PINK - 01

3K 258 2
                                    

Umur 23 tahun adalah umur yang cukup dewasa untuk seorang Annastasha Dwein Louie Hopper. Di umurnya saat ini cukup untuknya hidup mandiri. Lepas dari pengawasan keluarga yang terlalu protektif dalam melindunginya.

Lahir dari keluarga konglomerat bukan membuat hidup seorang Annastasha mudah. Dia memang bahagia bisa tinggal di dalam keluarga yang besar. Tapi, menjadi satu-satunya cucu perempuan dalam keluarga besar membuat semua orang di keluarganya memilih menjadi bodyguard-nya. Radar protektif mereka akan muncul jika Annastasha dekat atau bahkan berhubungan dengan orang-orang yang baru di kenalnya. Terlebih pria.

Ketiga saudara laki-lakinya, Tavish Daan Louie Hopper, alias sang kakak. Joshua Kanadian Dante Natanagawa, sepupu nya dari adik kedua mamanya, Dan terakhir, Kennathan Gauri Anurada Basel, sepupunya dari adik bungsu sang mama. Ketiga laki-laki itu adalah bodyguard Annastasha selama ini.

Jadi, ketika Annastasha lahir. Sifat protektif di keluarganya muncul. Annastasha adalah princess di keluarga Hopper. Dan menjadi kesayangan seluruh anggota keluarga besarnya.

Tahun ini, setelah akhirnya berhasil membujuk hampir seluruh anggota keluarganya. Annastasha berhasil untuk bisa di ijinkan pergi ke London demi menggapai mimpinya. Dan kesempatan ini tidak akan Annastasha sia-siakan sebelum keluarganya berubah pikiran.

"Kapan kamu akan berangkat ke london sayang?" Suara wanita yang sudah berumur itu menginterupsi kegiatannya yang sedang memasukkan barang-barang yang akan di bawanya ke dalam koper.

Dia menoleh kemudian mendekati wanita yang tak lain adalah ibunya,  mencium kedua pipinya dengan penuh kasih sayang. Meskipun sudah memiliki dua anak yang dewasa, pesonanya tidak pernah pudar. "Besok ma. I just checked everything here." Balasnya.

Sania Kimmi Huberry kini menduduki ranjang anak perempuan satu - satunya itu "Kakakmu sudah diberi kabar? Dia bilang akan mengantar."

Annastasha menggeleng. Dia mengambil tempat di sebelah Sania dan mulai memegang tangan ibunya yang sudah mulai berkeriput itu.

"Tangan mama sudah berkerut." Ucapnya sambil tersenyum. Disusul  oleh tawa Sania. Entah kenapa dia sedih melihat anak gadisnya berpisah dengannya. "Jangan menangis" ucap Annastasha yang menghapus air mata di wajah Sania.

"Mama pasti bakalan kangen sama kamu." Wanita itu menarik Annastasha ke dalam pelukannya.

Annastasha menepuk - nepuk punggung mamanya dengan lembut. Dia tahu hal ini pasti tidak akan mudah. Dari kecil dia selalu dekat dengan sang mama. Tapi, pilihan ini lah yang dia impikan sejak dulu.

"Mama tinggal susul aku. Kalau mama kangen suruh papa meminjamkan pesawat pribadinya untuk mama." Balas Annastasha lagi.

Sania kini melepas pelukan anaknya. Dia tersenyum. Disentuhnya dengan lembut wajah anak perempuan kesayangannya. "Berarti setiap hari dong mama naik pesawat pribadi papa kamu."

Annastasha tersenyum. "Mama." Panggilnya. Sania melihat kedua mata anaknya yang berlinang. Ada kegigihan di dalam mata itu.

"Aku tahu ini berat. Tapi, ini cita - cita ku sejak dulu. Aku harap mama mendukungku. Siapa lagi kalau bukan mama yang mendukungku."

Sania kembali mengangguk. Dia menarik tangan anaknya untuk di genggam. "Mama tahu. Mama dukung cita - cita kamu. Mama hanya khawatir karena selama ini kamu selalu tinggal di dekat mama. Jaga diri kamu. Selalu kabari mama. Sekali saja kamu telat atau tidak menghubungi mama, akan mama susul kesana." Jelas Sania yang di angguki Annastasha.

"Iya ma." Keduanya berpelukan. Didalam pelukan itu Annastasha membisikkan sesuatu. "Anna sayang mama."

^^^

PINK: Loves In PalaceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang