpaksa mereka harus mendorong motor sampai ke sekolah.

"5 menit lagii..h, kita bisa-bisa telat nihh..hh. Vekha cepet bantuin gue..h dorong motornya biar cepet sampe sekolah," ucap Meyvi dengan nafas terengah-engah.

"Iya ini aku bantuin," balas Vekha.

Pak Bondi si penjaga sekolah menatap jam dan mulai siap-siap menutup gerbang. Dia melangkahkan kakinya menuju gerbang.

"Duh gawattttttt!!!!! Vekha itu ada Davin. Gimana dong? Mau di taro dimana muka gue kalo dia liat gue lagi dorong motor begini," ucap Meyvi panik.

"Udah kamu tenang aja, ni aku tutupin pake sapu tangan. Dah kita dorong lagi motornya, gerbangnya mau di tutup," balas Vekha.

Gerbang sekolah hampir saja di tutup. Muncul Davin Danendra, cowok puitis, dengan wajah tampan, hobi jurnalistik, fotografi dan melukis, yang berusaha mendapatkan hati Vekha namun malu untuk mengungkapkan perasaannya secara langsung. Dia melihat Vekha hampir terlambat sekolah. Davin pun mengajak ngobrol pak satpam penjaga gerbang sekolah agar pak satpam tidak menutup gerbang sekolah. Meyvi dan Vekha pun langsung buru-buru masuk ke dalam sekolah. Tanpa sadar, sapu tangan Vekha jatuh. Dan Davin mengambil sapu tangan itu.

07:00
Upacara berlangsung saat matahari terik sekali. Di sela upacara, di umumkan pemenang lomba puisi antarkota. Dan Davin menjadi juara 1 lomba puisi tersebut. Davin maju ke depan untuk diberikan selamat dan piala oleh pak Budi selaku kepala sekolah SMA Tunas Bangsa.

"Ya ampunnnn, Davin ganteng bangettttt.. Jago baca puisi lagi dia. Ga kebayang kalo gue jadian sama dia, pasti tiap hari gue di bacain puisi romantis," ucap Meyvi sambil tersenyum melayang-layang.

"Eh Meyvi, masih pagi udah menghayal aja. Baris yang bener, nanti si ketos galak mergokin kita bercanda pas upacara lagi," ucap Vekha.

Dari depan lapangan terlihat pandangan mata Davin tertuju ke Vekha. Entah mengapa Davin melihat Vekha begitu dalam sampai dia salah fokus saat di ajak salaman atas kemenangannya itu.

30 menit upacara berlangsung, upacara selesai. Davin masuk ke kelas Vekha untuk memberikan kado. Davin orang yang pemalu, oleh karena itu dia memasukan kado tersebut ke dalam tas Vekha. Tapi dia bingung karena tas Vekha dan Meyvi kembaran. Dengan insting, Davin memasukkan kado tersebut ke salah satu tas itu.

07:30
Bel berbunyi, semua siswa masuk ke kelas. Bu Rini masuk ke kelas Meyvi. Bu Rini adalah guru biologi yang super duper galak.

"Oke anak-anak, kalian sudah siap?" tanya bu Rini.

"Siap apa bu?" tanya murid-murid.

"Hari ini kita ULANGAN bab 6, siapkan alat tulis, masukkan buku ke dalam tas, simpan handphone kalian ke dalam tas. Kosongkan kolong meja, jangan sampai ibu menemukan contekan. Awas kalau di antara kalian ketahuan mencontek, ibu akan sobek kertas ulangan kalian dan akan ibu kosongkan nilainya," ucap bu Rini dengan tegas.

Seisi kelas kebingungan dan gaduh. Meyvi menemukan sepucuk surat dan sebatang cokelat di dalam tasnya. Meyvi dan Vekha kebingungan.

"Meyvi! Apa itu? Kertas contekan? Berani-beraninya ya kamu mau nyontek," tanya bu Rini.

"Saya juga gatau bu kenapa surat ini bisa ada di tas saya," jawab Meyvi kebingungan.

"Cepat kamu bacakan isi surat itu ke depan," ucap bu Rini.

Meyvi membacakan isi surat itu ke depan.

Tiap kata dalam goresan tinta ini
Mewakili tiap bait ungkapan isi hati
Mengungkap perasaan dalam bisu
Yang tersimpan di balik tabir rahasia
Ungkapkan rintihan cinta
Dalam hatiku
Telah terukir sebuah nama
Bukan dengan pena
Tapi dengan cinta tulus
Kepadamu, pemilik nama yang tersimpan diantara denyut nadi
Yang tersimpan bersama detak jantung
Yang tersimpan di selipan doaku
Telah tertangkai dalam teratai hati

Saat jumpa pertama
Kau gurat senyum dalam sapa
Terukir indah menyapa jiwa
Bagai bunga di taman surga
Senyummu telah terpatri
Yang mewarnai sunyinya hari
Pancaran sinar matamu
Membuatku terpaku pada senja yang beradu
Tuntunlah aku menuju hatimu
Terimalah segenap rasaku pada rasamu
Bersama menyulam cinta yang merona
~D

Seisi kelas tersenyum dan terkagum-kagum dengan puisi yang di bacakan Meyvi. Namun Meyvi merasa heran dengan puisi dan cokelat yang di berikan dari seseorang yang tidak di ketahui namanya, dia hanya menginisialkan dengan huruf D. Bu Rini menggeleng-gelengkan kepalanya dan menyuruh Meyvi duduk kembali ke bangkunya dan memulai ulangan biologi.

09:30
Bel istirahat berbunyi, Meyvi dan Vekha keluar kelas menuju kantin sekolah. Davin pun sedang berada di kantin. Dari kejauhan Davin mengambil foto Vekha melalui kamera kesayangannya. Entah seberapa rasa kagum dan cintanya Davin terhadap Vekha. Davin menulis sebuah puisi yang menggambarkan perasaannya saat ini.

Tak memiliki waktu yang tepat
Bertemu dan saling menyapa pun tak sempat
Atau menaruh hati satu sama lain di antaranya
Tapi ku yakin, cinta akan datang pada waktunya
Aku akan setia menunggu waktu itu tiba
~D

~Thanks for Reading.~


Halo Guys!
Gimana chapter 1 nya?
Mau tau kelanjutannya? Swipe up🔝
Jangan lupa untuk Vomentnya!

@arinaaps_

DilemaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang