He to the llo , hello...............
Kenalin nama gue Aneska cantika, orang-orang biasa panggil gue Aneska.
.
.Bunyi alarm berdering dengan keras memekakan telinga, tidak membuat gadis bertubuh gempal bangun dari tidurnya. Ia masih saja terlentang diatas kasur dengan selimut tebal yang melilit badannya. Bahkan sinar matahari yang masuk melalui celah-celah jendela juga tidak membuat ia membuka matanya.
Terdengar suara gedoran dari luar kamar gadis itu, siapa lagi kalau bukan mona-mama aneska. Tidak seperti biasanya anak gadisnya bangun se-siang ini. Bisa ditebak, pasti semalam aneska menonton Drakor sampai larut malam.
Suara gedoran semakin keras, wanita paruh baya itu takut jika putrinya akan terlambat masuk sekolah di hari pertamanya .
Tidak sengaja mona memutar knop pintu kamar , dan.. Klekk!!!! Pintu tidak terkunci.
" Aishhhh, ngapain gue gedor-gedor pintu kalau ternyata ngga dikunci !" geram mona.
Dengan segera mona masuk kedalam kamar bernuansa biru. Terlihat sampah bekas makanan ringan dan bekas tisu berserakan dimana-mana serta laptop yang masih menyala diatas kasur. Ternyata benar dugaannya. Putrinya pasti habis menonton drakor tadi malam.
Mona mengguncang-guncangkan tubuh putrinya,tapi tidak ada respon apapun. Kemudian mona membuka gorden jendela agar cahaya matahari dapat masuk ke seluruh penjuru ruangan. Nampaknya Cara itu berhasil membangunkan putrinya, terdengar suara aneska yang beberapa kali menguap.
" oppa saranghae " ucap aneska sambil meregangkan otot-otonya, namun matanya masih terpejam.
Mona hanya menggeleng-gelengkan kepalanya melihat polah tingkah putrinya.
Mona menghampiri putrinya yang masih mengumpulkan nyawa dan duduk disampingnya, " Aneska cepat bangun dan bersiap-sia. sudah setengah 7, kamu bisa terlambat !"
Mendengar perkataan mamanya, Bola mata aneska membulat sempurna, kemudian ia menepuk jidatnya yang sedikit jenong.
" Ya ampun! Aneska bisa terlambat !"
Tanpa babibu aneska langsung berdiri dari kasur kemudian berlari menuju kamar mandi.
Lagi-lagi mona yang melihat tingkah putrinya hanya bisa geleng-geleng kepala.
Selepas putrinya masuk ke dalam kamar mandi, dengan sabar mona memunguti sampah yang berserakan kemudian membuangnya ketempat sampah disamping pintu kamar.
06.50
Dengan terburu-buru Aneska menyisir rambut panjangnya dan mengikatnya menjadi dua kunciran. Tidak seperti kebanyakan gadis lainnya, aneska sama sekali tidak menggunakan make up, dikarenakan faktor malas. Padahal dikamarnya disediakan perlengkapan make up lengkap oleh mona. kemudian aneska mengambil tas ransel miliknya yang tergantung di balik pintu. Dengan langkah yang dipercepat aneska menuruni anak tangga menuju lantai 1.
" aneska ayo sarapan!" teriak mona.
Kali ini mona sendiri yang menyiapkan sarapan. Meskipun hanya nasi goreng dan segelas susu. Karena ia ingin menyambut hari pertama sekolah putrinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aneska
Teen FictionTidak ada yang lebih menyakitkan dari sebuah penghianatan - Aneska Cantika -